Skip to content

Hidup dalam Suasana Kerajaan Allah

 

Kita harus memiliki posisi, tempat, atau keberadaan yang tepat sesuai dengan yang Allah kehendaki. Maka, kita jangan mengharapkan lagi kebahagiaan dari dunia ini. Yang oleh karenanya, kita tidak akan mencari kebahagiaan dari dunia. Jadi, kalau kita melakukan segala sesuatu; sekolah, studi, kuliah, karier, kerja, berkeluarga, semua harus kita lakukan untuk Tuhan; artinya, kita melakukan semua itu sebagai persiapan kita untuk menuju Kanaan surgawi. Dalam 1 Korintus 10:6 dan ayat-ayat lain mengatakan, bahwa bangsa Israel yang sebagian besar tewas di padang gurun itu menjadi contoh bagi kita. Jadi, kemungkinan untuk tewas di padang gurun itu, ada. Dan kenyataan hari ini, seperti yang dikatakan firman Tuhan, “Banyak yang dipanggil, sedikit yang dipilih.” 

Kita harus mengakhiri sisa umur hidup kita dengan baik. Kita harus berani berkata, “Masih adakah dosa yang kulakukan, sekecil apa pun, sehalus apa pun dosa itu? Aku mau akui dan aku mau bertobat.” Dan semua itu bisa kita lakukan kalau kita sungguh-sungguh tidak mengharapkan kebahagiaan dari dunia ini. Kita masih bisa makan enak, tidur nyenyak, wisata dengan keluarga, tapi sudah tidak akan terikat dengan dunia ini. Kalau membeli barang, bukan untuk pamer atau menaikkan harga diri, melainkan karena barang yang memang kita butuhkan. Kita bisa membedakan antara keinginan dan kebutuhan; yaitu kebutuhan untuk dapat menjalani hidup dalam pengabdian kepada Tuhan. Maka prinsip kita haruslah ini: “Satu-satunya kesibukanku adalah Tuhan; satu-satunya urusanku adalah Tuhan; satu-satunya kepentinganku adalah Tuhan; satu-satunya tujuan hidupku adalah Tuhan; satu-satunya kebahagiaanku hanyalah Tuhan; satu-satunya duniaku adalah Tuhan.” 

Namun, mengertikah kita betapa mahal harga yang harus kita bayar untuk memenuhi ini? Tuhan haruslah menjadi satu-satunya kepentingan kita. Jadi, kalau kita studi, mau jadi dokter, mau jadi ahli hukum, mau kuasai teknologi informasi, dan lain sebagainya, itu semua untuk Tuhan, bukan untuk kita. Kalau pacaran, juga pacaran untuk Tuhan. Cari pacar yang sesuai kehendak Tuhan, dan menikahlah dalam kekudusan, melahirkan anak-anak yang perkasa di bumi, menjadi keluarga yang sungguh-sungguh memuliakan Allah. Segala sesuatu yang kita lakukan harus kita lakukan untuk Tuhan. Bagi kita yang sudah mati-matian untuk tenggelam di dalam Tuhan, mengerti betapa tidak mudahnya itu, rasanya tidak sampai-sampai. Tapi kita jalani terus. 

Ternyata itulah yang dimaksud Tuhan Yesus dengan kalimat, “Datanglah Kerajaan-Mu.” 

Tapi, bagaimana kita menyelenggarakan dan menggelar hidup ini dalam suasana Kerajaan Allah? Orang yang hidup dalam suasana Kerajaan Allah, akan masuk Kerajaan Allah. Orang yang hidup dalam suasana kerajaan dunia, tidak bisa masuk. Jadi, surga neraka sudah dibangun oleh kita sejak di bumi ini. Kalau kesenangan kita adalah dunia, hiburan dunia, tontonan dunia, barang-barang branded, maka kita pasti tidak akan masuk surga. Manusia semacam ini merupakan manusia yang diikat oleh percintaan dunia. Tidak salah kita pakai barang branded, kalau memang itu bagian kita. Tetapi kalau barang branded menjadi kebahagiaan, itu yang salah. Jangan merasa memiliki nilai diri dan dapat dibahagiakan dengan barang itu.

Firman Tuhan mengatakan, “Apa gunanya seseorang memperoleh seluruh dunia, kalau jiwanya binasa?” Jadi, jiwa itu lebih berharga dari seluruh harta di dunia ini jika dikumpulkan. Kalau harga jiwa sampai sedemikian, tentu Allah lebih tinggi dari nilai harta seluruh dunia bahkan seluruh jagat raya. Mestinya, kalau seseorang merasa memiliki Tuhan dan memiliki persekutuan dengan Tuhan, maka ia pasti merasa memiliki kekayaan lebih dari apa pun. Dan biasanya, pastinya bahkan, orang itu rela berbuat apa pun demi Tuhan. Mari kita tinggalkan dunia! Jadi, kalau Alkitab berkata, “Asal ada makanan, pakaian cukup,” itu sebenarnya sinyal untuk kita meninggalkan dunia ini. Lewati saja hari kita, sebab Kerajaan Surga jauh lebih indah dari apa pun yang ada bumi. 

Mungkin sebagian kita bukanlah orang yang gagal secara ekonomi, kita bisa menikmati hidup dengan keuangan yang cukup, tapi mari kita memilih Kerajaan Surga dan menyerahkan apa pun yang kita miliki untuk Kerajaan Surga tanpa batas. Jadikan Tuhan satu-satunya kesibukan, kesenangan, kepentingan, dan urusan kita. Kita hanya menumpang di bumi, maka tinggalkan dunia dengan segala kesenangannya. Kita menjadi barisan Israel rohani yang bergerak dari Mesir dunia sampai ke Kanaan surgawi. Dan kita buktikan hari-hari ke depan bagaimana lawatan Allah akan lebih kita rasakan. Kita pulang ke surga. Ayo, kita berkemas-kemas untuk pulang bersama!