Skip to content

Hidup Bersahabat dengan Allah

 

Kalau kita mengingat bahwa kita di hadirat Tuhan, kita pasti takut berbuat dosa. Karena berbuat dosa itu menyakiti hati Tuhan. Kalau kita membaca Alkitab, kita dapati bahwa orang-orang yang menjadi kekasih Tuhan adalah mereka yang dengar-dengaran kepada Tuhan—yang Alkitab katakan orang yang hidup di hadirat Allah—dan mereka tidak akan dipermalukan. Maka, jangan lawan Tuhan. Ketika kita kuat, kita bisa berbuat apa saja. Suatu hari, kita akan tergeletak, tidak akan bisa bangun. Dan saat seperti itu adalah saat yang sudah tidak ada kesempatan bagi kita untuk bertobat. Mengerikan.
Semua kita belum sempurna. Tapi kalau kita tekun ke gereja, mendengarkan firman, mau berubah, kita terpelihara, tidak akan dipermalukan. Ingat, dari menit ke menit, dari jam ke jam, jaga perkataan, perbuatan, tindakan, dan jaga hati kita. Jangan sampai mata hati kita gelap dan kita tidak mengenal diri kita dengan benar. Di dalam pembacaan kita, Tuhan Yesus menubuatkan tentang keadaan tragis yang akan dialami oleh penduduk Yerusalem. Lalu kalimat terakhir, “Karena engkau tidak mengetahui saat bilamana Allah melawat engkau.”
Hidup kita hanya untuk kesukaan hati Tuhan. Apa artinya nafas dan darah dalam tubuh ini kalau Tuhan tidak hadir di dalam hidup kita? Maka, jangan sombong. Jangan sampai kita tidak tahu saat bilamana Allah melawat kita. Setiap hari pasti ada lawatan Tuhan. Pandanglah Tuhan dan terimalah lawatan-Nya, lewat doa pribadi, lewat penyembahan. Tanpa Tuhan, kita tidak bisa berbuat apa-apa. Ayo, kita sungguh-sungguh menyediakan diri setiap hari untuk dilawat Tuhan. Dengan kita berurusan dengan Tuhan setiap hari, di situ kita dibukakan Tuhan untuk mengerti apa yang perlu untuk damai sejahtera kita. Lalu perkarakan bagaimana kita mengisi menit ke menit, jam ke jam hari hidup kita. Tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Berbelaskasihan kepada orang-orang yang Tuhan taruh untuk kita belas kasihani.
Tuhan tidak akan permalukan kita. Bahkan sejujurnya, sebagian besar kita ini belum hidup benar, tapi tetap ditolong Tuhan. Karena kita masih memandang Tuhan, masih ke gereja, masih memuji Tuhan, maka Tuhan masih tolong. Tapi jangan terus berkeadaan seperti ini. Kalau kita mau hidup suci, hiduplah sesuci-sucinya. Jangan melawan Tuhan. Bilamana kita melawan Tuhan? Yaitu ketika kita berbuat sesuatu yang mendukakan hati Tuhan. Jika keadaan kita tidak memuaskan hati Allah, itu mendukakan Tuhan dan melawan Tuhan. Yang mestinya kita usahakan dan menjadi ambisi kita adalah bagaimana kita bisa menjadi anak-anak Bapa yang menyenangkan hati Bapa.
Jadi kalau kita menghadapi persoalan, bagaimana respons kita terhadap persoalan itu, apakah membahagiakan Tuhan atau tidak. Ketika kita mendapatkan kesempatan berbuat dosa, bagaimana kita tidak melakukan perbuatan itu. Itu menyenangkan hati Allah. Jadi, untuk menyenangkan hati Bapa, tergantung tekad masing-masing kita. Kalau kita punya tekad sungguh-sungguh mau menyenangkan hati Bapa, maka Bapa akan memberi berbagai peristiwa, kejadian hidup di mana kita harus bereaksi menyenangkan hati Allah atau mendukakan. Tapi kalau kita memang tidak memiliki tekad atau niat, percuma juga Tuhan memberikan peluang. Karena pada akhirnya kita tidak menghargainya. Ingat, mutiara bukan untuk babi, dan barang yang kudus bukan untuk anjing.
Simpel, tapi sulit dan kompleks. Apa simpelnya? Menjadi kekasih Tuhan, tidak melawan Tuhan, maka berkat pemeliharaan, perlindungan, dan perlakuan istimewa Tuhan berikan kepada kita. Kompleksnya adalah bagaimana mengendalikan emosi, mematikan nafsu-nafsu, bagaimana bersabar. Tapi kalau kita mau menjaga hidup kita sampai kekekalan, kalau kita mau menjagai orang-orang yang kita kasihi, hiduplah bersahabat dengan Allah. Hidup itu punya tatanan. Kalau hidup ini seperti gambling atau spekulasi, berarti yang menciptakan hidup tidak cerdas. Berkat atau kutuk, tergantung pelaku kehidupan; dan itu kepastian. Kalau hidup ditentukan oleh takdir, berarti yang menciptakan kehidupan tidak berkualitas. Hidup itu punya tatanan, juga bukan spekulasi; bisa untung, bisa buntung.
Ingat ini: jangan melawan Tuhan! Jujurlah dalam perkataan, jujurlah dengan hidup kita. Jangan kita memberi diri dipermalukan. Sebab kalau kita menjadi kekasih Tuhan, bersahabat dengan Tuhan, kita tidak akan dipermalukan. Percayalah bahwa Allah itu hidup, Allah itu nyata. Tidak mungkin jagat raya yang sempurna ini, siklus alam yang sempurna, metabolisme tubuh kita yang menakjubkan, ada dengan sendirinya. Pasti ada Pencipta Yang Maha Cerdas. Jangan sampai mata hati kita menjadi gelap dan kita tidak kenal siapa diri kita sendiri.