Skip to content

Kebutuhan akan Allah

Bagaimanapun, orang yang sungguh-sungguh mencari wajah Tuhan melalui doa pagi, doa puasa, terus belajar mendengar Firman, pasti berbeda dengan orang yang tidak mencari Tuhan. Memang perbedaan ini sering tidak radikal, artinya tidak cepat, tidak mencolok, tetapi pasti ada perubahan. Dan perubahan itu bisa dirasakan oleh orang atau individu yang sungguh-sungguh mencari Tuhan. Indahnya, kerinduan untuk terus hidup di hadirat Tuhan akhirnya menjadi kebutuhan. Kita tidak memaksa diri kita untuk berdoa, tidak memaksa diri kita untuk doa puasa, tidak memaksa diri kita untuk datang ke gereja, otomatis kita mencari Tuhan.

Inilah orang yang mengalami haus dan lapar akan kebenaran. Kalau tubuh kita dengan metabolisme yang baik akan merasa lapar dan haus—kecuali tubuh sakit –maka demikian pula kalau metabolisme hidup rohani kita baik, maka kita akan berusaha mencari Tuhan. Ada kehausan akan Tuhan. Ada kelaparan akan Tuhan. Orang-orang seperti ini pasti mengasihi Tuhan. Jadi kalau sampai orang tidak haus dan lapar akan Tuhan, pasti dia tidak mengasihi Tuhan. Orang yang tidak merindukan Tuhan, tidak mungkin mengasihi Tuhan.

Orang yang benar-benar merindukan Tuhan akan merasa sangat membutuhkan, sehingga di matanya Allah itu sangat berharga, sangat bernilai. Jika demikian barulah ia dapat menyembah Allah dengan benar. Menyembah Allah dengan benar tidak dimulai dengan cakap menyanyikan lagu rohani dengan vokal yang baik, dengan pitch yang baik, atau dengan nada yang tepat; bukan dari situ. Penyembahan kita kepada Tuhan dimulai dari sikap hati kita yang menghormati Allah. Sikap menghormati Allah dibangun dari rasa kebutuhan akan Allah yang kuat bahwa Dia sangat berharga. Rasa butuh ini terbangun lewat tekad yang kita kobarkan dalam diri kita untuk mencari Tuhan.

Oleh sebab itu, mari kita memisahkan diri dari dunia dengan cara tidak menikmati kesenangankesenangan dunia seperti yang dinikmati manusia pada umumnya. Kita harus berani memilih jalan lain. Di zaman akhir, di tengah-tengah gelora kejahatan dunia hari ini, kita berhenti dari semua hobi dan kesenangan. Kita mau fokus mencari Tuhan, belajar firman, berdoa, berpuasa, dan melayani Tuhan. Pasti kita akan terpisah dari dunia. Jangan membuka mata terhadap tontonan, tampilan di gadget kita, atau apa pun, yang itu tidak membuat kita bertumbuh di dalam Tuhan, di mana Tuhan tidak ikut menikmati di dalamnya.

Sudah saatnya kita melepaskan semua itu, agar kecintaan kita kepada Tuhan makin membara, kerinduan kita akan Tuhan makin menyala. Sebab ketika bejana hati kita dikosongkan dari kesenangankesenangan dunia, maka kerinduan akan Tuhan menyala. Dan kalau kerinduan akan Tuhan ini menyala dan terus menyala sampai pada titik tertentu, kita tidak bisa balik. Kita baru bisa berkata, “Yang kuingini Engkau saja.” Sampai tingkat ini seseorang barulah bisa menjadi kekasih Tuhan yang ideal. Memiliki intimacy (keintiman) dengan Tuhan secara benar. Orang-orang seperti ini pasti dipelihara Tuhan secara khusus. Sejak di bumi, Tuhan akan lindungi. Yaitu bagaimana kehidupan rohani kita bertumbuh, bagaimana kita menjadi orang-orang yang layak disebut anak-anak Allah.

Perlu selalu diingat bahwa kesempatan untuk bergaul dengan Tuhan ini luar biasa nilainya. Tidak bisa diukur, tidak bisa ditakar dengan apa pun. Kesempatan untuk mencari Tuhan merupakan kesempatan yang mahal sekali. Kita diberi Tuhan kesempatan yang tidak ternilai di waktu yang singkat. Kita diberi Tuhan potensi untuk menemukan Tuhan, potensi untuk bergaul dengan Allah, mengenal Allah, berjalan dengan Allah; tetapi kesempatan itu terbatas.

Karenanya kita harus bisa menanggalkan semua kesibukan yang lain dan memfokuskan diri kita sepenuh-penuhnya untuk Tuhan. Roh Kudus kiranya menolong kita untuk membuang apa yang seharusnya kita buang, dan untuk tidak lagi memiliki kesenangan-kesenangan dunia atau hobi-hobi yang hanya untuk menyenangkan hati, kebanggaan, nilai diri, prestise, yang itu menjadi berhala di hidup kita. Kiranya Tuhan menolong kita untuk mengerti dan kita bisa sungguh-sungguh menjalani hidup kekristenan kita dengan benar di singkatnya umur hidup kita.

Perlu selalu diingat bahwa kesempatan untuk bergaul dengan Tuhan ini luar biasa nilainya.