Skip to content

Jangan Melawan Tuhan

Semua kita pasti mengalami persoalan atau masalah. Tidak ada kita yang tidak memiliki masalah; mungkin juga sedang berada dalam masalah. Masalah di sini maksudnya adalah hal-hal yang tidak mengenakan, yang menekan, yang mencemaskan, yang mengkhawatirkan hidup. Ke depan kita tidak tahu apa yang akan terjadi; atas diri kita, atas orang-orang yang kita kasihi dari keluarga sendiri, keluarga besar, sahabat, handai taulan dan lainnya. Tetapi pasti ada persoalan yang mencemaskan, mengkhawatirkan, mengancam, bahkan bisa merenggut ketenangan kita. Bagaimana kita dapat melewati semua itu? 

Seperti yang kita tahu, sesuai dengan Roma 8:28-29, masalah bisa mendewasakan kita, mempersiapkan kita untuk dilayakkan masuk Kerajaan Allah, menjadi anggota keluarga Kerajaan Allah. Lalu apa yang harus kita lakukan supaya kita bisa lewati bebagai masalah hidup? Satu ini jawabannya, yaitu jangan melawan Tuhan. Ini bukan kalimat sederhana. Semua kisah yang tertulis dalam Alkitab akan membuktikan kebenaran ini; siapa yang lawan Tuhan, akan hancur, dipermalukan, binasa. Mungkin pada awal-awal orang melawan Tuhan kelihatannya aman dan tidak masalah. Itu karena Tuhan dalam kesabaran-Nya memberi kesempatan seseorang bertobat, untuk berubah. Jadi sejatinya, bukan aman. 

Ke depan kita akan menghadapi berbagai persoalan hidup, namun pasti kita bisa melewatinya asal kita tidak melawan Tuhan. Jangan sombong. Apa yang dimaksud dengan melawan Tuhan itu? Orang yang melawan Tuhan adalah orang yang tidak peduli perasaan Tuhan. Bagaimana kita bisa menjaga perasaan Tuhan? Ini tidak mudah. Sejatinya, mencari uang lebih gampang dari mencari Tuhan. Walaupun harus diakui bahwa mencari uang itu sulit karena persaingan banyak, ruang kesempatan pekerjaan makin sempit. Yang punya modal saja belum tentu bisa menjalankan uang apalagi tidak punya modal. Di mana pun, di ujung langit mana pun, banyak orang tidak bertuhan pun hidup. Karena Tuhan memelihara semua makhluk dengan cara yang ajaib. 

Tetapi mencari Tuhan bukan hanya berarti kita datang ke gereja lalu otomatis menemukan Tuhan. Orang yang menemukan Tuhan adalah orang yang mengerti dan melakukan kehendak-Nya. Yang di dalam kesempatan ini, menjaga perasaan Allah. Mudah kalau hanya beragama. Tetapi bagaimana kita bisa memiliki hubungan dengan Tuhan, sehingga perasaan kita nyambung dengan perasaan Tuhan dan kita mengerti apa yang Allah tidak sukai dan apa yang Allah sukai. Kalau hidup bersama dengan seseorang—misalnya, suami istri—masing-masing semakin tahu apa yang pasangannya sukai dan apa yang dia tidak sukai. Dan tentu, sebagai manusia yang baik, ia akan berusaha melakukan apa yang pasangannya sukai dan tidak melakukan apa yang membuat dia tersinggung.

Bergaul terus dalam perjalanan waktu yang panjang dan serius, baru kita bisa menemukan perasaan Allah. Kalau hanya kebaktian atau doa, itu mudah. Harus punya tekad yang kuat menyentuh Allah. Dan ternyata untuk menyentuh Dia, kita harus melepaskan semua kesenangan. Sebab, kalau kita masih punya kesenangan berarti kita masih menjaga perasaan kita sendiri, mencari kesenangan kita sendiri, dan pasti kita akan masih mudah tersinggung. Kalau terlukai, kita pasti marah, dendam, karena kita masih egosentris. Tidak melawan Tuhan itu tidak mudah. Dan sesuai dengan umur rohaninya, seseorang dituntut untuk mengerti perasaan Allah dan melakukan apa yang tepat, seperti yang Allah kehendaki. Kalau masih kanak-kanak rohani, Tuhan bisa maklum. 

Dulu kita maunya Tuhan memberkati kita, keinginan-keinginan kita dituruti, kalau ada masalah cepat selesai. Tapi makin hari, Tuhan membawa kita kepada keadaan-keadaan yang sering kita tidak mengerti. Dan ketika kita mulai dewasa, kita harus mencari wajah Tuhan lewat doa, puasa, mendengarkan Firman Tuhan, ke gereja. Kita melekatkan hati kita dengan Tuhan, dan Roh Kudus pasti menolong kita. Makin dalam kita makin dalam hidup di hadirat Allah, kita makin mengerti apa yang Allah kehendaki untuk kita lakukan. Bahkan, kita mengerti rencana-rencana Allah bagi masig-masing kita. Jadi, tidak melukai hati Tuhan itu bukan hanya menjadi orang yang baik, tidak melanggar hukum. Agama lain juga mengajarkan itu. 

Tetapi yang Tuhan kehendaki kita mengerti perasaan-Nya, mengerti pikiran-Nya. Itulah sebabnya dalam Filipi 2:5-7 firman Tuhan mengatakan, “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,” Jadi, jangan menjadi kurang dalam memburu Tuhan atau mencari Tuhan. Jangan-jangan, di antara kita ada yang sampai hari ini tidak pernah menemukan apa sebenarnya rencana Tuhan dalam hidup kita. Kita punya rencana sendiri dan kita sudah penuhi. Sekolah, kerja, menikah, punya anak, membesarkan anak. Itu standar umum dan kita sudah berjuang untuk itu, dan memenuhinya. Tapi tahukah kita apa maksud Tuhan secara khusus untuk hidup kita masing-masing? 

Ke depan kita akan menghadapi berbagai persoalan hidup,

namun pasti kita bisa melewatinya asal kita tidak melawan Tuhan.