Saudaraku,
Bersyukur kita masih diberi Tuhan kesempatan untuk bernafas, memiliki jantung yang berdetak, nadi yang berdenyut, dan Tuhan memberikan kita segala berkat yang memungkinkan kita bisa menjalani hidup. Hal ini bukan hal yang sederhana, walaupun bisa dianggap sederhana, tetapi kita harus menganggap ini sebagai hal yang luar biasa. Setiap kali kita membuka mata pada pagi hari, kita bersyukur atas berkat yang Tuhan berikan; kehidupan yang Tuhan percayakan. Ini bukan sesuatu yang murahan, atau yang tidak bernilai. Ini sesuatu yang sangat bernilai. Kalau Tuhan memberi kita hari yang baru, kehidupan, tubuh yang baik, metabolisme yang baik, dan segala berkat yang memungkinkan kita menjalani hidup, ini sesuatu yang benar-benar berharga.
Dan kalau kita menerima sesuatu yang bernilai atau berharga, kita harus menghargainya. Kita harus memandangnya sebagai bernilai. Bagaimana kita menganggap hidup ini berharga dan benar-benar memperlakukan kehidupan ini sebagai sesuatu yang bernilai? Kalau kita mempersembahkannya untuk Tuhan. Mempersembahkan hidup untuk Tuhan di kalangan gereja tertentu, dipahami sebagai menyerahkan diri menjadi pendeta atau fulltimer. Ini tidak tepat. Memang ada orang yang dipanggil sebagai fulltimer pelayan jemaat atau hamba Tuhan. Tetapi bukan berarti orang yang tidak menjadi fulltimer di dalam gereja, atau yang tidak menjadi pendeta adalah bukan fulltimer bagi Tuhan.
Bahkan ironisnya, belum tentu seorang yang menjadi pendeta, fulltimer di dalam gereja, benar-benar mengabdi dan melayani Tuhan. Faktanya, tidak sedikit orang yang menyerahkan diri sebagai fulltimer di dalam gereja, menjadi pendeta, hanya karena nafkah. Jalan yang mudah untuk memiliki penghasilan. Bahkan pula, ada orang yang menjadi kaya raya karena menjadi pendeta. Dan inilah yang mendorong, menggerakkan banyak orang menjadi pendeta atau fulltimer
Sejatinya, mempersembahkan hidup bagi Tuhan artinya dalam segala hal yang kita lakukan, kita benar-benar melakukannya untuk Tuhan. Dan itulah sebenarnya yang disebut sebagai pelayanan yang sesungguhnya. Seperti yang dikatakan di dalam 1 Korintus 10:31, “Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.” Ini adalah standar hidup umat yang telah ditebus; seorang yang telah dimiliki oleh Tuhan. Dan dalam 1 Korintus 6:19-20, firman Tuhan mengatakan bahwa kita bukan milik kita sendiri. Hidup menjadi berarti, berharga dan bernilai kalau kita mempersembahkan hidup bagi Tuhan.
Saudaraku,
Inilah tuntutan yang berat bagi orang percaya. Itulah sebabnya Tuhan Yesus berkata, “kamu harus sempurna seperti Bapa.” Harus sempurna seperti Bapa. Ini, ketepatan seperti ini. Dan kalau kita belajar terus hidup di dalam ketepatan, maka tanpa kita sadari kita mengalami perubahan natur atau perubahan kodrat, dari kodrat manusia, kodrat dosa, menjadi seorang yang berkodrat ilahi.
Tidak ada yang bisa menghalangi kita, kecuali kuasa gelap. Itupun kita bisa menanggulangi oleh pertolongan Roh Kudus. Tidak ada yang bisa menggagalkan, kalau kita hidup dalam pimpinan Roh Kudus, untuk mencapai kehidupan yang berkodrat ilahi. Dan yang pastinya, Tuhan selalu menyediakan berkat setiap hari. Tidak mungkin Tuhan tidak menolong kita dalam pergumulan hidup mencari nafkah. Karena burung di udara Dia pelihara, apalagi kita anak-anak-Nya. Selama kita tentu bertanggung jawab dan memenuhi apa yang Allah kehendaki untuk kita lakukan.
Kita harus memahami betapa bernilainya hidup ini. Jadi begitu kita buka mata, kita bangun, kita harus menyadari berkat yang Tuhan berikan kepada kita. Kita harus mensyukuri berkat yang Tuhan berikan kepada kita, bukannya murahan. Kita diberi kesempatan untuk menjalani hidup dengan segala fasilitas yang Tuhan berikan, dengan segala fasilitas yang Tuhan sediakan bagi kita. Baik berkat jasmani maupun berkat rohani. Berkat rohani maksudnya adalah sukacita, damai sejahtera Allah, dan pendewasaan rohani yang Allah sediakan bagi kita.
Sejatinya, tidak banyak orang yang benar-benar bersyukur. Mereka tidak menghayati sungguh-sungguh bahwa benar-benar Tuhan memelihara kehidupan jagat raya, memelihara kita, dan memberikan semua fasilitas sehingga kita bisa menjalani hidup. Mari, mulai sekarang, kita renungkan dengan sungguh-sungguh, supaya ucapan syukur kita kepada Tuhan itu berkualitas. Dan ingat, bahwa apa pun keadaan kita, tidak pernah Tuhan memberi yang bukan terbaik. Memang akal pikiran kita sering tidak bisa mengerti, mengapa keadaan seperti ini keadaan yang terbaik untuk saya? Tetapi, terimalah bahwa itu adalah keadaan yang terbaik untuk kita.
Masalah persoalan hidup sebesar apa pun, tidak akan dapat membunuh dan menenggelamkan kita, kalau kita mengarahkan diri kepada Tuhan, menghargai hidup ini yang adalah ciptaan Allah, menghargai hari yang di dalamnya Tuhan memberikan karunia anugerah-anugerah, dan hargai hari hidup kita dengan melakukan apa yang tepat seperti yang Allah kehendaki.
Teriring salam dan doa,
Dr. Erastus Sabdono
Hidup menjadi bernilai kalau kita mempersembahkan hidup bagi Tuhan; Sang Pemilik kehidupan.