Skip to content

Buah yang Matang

Saudaraku,

Berbuah artinya memiliki hati yang suka melakukan kehendak-Nya. Tuhan mau menemukan pribadi-pribadi seperti ini, dimana selama hidup di dunia telah memenuhi atau menunaikan apa yang dipercayakan kepadanya. Dalam hal ini setiap orang memiliki keadaan istimewa dan Tuhan memiliki rancangan khusus bagi orang tersebut untuk dipenuhi. Maka, jangan kita pulang ke rumah kekal sebelum tahu persis bahwa dirinya sudah melakukan dengan baik rencana Allah dalam hidup kita. Tentu saja dalam hal ini seorang anak Tuhan harus memiliki kepekaan untuk mengerti kehendak-Nya dan menemukan rencana-Nya dalam hidupnya pribadi.

Untuk memiliki kepekaan ini seseorang harus dicerdaskan oleh firman Tuhan. Dalam hal ini mendengar “suara kebenaran” barulah langkah pertama untuk bisa berbuah, sebab akhirnya Tuhan bukan hanya menghendaki kita menjadi pendengar, melainkan juga memberi atau menghasilkan buah. Kalau langkah pertama sudah tidak dilakukan—yaitu mendengar firman Tuhan yang diajarkan Tuhan Yesus—bagaimana kita bisa berbuah? Banyak orang Kristen yang tidak mendengar firman Tuhan yang benar. Sehingga tidak memiliki kepekaan terhadap kehendak dan rencana Tuhan, maka bisa dimengerti kalau mereka tidak pernah menghasilkan buah. Memang mereka menjadi orang baik-baik, tetapi hidup ini hanya untuk memenuhi keinginan dan cita-citanya sendiri. Sebelum menutup mata kita harus sudah mengerti apa yang dikehendaki Allah untuk kita penuhi.

Dalam Lukas 8:15 tertulis, “yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan.” Kalimat ini menunjukkan bhawa walaupun seseorang mendengar firman Tuhan yang benar, tetapi kalau ia tidak bertekun, maka ia juga tidak akan dapat berbuah. Kata ketekunan dalam teks aslinya adalah hupomone (ὑπομονή). Kata ini berarti dengan sabar bertahan. Dalam hal ini untuk bertekun seseorang harus berusaha untuk bertahan terus menerus menghadapi tekanan. Sebab Iblis berusaha agar orang percaya tidak berbuah. Salah satu usaha Iblis selain ditutupnya kebenaran firman yang benar, juga mewarnai jiwa anak-anak Tuhan dengan percintaan dunia.

Oleh sebab itu setelah memahami kebenaran ini, kita harus mulai mempersoalkan: apakah kita sungguh-sungguh telah memiliki hati yang suka dan rela melakukan keinginan-Nya? Dalam hal ini kualitas buah yang dihasilkan masing-masing orang berbeda, ada yang matang dan tentu ada yang belum matang. Dalam Injil Matius 13 perumpamaan yang sama menunjukkan, bahwa buah yang dihasilkan berbeda-beda, ada yang tiga puluh, enam puluh dan seratus kali lipat. Marilah kita mengarahkan hidup kita untuk menghasilkan buah dalam ketekunan, sehingga kita memenuhi keinginan dan rencana-Nya, yaitu menghasilkan buah yang matang.

Teriring salam dan doa,

Dr. Erastus Sabdono

Marilah kita mengarahkan hidup kita untuk menghasilkan buah dalam ketekunan, sehingga kita memenuhi keinginan dan rencana-Nya, yaitu menghasilkan buah yang matang..