Skip to content

Hadapi dengan Kekudusan

Percaya kepada Tuhan, mengandalkan Tuhan, berlindung kepada Tuhan, tidak bisa dipisahkan dari kehidupan penurutan terhadap kehendak-Nya. Seseorang tidak bisa percaya kepada Tuhan, mengandalkan Tuhan, bergantung kepada-Nya dan berharap pertolongan-Nya jika, yang pertama, tidak hidup di dalam kesucian Tuhan dan kebenaran-Nya. Yang kedua, masih terikat dengan kesenangan dunia. Dua hal ini sebenarnya tidak bisa dipisahkan. Kalau orang masih hidup dalam dosa, dia pasti mencintai dunia. Orang yang mencintai dunia pasti tidak hidup di dalam kekudusan. Orang seperti ini tidak bisa percaya kepada Tuhan dengan benar. Sehingga ia tidak bisa, tidak pantas dan tidak layak berlindung kepada Tuhan. 

Kita harus sampai pada penghayatan sehingga bisa berkata dengan tulus, “Aku perlu Kau, Tuhan.” Kita harus menyadari bahwa kita tidak bisa hidup dalam kehidupan yang tidak menyenangkan hati Tuhan. Kesadaran itu harus muncul di dalam diri kita. Kita berkata, “Tuhan pegang tanganku. Tuhan lindungi aku. Tuhan aku perlu Engkau.” Maka, kita juga bisa menghayati bahwa kita tidak bisa hidup dalam dosa, tidak bisa hidup dalam percintaan dunia. Penghayatan ini hanya bisa dimiliki oleh orang-orang yang hatinya lurus, yang bertumbuh dalam kedewasaan, yang nuraninya bersih, yang hatinya tidak bengkok. 

Tetapi kalau hatinya bengkok, tidak lurus, tidak dewasa, nuraninya tidak bersih, dia bisa berkata kepada Tuhan, “Lindungi aku, tolonglah aku Tuhan,” sementara dia masih hidup dalam dosa, dalam percintaan dunia. Sebenarnya orang-orang seperti ini adalah orang-orang yang memperdaya Tuhan. Tentu mereka tidak menghormati Tuhan dan tidak menyembah Tuhan. Ketika kita belum dewasa, kita ada di dalam sikap hati dan sikap hidup seperti itu. Kita begitu manipulatif, memanfaatkan Tuhan. Kita berdoa mohon pertolongan Tuhan sementara kita masih memuaskan keinginan kita sendiri. Kita tidak sungguh-sungguh hidup di dalam kesucian. Kita tidak sungguh-sungguh hidup dalam kecintaan kepada Tuhan, tetapi percintaan dengan dunia. 

Namun, itu dulu. Kita sadar itu kesalahan, naif, kekanak-kanakan dan tentu itu tidak membuat hati Tuhan disenangkan. Kita terus bertumbuh dewasa. Kita mulai bisa menanggalkan percintaan dunia, melepaskan hobi-hobi, tidak terikat hiburan dunia, kita mulai menjaga pikiran, perkataan dan perbuatan kita untuk hidup dalam kekudusan. Sementara itu, Tuhan perhadapkan kita dengan masalah-masalah yang kadang lebih berat dari masalah-masalah yang pernah kita hadapi sebelumnya. Hal ini Tuhan izinkan supaya kita bergantung dan berlindung kepada Tuhan. Masalah-masalah yang tidak bisa kita selesaikan kecuali oleh pertolongan Tuhan. Dan kita layak menerima pertolongan Tuhan kalau kita hidup di dalam kesucian

Dari pengalaman itu, maka lahirlah kesaksian hidup dan kebenaran, bahwa untuk menyelesaikan masalah-masalah berat, hanya ada satu cara, yaitu kesucian hidup. Mungkin ada yang bertanya, “Apa hubungannya masalah ekonomi, masalah rumah tangga, masalah hukum, masalah polisi, dengan kesucian?” Sepertinya tidak terkait, tetapi sebenarnya sangat berkaitan. Hadapi masalah hidup kita dengan kekudusan! Dan buktikan bagaimana tangan Tuhan yang kuat akan melindungi dan membela kita. Ketika kita masuk pada pengalaman ini, hidup kita akan melimpah dengan kecintaan kepada Tuhan. Dan ketika hati kita melimpah dalam kecintaan dengan Tuhan, kita pasti rela berbuat apa pun untuk Tuhan. 

Ketika kita rela berbuat apa pun untuk Tuhan, Tuhan akan memercayakan proyek-proyek pekerjaan Tuhan. Tuhan mau pekerjaan-Nya dilakukan oleh orang-orang yang betul-betul haus dan rindu menyenangkan hati Tuhan. Orang-orang yang sudah rela melepaskan segala sesuatu yang ada padanya untuk Tuhan. Dalam kehidupan orang percaya yang benar—yang bertumbuh seperti ini, yang bisa menghayati bahwa tanpa kesucian ia tidak layak minta perlindungan Tuhan—adalah orang-orang yang akan terus bertumbuh dalam kecintaan kepada Tuhan. Dan kepada merekalah Tuhan akan memercayai pekerjaan-pekerjaan Allah yang besar. Di sinilah Tuhan bisa dihibur dan disukakan oleh anak-anak Allah yang berperilaku seperti ini.

Mari kita bertumbuh terus. Dan orang-orang yang sungguh-sungguh sampai pada level ini, tidak bisa hidup tanpa doa. Ia akan terus berkerinduan untuk mencari Tuhan, untuk duduk diam di kaki Tuhan. Penyembahannya makin tulus. Kebergantungannya kepada Tuhan makin tulus dan makin kuat. Inilah kehidupan anak-anak Allah yang berbau harum di hadapan Tuhan. Memang, semua harus lewat proses, tahap demi tahap. Ini tidak bisa dicapai dalam satu bulan atau satu tahun. Lewat perjalanan yang panjang. Yang akhirnya orang percaya yang benar-benar menghayati bahwa ia tidak bisa berlindung kepada Tuhan tanpa kekudusan, akan merindukan pulang ke surga dan benar-benar bisa merasakan bahwa dunia ini bukanlah rumahnya. 

Kiranya kita sampai pada level ini, bahwa kita tidak bisa berlindung kepada Tuhan tanpa kekudusan. Ketika kita berlindung kepada Tuhan, kita baru bisa menghayati bahwa kita harus hidup di jalan Tuhan, dalam kebenaran-Nya, tidak terikat dengan dosa, tidak terikat dengan percintaan dunia. Kiranya Tuhan menolong kita untuk mencapai level ini. Dan kita sungguh-sungguh bisa hidup menjadi anak-anak Allah yang menyenangkan hati-Nya sejak di bumi sampai selama-lamanya nanti di surga.

Hadapi masalah hidup kita dengan kekudusan! 

Dan buktikan bagaimana tangan Tuhan yang kuat akan melindungi dan membela kita.