Saudaraku,
Dalam Injil Matius 24, Tuhan mengingatkan kita bahwa semakin hari, dunia yang kita tempati pada masa ini benar-benar jahat. Di ayat 12 dikatakan bahwa, “karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang menjadi dingin, tetapi orang yang bertahan sampai kesudahannya akan selamat.” Sungguh sulit di zaman ini untuk orang bisa hidup dalam kekudusan dan kesucian. Hal ini tidak kita utarakan untuk orang-orang yang berada di luar gereja saja, tetapi juga untuk orang-orang yang berada di dalam gereja. Sebab orang-orang yang belajar teologi dalam bidang akademisi juga melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak mengenal ilmu tentang Tuhan.
Dengan nurani yang kita miliki sekarang ini, tentunya bisa memahami atmosfer kejahatan yang begitu keji, sehingga kita bisa memahami perilaku ini sebagai sesuatu yang membuat kita tidak menghakimi atau menilai orang begitu saja. Bahkan kita bisa melihat kekejian ini bekerja di lingkungan gereja. Dari hal ini saja sudah bisa membuat kita membedakan roh yang tidak benar, dan bisa juga membuat kita melihat betapa jahatnya dunia ini. Tidak bermaksud untuk menyatakan kita lebih baik dari orang-orang tersebut sehingga bisa menghakimi orang-orang dengan semena-mena, namun hal tersebut bisa membuat kita lebih berhati-hati dan memeriksa diri untuk melangkah lebih baik lagi.
Tuhan Yesus memberikan kita nasehat dalam Matius 10:22, “Orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.” Kata bertahan yang dimaksud dalam perkataan Tuhan Yesus adalah pergumulan yang tidak ringan. Seperti angin badai yang bertiup kencang, kita harus bertahan dan berpegang pada sesuatu yang bisa menahan kita. Memang kita akan berusaha untuk bertahan di angin yang bertiup kencang, tetapi jangan sampai terlena dengan angin yang sepoi-sepoi. Kata bertahan diambil dari bahasa Yunani, yaitu “ὑπομείνας” (hypomeiones), yang berarti to remain, endures, atau tetap bertahan. Jika kita mengaitkannya ke dalam kehidupan kita, maka kita akan melihat pesan bahwa kita yang ingin hidup berkenan di hadapan Tuhan, kita harus berjuang mempertahankan kesucian yang kita miliki. Tentunya, banyak pencobaan yang akan datang kepada kita ketika kita ingin menyenangkan hati Bapa atau bahkan kita merasa terintimidasi secara kuat dari berbagai faktor.
Orang yang serius dengan Tuhan dan mau menjadi orang saleh Tuhan merupakan incaran kuasa gelap. Pastinya kuasa gelap mengetahui hal ini, sehingga Iblis menyerang orang-orang saleh Tuhan untuk lemah dan mundur. Namun, hendaknya kita harus bertahan dengan sungguh-sungguh dan jangan lupa untuk memohon hikmat dari Tuhan, agar kita bisa mengenali tipu daya kuasa kegelapan yang bisa menjatuhkan kita dengan berbagai cara dan sarana. Iblis memiliki kecerdasan dan kecerdasannya ini melampaui akal manusia, sehingga Iblis mampu memikirkan berbagai cara untuk membuat kita jatuh. Hanya Roh Kudus yang mampu menolong kita untuk menghadapi badai hidup kita. Roh Kudus akan memimpin kita untuk mulai membuka mata pengertian kita agar kita melihat cara dan strategi yang dipakai Iblis untuk kita.
Kita sedang berada di medan peperangan, maka kita harus sungguh-sungguh mencari Tuhan. Ketika kita bertahan dalam badai kehidupan, maka kita juga pasti akan memiliki keinginan untuk menyelamatkan jiwa-jiwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga. Seringkali kita memikirkan bagaimana cara menyelamatkan jiwa-jiwa agar tidak masuk ke dalam kerajaan kegelapan. Salah satunya caranya adalah kita yang terlebih dahulu menjauhi kuasa kegelapan itu, agar kita terlepas dari dunia kegelapan dan bisa hidup suci dan kudus di hadapan Tuhan.
Mari kita berjuang untuk hidup kudus dan berkenan di hadapan Tuhan, mari kita melepaskan semua belenggu kuasa gelap yang terus membawa kita jatuh. Mari kita arahkan hati kita untuk menyelamatkan jiwa-jiwa dan memohon pertolongan Tuhan agar kita senantiasa disertai oleh Tuhan di sepanjang hidup kita.
Teriring salam dan doa,
Pdr. Dr. Erastus Sabdono
Orang yang serius dengan Tuhan dan mau menjadi orang saleh Tuhan merupakan incaran kuasa gelap.