Skip to content

Berjalan dalam Terang

Saudaraku,

Seseorang yang sudah terlanjur memberi penghargaan tinggi kepada dunia tidak akan bisa lagi mengumpulkan harta di surga, sebab mata hati atau terang yang ada padanya sudah gelap (Mat. 6:23). Usaha menggelapkan mata pengertian ini dikerjakan Iblis sepanjang waktu dengan cerdas dan senyap tanpa disadari oleh orang tersebut. Inilah cara Iblis merebut manusia menjadi miliknya. Iblis memakai keindahan dunia ini agar banyak orang terpikat dan terjebak di dalamnya, sehingga mereka tidak menghargai dan tidak mengasihi Tuhan secara pantas. Pada dasarnya mereka adalah orang-orang yang menyembah Iblis (Luk. 4:5-8). Bibir mereka bisa memuji dan menyembah Allah, tetapi hatinya tidak menyembah Allah. 

Sebab kalau seseorang masih menghargai dunia, berarti ia tidak bisa menyembah (Yun. proskuneo) Allah. Bahkan dalam stadium tertentu, mereka tidak bisa diajak kembali kepada Tuhan karena mata hatinya sudah terlanjur menjadi gelap. Paling baik mereka hanya menjadi orang yang berkelakuan sopan dan beretika di mata manusia, tetapi tidak dikenal atau tidak dinikmati oleh Tuhan sebagai anggota keluarga Allah. Ironis, banyak orang Kristen yang sebenarnya mata hatinya sudah gelap, tetapi mereka tidak menyadari kegelapan itu. Mereka merasa bahwa dirinya sudah berjalan dalam terang.

Kesadaran akan Tuhan dan usaha untuk mengisi hari hidup dengan “melakukan kegiatan rohani” dipahami sebagai telah berjalan dalam terang. Mereka mencoba membangun kekristenan yang orisinal dengan harga murah yang mereka bayarkan. Mereka tidak tahu atau tidak mau tahu bahwa sesungguhnya kekristenan mereka jauh dari standar yang Tuhan kehendaki. Mereka semakin sesat ketika merasa bahwa mereka sudah melayani Tuhan ketika membagi “remah-remah” yang ada padanya bagi pelayanan pekerjaan Tuhan, padahal Tuhan menghendaki segenap hidup kita atau tidak sama sekali. Mereka sudah merasa bagian dari laskar Kristus, padahal mereka adalah anak-anak bawang yang tidak diperhitungkan oleh Tuhan.  “Penggembira” yang kadang-kadang malah menggangu pekerjaan Tuhan.

Saudaraku,

Berjalan dalam terang pada hakikatnya adalah hidup berjalan seiring dengan Tuhan dimana segala sesuatu yang dilakukan sesuai dengan keinginan dan selera-Nya. Inilah yang namanya “hidup di hadapan Tuhan.” Orang yang berjalan dalam terang terus bertumbuh dalam mengenal kebenaran firman Tuhan baik secara logos maupun rhema, semakin hidup tidak bercacat dan menghayati hidup bersama dengan tekun melalui segala pengalaman hidup setiap hari. Tujuan perjalanan hidup mereka sangat jelas, yaitu Kerajaan Tuhan Yesus yang akan datang. Orang-orang seperti ini pasti mempertaruhkan hidup tanpa batas bagi pekerjaan Tuhan. Dan kesukaannya hanyalah menyukakan hati Tuhan.

 

Teriring salam dan doa,

Dr. Erastus Sabdono

 

Berjalan dalam terang pada hakikatnya adalah hidup berjalan seiring dengan Tuhan dimana segala sesuatu yang dilakukan sesuai dengan keinginan dan selera-Nya.