Ayub sempat mengalami kekecewaan, sehingga di dalam pengakuannya Ayub berkata dalam Ayub 3, “Biarlah hilang lenyap hari kelahiranku….” Dalam Ayub 1 dan 2, ketika Ayub kehilangan semua harta, anak, dan lain-lain, dia tidak berbuat dosa dengan perkataannya. Tetapi dalam perjalanan hidupnya, ketika dia mendapat dakwaan dari teman-temannya, Ayub membela diri, sampai dia seperti mengutuki malam di mana dia dilahirkan. Tetapi puji Tuhan, di Ayub 42:5-6, Ayub mengatakan, “Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau. Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu.” Luar biasa pengakuan Ayub ini.
Mengapa kita tidak mempersoalkan masalah kita kepada Tuhan sampai kita menemukan jawabannya? Dan kesaksian Ayub dalam Ayub 23:10 mengatakan, “Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas.” Ada maksud Tuhan yang Ayub kemudian sadari. Sebab tidak ada sesuatu yang kebetulan, tidak ada kecelakaan. Ibarat mesin, setiap kita itu punya mesin yang khusus. Mesin manusia batiniah kita itu khusus. Hanya Arsitek Agung yang bisa memperbaikinya. Mengapa kita tidak memberi diri diperbaiki melalui berbagai masalah yang Dia izinkan terjadi untuk membuat kita sempurna?
Tuhan bukan hanya cakap, namun sangat cakap. Tuhan bukan hanya cerdas, melainkan sangat cerdas. Kalau Dia mengizinkan sesuatu terjadi dalam hidup kita, pasti ada yang dibidik-Nya. Dan apa yang dibidik-Nya, kita harus tahu. Kita harus menemukan di mana letak kesalahan atau kerusakan komponen di dalam manusia batiniah kita, supaya bisa diperbaiki bersama-sama dengan Tuhan. Supaya suatu hari ketika kita sempurna, itu bukan hanya karya Roh Kudus, namun juga respons karena kita. Dan kita pantas mendapat reward dari Allah. Coba betapa luar biasanya, Tuhan mengizinkan ada hal-hal istimewa, khusus yang kita alami, bisa temporal, insidental, tapi juga bisa panjang, dan pasti ada jawabnya di sini. Ironis, banyak orang tidak tekun.
Tuhan adalah jawaban semua kebutuhan kita. Dan yang kita butuhkan hanya satu, Tuhan. Allah sangat presisi dalam membentuk kita, maka kita harus duduk diam memperkarakannya. Kalau Allah belum menjawab, jangan berhenti mencari Dia dan memperkarakannya. Karena orang tidak berpikir, tidak percaya bahwa Allah itu satu-satunya jawaban dalam seluruh kebutuhan kita, sehingga tidak mencari Dia dengan sungguh-sungguh. Tuhan mengizinkan hal itu terjadi supaya kita mencari Dia, sebab jawabannya hanya pada Tuhan. Hanya Dia yang tahu jawabnya. Kita boleh datang ke konselor, konselor bisa menasihati. Kita bisa datang kepada seorang pendeta, pendeta bisa mengonseling, tapi pada akhirnya kita harus bertatap muka dengan Tuhan, encounter with God.
Tuhan mau mengulik, mengotak-atik manusia batiniah kita kalau kita membuka diri untuk itu. Dan cara Tuhan mengulik manusia batiniah adalah dengan memberi masalah. Maka kita harus memperkarakan itu untuk menemukan bagian mana yang dikulik oleh Tuhan, yang disentuh oleh Dia. Serius, Tuhan mau berdialog dengan kita. Kita sering mendengar kesaksian orang yang berdialog dengan Tuhan, dan kita terkagum-kagum. Kita bodoh, percakapan dengan Tuhan itu mesti kita alami secara pribadi. Renungkan, kita ini siapa sehingga Allah semesta alam Yang Maha Mulia, Maha Agung mau berbicara dengan kita.
Kita mau menjadi orang yang dikhususkan bagi Tuhan. Tapi pasti ada harganya, yaitu: kesucian dan jangan punya keinginan apa pun kecuali kehendak Tuhan. Ketika kita berdoa dan benar-benar kita konsentrasi, kita mau dibawa Tuhan ke kawasan-kawasan yang “supranatural.” Paulus mengalami itu, Petrus juga mengalami, di Alkitab itu harus diakui ada alam supranatural. Bagaimana Yakub bertemu dengan pasukan malaikat, itu supranatural. Bagaimana Elisa dengan hambanya melihat bala tentara Allah. Kenapa kita tidak yakin ada dimensi itu? Waktu kita berdoa benar-benar kita bisa dibawa ke hadirat Allah. Dan setiap kita memiliki hak yang sama untuk memasuki kawasan itu. Dan kalau kita sudah mulai memasuki kawasan itu, kita tidak mudah berbuat dosa, kita pasti takut melukai hati-Nya.
Jangan main-main dengan Tuhan. Begitu kita menghampiri Tuhan, kita harus hidup dalam kekudusan. Kalau kita masih punya keinginan, berarti cinta kita tidak bisa bulat untuk Tuhan. Kalau kita masih punya rasa takut terhadap sesuatu, berarti takut kita kepada Tuhan belum bulat. Kalau kita takut akan masa depan, kita meremehkan Tuhan. Tuhan itu hebat. Temui Tuhan, Dia pasti bicara, Dia bisa dipercayai. Jadi, kalau Tuhan mengizinkan keadaan tertentu, jangan kita diam. Jangan! Perkarakan, persoalkan, dan pertanyakan. Biar Tuhan memberi tahu ada bagian dalam diri kita yang sedang digarap dan penggarapan Tuhan tidak akan berhenti sampai kita menutup mata dan sempurna.