Saudaraku sekalian yang kekasih,
Kita bersyukur Tuhan masih memberi kita hari yang baru, dimana kita sudah memasuki bulan yang ke-8 pada tahun 2022 ini. Kita bersyukur untuk kesempatan dan kepercayaan yang Tuhan berikan ini. Sebab kalau Tuhan masih memberikan kita hidup, itu berarti suatu kepercayaan. Kepercayaan untuk menerima hidup yang istimewa, hidup yang agung, hidup yang mulia. Lebih dari kucing, kodok, anjing, babi, monyet; karena kita adalah manusia dengan keberadaan kita yang sangat luar biasa; segambar Allah dan yang dikehendaki untuk bisa serupa. Oleh sebab itu, kita harus mempersiapkan diri untuk tidak mengotori kanvas baru hari ini dengan hal yang tidak berkenan di hadapan Tuhan. Jangan kita mengotori, mencemari lembar kanvas hidup kita dengan lukisan, goresan yang buruk.
Percayalah, Roh Kudus pasti akan memimpin kita, kalau kita mau dipimpin. Karena memang inilah maksud Roh Kudus diberikan. Tuhan Yesus berkata, “lebih berguna bagi-Ku kalau aku pergi, lebih berguna bagi-Ku kalau aku naik ke surga.” Kenapa? Sebab dengan Yesus pergi naik ke surga, Roh Kudus turun. Dan Roh Kudus ini menuntun kita kepada seluruh kebenaran. Jadi memang Roh Kudus diberikan supaya kita memiliki-Nya; yang di dalam bahasa Yunani disebut sebagai Parakletos, artinya Pendamping, Advokat.
Kita bersyukur kalau kita boleh menjadi anak-anak Allah yang menerima meterai Roh Kudus. Jadi, jangan kita menyia-nyiakan anugerah ini. Jelas Tuhan berkata di dalam Yohanes 16:7, “Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.” Mungkin ada yang bertanya, “Pak, apakah Roh Kudus baru hadir sejak Yesus datang, apa sebelumnya tidak ada Roh Kudus yang hadir?” Roh Allah dan Roh Kudus itu sama, Mahahadir, sebab itu Roh-Nya Allah Bapa.
Roh Kudus, Dia menuntun orang percaya kepada seluruh kebenaran, itu hanya pada zaman Perjanjian Baru. Yaitu bagi orang yang percaya pada Yesus. Jadi Roh Kudus pasti menuntun kita. Yang luar biasa dari Bapa kita yang penuh rahmat, anugerah adalah goresan kita yang buruk bisa dihapus, selama kita mau mengakui goresan yang salah itu dan mohon pengampunan supaya dihapus. Tuhan mau membuat goresan baru di dalam lembar hidup kita. Kita memiliki kanvas besar yang berisi 70 tahun, 80 tahun atau mungkin lebih. Tuhan mau kita membuat lukisan yang menjadi milik harta kekal kita. Bukan sekadar legacy bagi manusia yang hidup setelah kita meninggal dunia, tapi menjadi milik kekal, legacy di kekekalan.
Jadi, betapa berharganya satu hari yang Tuhan berikan, satu jam yang kita miliki, bahkan satu detik yang kita lalui. Karena semua itu menjadi goresan-goresan kekal, goresan abadi, di kanvas besar hidup kita. Ibarat sebuah proyek bangunan, ada deadline, demikian juga masing-masing kita punya deadline. Dan batas akhirnya kapan kita tidak tahu. Ibarat naik pesawat, masing-masing kita sudah pegang boarding pass dan tinggal beberapa saat lagi kita akan terbang. Tapi jangan berkata, yang masih muda dijamin masih lama, belum tentu.
Oleh sebab itu, setiap kita memasuki hari yang baru, kita harus berhati-hati. Sebab nanti di kekekalan, lukisan hidup kita masing-masing akan dibuka. Jadi, kalau orang di sekitar kita suka mencela, mengata-ngatai, menggosipkan kita, bahkan memfitnah, jangan melawan, jangan berusaha memperbaiki diri. Karena dengan cara demikian, itu membuat kita akan lebih sungguh-sungguh membenahi diri guna persiapan di kekekalan. Apalah artinya kita mempertanggungjawabkan keadaan kita di depan manusia? Karena kita tidak perlu bertanggung jawab kepada manusia.
Kita bertanggung jawab kepada Tuhan. Semua keadaan hidup seseorang akan dibuka, ditelanjangi; tidak ada yang tersembunyi. Maka kita jangan menilai orang dengan mudah, jangan menggosipkan orang, apalagi memfitnah. Ayo, belajar puasa mulut. Termasuk gadget, tangan kita bicara. Mari kita mulai menjaga kesucian dari perkara-perkara kecil, dari setiap kata yang kita ucapkan, dari setiap perilaku, perbuatan bahkan gerak pikiran, perasaan kita. ini asyik. Ini sebuah perjalanan yang asyik.
Mungkin ada di antara kita yang tidak suka membuat lukisan. Tetapi kalau melukis kehidupan, kita harus mau, karena memang untuk itu kita hidup. Kita hidup untuk melukis lukisan yang indah, yang suatu hari kita akan persembahkan kepada Tuhan. Kita tiarap untuk memeriksa diri kita, untuk koreksi diri. Kalau kita salah, ada dosa, kita bertobat, berubah untuk sebuah lukisan indah yang kita akan bawa ke kekekalan nanti.
Teriring salam dan doa,
Dr. Erastus Sabdono
Betapa berharganya satu hari yang Tuhan berikan, satu jam yang kita miliki, bahkan satu detik yang kita lalui, karena semua itu menjadi goresan-goresan kekal di kanvas besar hidup kita.