Kita harus menguatkan iman kita dan terus menggoreskan di dalam jiwa kita, adanya realitas yang tidak kelihatan atau realitas ilahi atau realitas kekekalan. Dalam 2 Korintus 4:18 dikatakan, “Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.” Hal ini harus kita yakini, kita renungkan setiap saat, sehingga menjadi sesuatu yang riil. Yang tidak kelihatan itu, yang pertama, yang harus kita renungkan dan hayati adalah pengadilan Tuhan.
Renungkan, bayangkan kita ada di hadapan pengadilan Tuhan, yang itu pasti kita akan alami. Jangan berkata, “Itu nanti, Pak!” Justru itu nanti, syukur bukan sekarang. Tetapi karena nanti, maka kita harus mempersiapkan diri. Jangan ada dosa sekecil apa pun; dusta, kemunafikan, apa pun yang tidak dinilai baik oleh Tuhan, yang tidak berkenan di hadapan Tuhan. Lalu yang kita bayangkan dan renungkan adalah wajah Tuhan Yesus. Kita akan bertemu dengan Tuhan Yesus. Pasti!
Tuhan berkata di dalam Yohanes 14:2-3, “Aku pergi menyediakan tempat bagimu dan setelah Aku menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali menjemput kamu, supaya di mana Aku ada, kamu ada.” Kita pasti bertemu muka dengan muka dengan Tuhan Yesus. Coba bayangkan! Ini bukan sesuatu yang tidak akan terjadi atau mimpi. Ini pasti terjadi. Kira-kira apa reaksi Tuhan terhadap kita pada waktu itu? Ironis, tidak banyak orang Kristen yang membayangkan itu. Padahal, mestinya kita membayangkan hal itu.
Seperti seorang murid yang serius belajar, serius sekolah, dia membayangkan pada waktu ujian, soal apa yang bakal keluar. Lalu dia mencari bank soal dan memikirkan bahwa apa yang sedang dia pelajari itu akan keluar. Kalau kita bertemu Tuhan, soal apa yang kita sudah harus selesaikan? Sangat mengerikan, ketika bertemu dengan Yang Mulia, Tuhan kita Yesus Kristus. Jangan sampai Tuhan Yesus berkata, “Kamu tidak melakukan kehendak Bapa.” Kita bayangkan itu! Jadi, mumpung sekarang, bukan nanti! Perkarakan, soal apa yang kita belum selesaikan? Dosa, kemunafikan, apa pun, karakter buruk yang masih melekat di dalam diri kita, yang pasti Roh Kudus beritahu, kita harus selesaikan itu!
Terpisah dari hadirat Allah itu mengerikan. Tapi orang yang tidak bersama dengan Tuhan sejak di bumi hari ini, tidak mungkin bersama dengan Tuhan selamanya. Tidak ada dadakan! Waktu di bumi, hatinya menjauh dari Tuhan, lalu setelah meninggal dunia, bersama-sama dengan Tuhan. Tidak mungkin! Itulah sebabnya Tuhan Yesus mengajar kita Doa Bapa Kami, “Datanglah Kerajaan-Mu.” Ini sesuatu yang sulit, benar-benar sulit. Tetapi bisa, kalau kita serius dan sungguh-sungguh. Roh Kudus pasti menolong kita agar bisa selalu di hadirat Tuhan. Merenungkan, membayangkan Allah yang hidup sehingga Ia menjadi nyata! Ini realitas ilahi atau realitas yang tidak kelihatan.
Jika perenungan pertama ini sukses, artinya kita bisa menghayati kehadiran Tuhan setiap saat, maka kita memiliki hati yang takut akan Allah sehingga kita tidak mudah berbuat dosa, sampai tidak bisa berbuat dosa. Dan kita akan teguh dan kokoh menghadapi segala keadaan. Mungkin kita adalah orang yang terpuruk, dihina, diinjak, ditindas, direndahkan, dikhianati, dianggap dipandang seperti kotoran, tapi kalau kita bisa menghayati kehadiran Tuhan, kita kuat, karena Allah kuat!
Tuhan melihat orang yang hatinya remuk. Tuhan melihat orang yang direndahkan, yang tertindas, yang tidak berdaya, yang lemah, yang tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, yang diam, seperti domba kelu. Tuhan pasti melindungi, karena Tuhan berkenan. Jadilah orang seperti itu, jangan memberontak. “Aku hina, Tuhan. Aku rendah, Tuhan. Aku tidak punya apa-apa, Tuhan. Aku berlindung kepada-Mu.” Tapi kalau orang kuat, kaya, punya relasi pejabat, merasa kuat, mungkin dia tidak akan berlindung kepada Tuhan.
Maka orang-orang yang dikasihi Tuhan seperti Yakub, kakinya harus dipelecokkan. Tidak berdaya sama sekali. Pasti jatuh, kecuali dia rangkul Tuhan dan berkata, “Aku tidak melepaskan Engkau, sebelum Engkau memberkati aku.” Artinya “Aku tak dapat hidup tanpa Engkau.” Jadi, jangan menunggu kaki kita dipelecokkan, dihancurkan, baru memeluk Tuhan. Sekarang kita sudah memeluk Tuhan dan berkata, “Jangan tinggalkan aku, Tuhan.”
Sapai akhirnya kita menemukan satu hal, orang yang sekarang bisa dipercayai Tuhan adalah orang yang pernah diremukkan Tuhan. Orang yang nuraninya bersih, orang yang pernah diremukkan dan menerima peremukan itu dengan benar. Orang yang murni nuraninya, yang tahu ini salah, ini benar. Jadi, rendahkan hati kita! Jangan sombong! Hadirkan Kerajaan Surga dalam hidup kita. Buatlah Tuhan nyata dalam hidup kita. Jadikan surga sebagai pengharapan kita satu-satunya, dan berjalanlah dengan Tuhan Yesus setiap hari, sebelum bertemu muka dengan muka!