Skip to content

Diremukkan untuk Dibentuk

 

Kita tidak bisa tinggal di hadirat Allah, merendahkan diri, dan menyembah Allah jika kita belum benar-benar remuk, hancur. Sering kita merasa sudah remuk, kita merasa sudah hancur, padahal belum. Selama kita masih menikmati pujian merasa bahwa punya satu posisi, yang oleh karenanya kita menjadi terpandang berarti kita belum remuk, kita belum hancur. Dan itu di mata Tuhan masih merupakan kesombongan. Ingat firman Tuhan mengatakan, “Yang dikagumi manusia, itu dibenci Allah.” Memang, kita tidak bisa menolak orang mengagumi kita. Tapi mestinya yang pertama yang mengagumi kita haruslah keluarga dekat, sebab mereka paling jujur melihat keadaan kita. 

Kalau sampai anggota keluarga kita tidak mengagumi kita berarti ada yang salah. Harus keluarga kita dan itu perjuangan paling berat. Sebab tidak mungkin orang tidak mengagumi kita kalau kita mengenakan karakter Bapa, sifat karakter Tuhan Yesus. Tapi kita tidak mencari kekaguman tersebut, dan tidak menikmati kekaguman tersebut. Kebahagiaan kita adalah ketika orang mengagumi kita, lalu memuliakan Bapa di surga atau diarahkan kepada Bapa di surga. Dan itu bisa terjadi dalam hidup kita kalau kita remuk, hancur. 

Jadi kalau benar-benar kita memiliki Roh Allah, sifat karakter Allah, setan tidak suka kita dikagumi oleh manusia yang mendatangkan kemuliaan bagi Allah. Setan akan berusaha merusak kita dengan segala cara dan celah apa pun yang bisa dipakainya. Tapi itu bagian dari ‘peremukan.’ Dulu kita dicela karena memang kita tercela. Dulu kita direndahkan karena memang kita masih rendah, banyak kesalahan. Tetapi setelah kita tidak hidup dalam kesalahan, kita hidup dalam kesucian, bukan lalu berhenti dicela. Jujur saja kita berusaha jadi baik karena kita tidak mau dicela, karena kita mau berharga dan banyak upaya kita lakukan, supaya kita itu terhormat, kalau bisa dikagumi orang dan menikmati kekaguman atau pujian, itu dulu. 

Sekarang semakin kita mau hidup kudus tak bercacat, tak bercela, kita malah diserang, diserbu. Tapi itu justru merupakan indikator bahwa kita berada di pihak yang benar. Jadi tenang saja, karena kita sedang diremukkan. Jadi kalau belum remuk, dipukuli lalu digosok-gosok, digerus, dipanasi kadang-kadang karena susah remuk dipanasi dulu lalu digilas. Sebagaimana biji zaitun itu keras. Kalau tidak diremukkan, tidak ada gunanya atau sedikit gunanya. Ia harus diremukkan sehingga bisa jadi obat, atau minyak yang multi guna. Yesus diremukkan di Bukit Zaitun. Tetapi, kemenangan Yesus itu memang di kayu salib. 

Sejujurnya, rata-rata kita belum remuk. Kalau kita masih tersinggung, tidak rela orang lain lebih kuat atau lebih terhomat, tidak suka tidak dihormati atau tidak dihargai, itu berarti kita belum remuk. Maka dalam hidup di masyarakat, kita harus peka dan cerdas. Oleh sebab itu, kita mohon Tuhan memberi penerangan kepada kita, jika kita belum remuk, kita tidak bisa di hadirat Allah, Sebab berarti kita masih sombong dan Allah menentang orang sombong. Namun, Allah Bapa dalam kebesaran-Nya menerima kita ketika kita belum dewasa; Allah toleransi. 

Tapi kalau sudah tua lalu masih keras, jangan-jangan kita sampai tidak bisa diremukkan lagi. Jadi mumpung masih bisa diremukkan, kita minta agar Tuhan remukkan. Hanya kalau kita diremukkan, kita baru bisa dibentuk oleh Tuhan sesuai dengan apa yang Allah ingini. Sebagian kita sudah diremukkan, tapi tidak remuk-remuk. Bukan belum diremukkan, sudah diremukkan, namun belum remuk-remuk. Masalahnya, kalau tetap tidak remuk, kita bisa diremukkan oleh perbuatan kita sendiri. Misalnya, ketika seseorang menggelapkan uang lalu ketahuan — remuk dia. Waktu dia terbukti berzina, itu diremukkan. 

Jadi kalau kita bisa mengusir setan, mendoakan orang sakit, sembuh, jangan sombong. Sebab itu belumlah puncak kedewasaan. Tapi ketika kita hidup suci, baru kita dapat berdiri kokoh; kita didewasakan. Ini merupakan pembelajaran yang mahal. Tapi seharusnya kita tidak jatuh. Di sisa umur hidup kita, kita terus diangkat, mendatangkan kekaguman dan pujian bagi Allah. Jadi ingat, kita harus bersedia diremukkan Allah dan mau dibentuk melalui peremukan tersebut.