Skip to content

Karpet Kesucian

 

Tuhan yang kita sembah bukanlah Tuhan yang tidak punya tatanan. Tuhan menciptakan kehidupan dengan tatanan, dengan hukum. Kalau suatu benda tidak tertopang, dia akan pasti jatuh. Ini hukum gravitasi. Dan banyak hukum lain, Archimedes, Aerodinamika, dan lain sebagainya. Semua ada tatanannya. Demikian pula hidup ini, ada tatanannya. Bagaimana supaya kita memiliki hidup yang baik-baik, artinya diberkati Tuhan, yang nantinya kita sampai ke Kanaan Surgawi yang merupakan tujuan akhir hidup kita? Ada tatanan, ada aturannya. 

Dan kita ke gereja untuk mendapatkan pengarahan. Kenapa hanya pengarahan? Karena lebih banyak ‘hal’ yang kita akan dengar nanti dari Roh Kudus melalui perjalanan hidup kita setiap hari. Juga ketika kita berdoa pribadi, membaca Alkitab, banyak yang kita akan dengar. Kalau pengarahannya salah, tidak mungkin kita bisa menjalani hidup dengan benar. Maka, mulai hari ini ubahlah hidup kita. Pertama, jangan berbuat dosa; berarti hidup suci. Kedua, jangan punya keinginan, jika bukan kehendak Allah. Sering kali kita yang sekarang kelihatan baik, nanti refleks dosanya muncul pada waktu kita duduk di meja makan, atau waktu kita menghadapi kasus. Ada kesalahan yang kita lakukan; itu bocor. Atau waktu berdoa, tekad kita untuk hidup suci luar biasa. Tapi kalau sudah menghadapi kehidupan, kita yang membuka atap, sehingga bocor. Dan setan membocori kita dengan kotoran-kotoran. 

Ulangan 8:1-2, “Segenap perintah, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, haruslah kamu lakukan dengan setia, supaya kamu hidup dan bertambah banyak dan kamu memasuki serta menduduki negeri yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu. Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak.” 

Di perjalanan hidup kita, Tuhan menguji, apakah kita benar-benar serius dalam berurusan dengan Tuhan, apakah kita merendahkan hati, apakah kita hidup suci. Sekarang kita tidak membutuhkan aniaya fisik. Tapi yang dibutuhkan adalah kesucian hidup, merendahkan hati di hadapan Tuhan, supaya kita diberkati Tuhan. Sejujurnya, kita tidak mengenal diri kita dengan baik. Allah yang tahu. Dan Tuhan tahu bagaimana mendidik kita untuk menjadi “mesin” Tuhan yang baik. Setiap kita punya masalah-masalah yang berbeda. Dan lewat masalah itu, Allah mau menyempurnakan kita. Kenapa Allah mengizinkan kita memiliki masalah—sakit penyakit, ekonomi, keluarga? Karena Allah mau membuat kita selamat di kekekalan; tujuannya adalah Kanaan Surgawi.  

Maka, rahasianya adalah jangan kita takut, jangan dengar fitnah setan; “kamu tidak bisa hidup suci, nanti kamu aneh.” Hidup suci itu harus. Tidak usah lihat yang tidak perlu dilihat. Hindari teman-teman pergaulan yang duniawi. Bukan menghindari pergaulan, tapi pintar-pintarlah kita, dan Roh Kudus akan menolong kita. Kalahkan monster dalam diri kita, dan Tuhan tahu bagaimana cara mengalahkan itu. Kita mau bertekad di sisa umur hidup kita ini, kita hidup suci. Tuhan bisa mengubah nasib kita dengan gampang, kalau Tuhan mau. Seperti membalik tangan. Jangan berpikir tidak ada jalan. Allah punya banyak jalan yang tak pernah kita pahami. Pandanglah masa depan kita. Kalau kita naik karpet kesucian, kita bisa terbang ke mana saja. Jangan kita membela diri, tunggu di pengadilan. Kita mau mendapat lawatan Tuhan. 

Ulangan 8:3, “Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN.”  Tuhan mau berfirman kepada kita setiap hari. Dia memberikan kita manna untuk kita makan, terutama manna rohani. Kita mencari Tuhan, karena kita mau detoksifikasi. Banyak dosa, pikiran kita keruh, banyak ter-distract. Mari kita serius mau membersihkan diri.

Pertaruhkan Tuhan dengan kesucian hidup, dan buktikan bahwa Dia hidup. Makin kita suci, makin kita bisa merasakan kehadiran Tuhan. Jangan seperti rumah bocor, kelihatannya baik-baik, begitu hujan, bocor. Begitu ada kesempatan berdosa, masih berbuat dosa. Kalau masih begitu, maka Roh Kudus tidak betah tinggal di dalam diri kita. Hidup suci itu abstrak, tapi Tuhan akan mengajarkan bagaimana kesucian itu.