Karena Allah mengasihi manusia, maka Allah bekerja dalam segala sesuatu guna mendatangkan kebaikan bagi orang yang mengasihi Dia. “Kebaikan” di sini adalah menjadi serupa dengan Yesus. Kasih Allah diwujudkan dalam tindakan-Nya mengondisi orang percaya mengalami berbagai pergumulan. Memang hal ini sukar dimengerti, tetapi inilah fakta yang dialami setiap orang yang mengasihi Dia (Rm. 8:28). Tindakan Allah tidak mudah dipahami. Tetapi kalau kita percaya dan belajar mengerti, kita akan memahami maksud-maksud Allah yang sangat cerdas dan bijaksana melalui segala pergumulan yang kita alami. Ternyata, keadaan-keadaan yang sulit yang dialami orang percaya dimaksudkan untuk mendewasakan. Keadaan-keadaan sulit yang dikemukakan oleh Paulus dalam Roma 8:35-36, antara lain: penindasan, kesesakan, penganiayaan, kelaparan atau ketelanjangan, bahaya pedang, bahaya maut sepanjang hari, dan dianggap sebagai domba-domba sembelihan. Hal-hal ini justru menunjukkan mereka lebih dari orang-orang yang menang. Sehingga, orang percaya dilayakkan untuk dimuliakan bersama dengan Tuhan Yesus. Idealnya, bagi orang percaya, keadaan-keadaan yang sulit tidak dapat merenggut kebahagiaan hidup. Inilah yang salah dimengerti oleh banyak orang Kristen. Banyak orang yang berpikir bahwa keadaan yang sulit selalu sebagai serangan Iblis yang membuat seseorang tidak bahagia. Jadi, kalau mereka berkeadaan tidak menyenangkan, mereka merasa sebagai orang-orang yang kalah. Keadaan yang sulit justru menyempurnakan karakater orang percaya.
Pada zaman Musa, bagi Allah tidak sulit untuk menaklukkan Mesir dengan kuasa-Nya. Tetapi sangatlah sulit bagi Allah menghadapi kekerasan hati dan tegar tengkuknya bangsa Israel, sehingga sulitlah bagi Elohim Yahweh tersebut untuk dapat menaklukkan karakter bangsa Israel agar mereka dewasa dan dapat mewarisi Kanaan. Hal ini paralel atau sama dengan kehidupan orang Kristen. Allah tidak sulit menyelesaikan kesulitan-kesulitan yang dihadapi orang Kristen. Adalah mudah bagi Allah untuk membuat orang Kristen bisa melewati berbagai kesulitan hidup. Juga hal yang sangat mudah bagi Allah melimpahi orang percaya dengan berkat materi, menjadikan mereka berkedudukan, berpangkat, dan terhormat. Sangat mudah bagi Allah membuat orang Kristen menonjol dalam bidang-bidang kehidupan yang digumuli manusia, baik bidang politik, ekonomi, sosial, ilmu pengetahuan, dan lain sebagainya. Tetapi, menjadi hal yang tidak mudah bagi Allah untuk mengubah hati orang Kristen yang masih memiliki banyak keinginan, sehingga hati mereka menjadi tempat berpijak Iblis. Untuk ini, hendaknya orang Kristen tidak terkecoh dengan tawaran Iblis untuk menikmati dunia seperti anak-anak dunia menikmati dunia sekarang ini. Harus selalu diingat bahwa mengingini dunia berarti sama dengan menyembah Iblis (Luk. 4:5-8). Kalau orang percaya di gereja perdana pada abad mula-mula dimurnikan melalui penganiayaan, tetapi orang percaya di zaman sekarang ini harus dengan tekad dan komitmen yang bulat meninggalkan percintaan dunia.
Dalam Lukas 4:6 tertulis bagaimana Yesus tidak membantah ketika Iblis menyatakan bahwa ia memiliki kekuasaan atas materi, yaitu dunia. Iblis menyatakan bahwa dirinya dapat memberikan kekayaan kepada siapa saja yang dikehendakinya. Jadi, kekayaan dunia ini dapat menjadi umpan yang sangat baik dan menyenangkan untuk menjerat manusia agar tidak mengikuti jalan Tuhan. Cara inilah yang dipakai oleh Iblis untuk mencoba menjerat Yesus. Iblis berusaha “membeli” orang Kristen dan menyita imannya dengan menggunakan harta dunia ini. Dari hal ini, iman sejati orang Kristen pun dirusak. Hal inilah yang tidak dipahami oleh banyak orang Kristen, bahkan para pendeta atau hamba-hamba Tuhan. Banyak orang Kristen telah terlalu jauh menolerir praktik hidup yang sebenarnya sangat duniawi menurut kebenaran Alkitab. Bahkan, banyak kegiatan-kegiatan pelayanan rohani atau kegiatan gereja yang ternyata digerakkan oleh gairah duniawi dengan banyak motivasi yang tidak sesuai dengan pikiran dan perasaan Kristus. Semua kegiatan tersebut walau bungkusnya pelayanan, tetapi di dalamnya tidak ditujukan bagi kemuliaan Allah. Dengan kondisi seperti ini, banyak orang Kristen dalam belenggu Iblis.
Orang-orang yang menyadari kebenaran di atas tidak akan berduka tatkala ia tidak memiliki kekayaan seperti manusia lain, sebab ia mengerti dan menghayati bahwa harta orang percaya bukanlah materi di bumi ini melainkan kemuliaan bersama dengan Yesus di langit baru dan bumi yang baru. Seperti Yesus tegas menolak bujukan untuk menyembah kepada Iblis demi memeroleh kekayaan dunia ini, kita juga harus bersikap sama seperti Yesus. Kehidupan Yesus merupakan teladan yang harus kita ikuti. Kalau kita sungguh-sungguh bersikap seperti Yesus, kita dapat menjadi anak-anak Allah yang berkenan kepada-Nya. Kita akan dapat semakin memahami kebenaran-kebenaran rahasia Kerajaan Allah. Kedewasaan untuk serupa dengan Yesus pun dapat bertumbuh dengan baik. Di tengah-tengah suasana dunia yang sangat materialistis ini, kita harus tetap berpegang teguh kepada kebenaran Allah.