Skip to content

Hidup dalam Kasih

 

Hello Sobat Truth Junior! Renungan harian ini dapat diakses melalui instagram kami di www.instagram.com/truth.junior
Jangan lupa untuk follow ya!

Renungan hari ini berjudul:
Hidup dalam Kasih

“Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri, di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.” – Yakobus 3:16

Ririn terlihat sendirian di taman dengan wajah murung. Apa, ya, yang terjadi dengan Ririn? Teman-temannya pun terlihat tidak suka berada dekat-dekat dengan Ririn. Kenapa, ya?

Ternyata, dalam kesehariannya di sekolah, Ririn sering menunjukkan sikap iri kepada teman-temannya dan bersikap tidak ramah. Karena itulah, teman-temannya menjadi enggan berteman dengannya. Silvy, yang awalnya adalah sahabat Ririn, juga merasa sedih dengan perubahan sikap Ririn. Ririn menjadi tidak senang ketika melihat teman yang memakai tas atau sepatu yang lebih bagus darinya. Ia sering marah-marah dan bahkan pernah merasa iri kepada Silvy, sahabatnya sendiri.

Karena itu, Silvy pun mulai menjaga jarak dan tidak lagi ingin berteman dekat dengan Ririn. Apa yang kita tabur, pasti akan kita tuai. Ririn yang menabur sikap tidak baik, akhirnya menuai hal-hal yang tidak baik juga: ia dijauhi oleh teman-temannya di sekolah. Sedih, ya, Sobat Truth Junior…

Namun, Silvy tetap berdoa untuk Ririn. Ia meminta agar Tuhan menyentuh hati temannya itu supaya menjadi lembut dan mau berubah menjadi lebih baik. Suatu hari, Silvy memberanikan diri untuk mengajak Ririn bicara di taman sekolah. Saat melihat Silvy datang menghampiri, tentu saja Ririn sangat terkejut. Sudah lama tidak ada satu pun teman yang mau mendekatinya, apalagi mengajak ngobrol.

Akhirnya, Silvy duduk dan mulai bicara. Ia menyampaikan bahwa ia kangen dengan Ririn yang dulu — yang ceria dan tidak suka marah-marah. Mendengar itu, Ririn tertunduk. Tanpa sadar, air matanya mulai mengalir. Ia menatap Silvy, lalu memeluknya erat.

Ririn sangat berterima kasih karena Silvy masih peduli dan mau mengingatkannya dengan jujur tentang apa yang perlu ia perbaiki. Tuhan mau kita semua menjadi anak-anak yang hidup dalam kasih — tidak iri hati, tidak kasar, dan tidak mudah marah. Ririn sangat menyesal atas apa yang telah ia lakukan. Ia meminta Silvy untuk terus mengingatkannya jika suatu hari ia kembali berbuat tidak baik. Silvy sangat senang melihat Ririn sudah mau berubah.

Hari-hari Ririn pun berubah. Ia kembali memiliki teman-teman yang senang berteman dengannya, karena hatinya kini penuh kasih dan sukacita.

Mari, Sobat Truth Junior, kita selalu ingat untuk hidup dalam kasih!