Skip to content

Berutang Kehidupan

 

Umat Israel hanya menjadi umat, tapi belum menjadi anak, walaupun ada sebutan anak. Mereka tidak seperti kita yang benar-benar menjadi anak-anak Bapa. Namun kita akan menjadi sah jikalau kita memiliki pikiran dan perasaan Allah, yaitu jika kita berkodrat ilahi (2 Ptr. 1:3-4). Jadi kalau Tuhan berkata kita bukan milik kita sendiri, itu maksudnya bukan Tuhan serakah, melainkan Tuhan tidak bisa mengubah kita kalau kita belum menyerahkan diri sepenuh. Itulah sebabnya Lukas 14:33 dikatakan, Jika kamu tidak lepaskan dirimu dari segala milikmu, kamu tak dapat jadi murid-Ku,” artinya tak dapat diubah. Kalau kita tidak ditebus, kita jadi anak setan. Sebab hanya ada dua bapak, Bapa Yahweh dan Lusifer. Kepada siapa kita menyembah, dialah bapa kita. Yesus pernah dicobai agar menjadi anak Lusifer dengan menunjukkan keindahan dunia dan setan berkata, “Kalau Kamu menyembah aku, kuberikan dunia pada-Mu.” Kalau Yesus mengingini dunia ini, Dia menjadi anak setan. 

Adalah tidak salah kalau kita memiliki rumah, mobil, perusahaan, uang, harta banyak, dll. Tapi jangan mengingini dan menjadikan itu sebagai kebahagiaan kita. Ini memang masalah batin dan susah dijelaskan, tapi Roh Kudus akan menuntun kita semua. Dan kita tidak bisa mengabdi kepada dua tuan (Mat. 6:24). Bapa kita adalah Elohim Yahweh, yang Putra-Nya adalah Yesus, yang membuat kita menjadi anak-anak Bapa. Menjadi anak Bapa bukan otomatis. Kita hanya dibenarkan, tapi belum diubahkan benar. Masalahnya, setelah jadi anak-anak Bapa, serius tidak? Kalau serius, kita harus belajar. Diubahkan, agar berkodrat ilahi atau berkeberadaan seperti Bapa, atau sempurna seperti Bapa. Kalau menjadi anak Lusifer, anak setan, kita tidak perlu belajar apa-apa, tidak perlu. Senangkan hati sendiri, tidak ada tugas, tidak ada kewajiban. 

Maka kalau Yesus mengajarkan kita, “Bapa kami yang di surga,” ini berarti Allah memiliki rumah, bukan gelandangan. Berulang-ulang Yesus menyampaikan, “Bapamu yang di surga, Bapamu yang di surga,” supaya kita tahu bahwa Bapa itu memiliki takhta, punya rumah. Maka Yesus bisa menjanjikan, “Aku akan membawa kamu ke tempat-Ku. Di mana Aku ada, kamu berada.” Setan bisa menjanjikan tempat? Tidak. Nikmati di bumi ini, senangkan hati di sini, dan bumi ini akan jadi lautan api. 

Maka kita harus selalu memberi waktu tiap hari berdoa, karena di situ kita diperhadapkan kepada Tuhan secara pribadi. Kita boleh di perpustakaan 24 jam atau 8 jam setiap hari, selama 6 hari, Senin sampai Sabtu, tapi kalau kita tidak bertemu Tuhan, kita tidak akan diubahkan. Jadi, setiap hari kita harus bertemu Tuhan, dan di situ pasti kita akan diperhadapkan pada kenyataan bahwa Allah itu hidup. Dan kita bisa merasakan apakah hidup kita telah memuaskan Dia atau tidak. Mungkin kita punya rumah besar, punya home theater, memiliki ruangan khusus untuk make up, dan lain-lain, tapi kita tidak memberi ruang doa, itu adalah bukti bahwa kita tidak atau kurang menghormati Dia. Liciknya kita, kita tidak merasa terlalu perlu Dia, kecuali sudah dalam keadaan kepepet, ada masalah yang kita tidak bisa selesaikan dengan kemampuan kita. Jangan begitu. 

Kalau suatu hari kita bertemu Tuhan padahal selama hidup kita tidak menghormati Tuhan sepantasnya, kita pasti akan gemetar. Tapi kalau setiap hari kita berusaha untuk menyenangkan hati Tuhan, membuat senyum Tuhan, maka kita pasti merindukan Tuhan. Mengapa kita tidak merindukan Tuhan? Karena memang kita tidak memiliki interest; ketertarikan kepada Tuhan. Ketertarikan kita hanya pada dunia. Memang menyembah Iblis bukan berarti secara ritual-ritual seremonial melakukan seremonial ritual menyembah Iblis, tetapi ketika hati kita tertarik, terikat dengan dunia, kita telah disesatkan. Kita digiring kepada bapa yang salah. Itulah sebabnya ketika Yesus menolak menyembah Iblis dengan menolak dunia, Yesus berkata, “Kamu harus menyembah Tuhan Allahmu, memberi nilai tinggi.” Sekarang ini, isi waktu kita dengan mencari Tuhan, sebab kita berutang kehidupan. 

Kita mestinya hidup untuk Tuhan. Ruang hidup kita hanya Tuhan. Ayo, kita ke langit baru bumi baru. Tidak ada tempat lain kecuali langit baru bumi baru. Kita mau sombong apa? Kita berkhianat kepada Tuhan kalau kita menikmati kenyamanan dunia dan tenggelam di dalamnya. Hidup ini tragis. Kita punya rumah berapa banyak pun, mau punya karier sehebat apa pun, akhirnya akan selesai. Tapi hanya ada satu yang bisa menyelesaikan ketragisan kita: langit baru bumi baru. Jangan takut, pasti ada jalan keluarnya nanti, jalani saja, lewati saja. Kita terus membangun kehidupan yang berkenan di hadapan Allah.