Skip to content

Berdampak Fatal

 

Ketika ada orang bertanya, “Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?” dalam Lukas 13:23-24, Yesus menjawab, “Berjuanglah untuk masuk melalui pintu sesak. Sebab Aku berkata kepadamu, banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat.” Ayat ini mau diterjemahkan atau ditafsirkan bagaimana lagi? Jelas, secara eksplisit dan implisit, sukar untuk masuk surga. Tuhan tidak berkata, “Sudah, jangan banyak mikir. Kamu sudah ditentukan selamat. Pokoknya kamu percaya pada-Ku, pasti kamu selamat. Tidak perlu ada perjuangan.” Ironis, banyak ajaran yang tidak sesuai dengan kebenaran Alkitab, sehingga terjadi perdebatan, dan setiap orang merasa ajarannya, asumsinya, premisnya paling benar. Jika hal-hal itu tidak langsung mempengaruhi keselamatan, atau paling parahnya hanya membuat seseorang menjadi anggota masyarakat, tidak masuk neraka, maka masih tergolong minor issue. Tetapi kalau ajaran yang langsung atau dikesankan bahwa masuk surga itu mudah, ini yang menyesatkan. Ini bisa berdampak fatal. 

Banyak orang Kristen yang tidak mengerti apa itu ordo salutis, apa itu pembenaran, pendamaian, Kristologi, dan lain-lain. Apa mereka masuk neraka gara-gara itu? Ada begitu banyak tema-tema dalam dogmatika. Tidak terlalu fatal jika tidak diketahui, walau tentu mempengaruhi kualitas iman. Tetapi kalau dikesankan ke surga itu mudah, ini sangat berbahaya. Para teolog, pengajar, pendeta, harus tahu Yakobus Armenius itu ajarannya bagaimana, juga Calvinis, Martin Luther, Zwingli, Melanchthon, hasil konsili di Nicea, apa yang diputuskan, digagas? Perlu belajar. Supaya kita mengerti perjalanan sejarah doktrin. Tetapi jangan kita menganggap itu segalanya, sebab kita harus melihat apa yang prinsip. 

Penyesatan ini berdampak fatal kalau mengesankan bahwa ke surga itu mudah. Coba lihat, banyak orang Kristen pasti memiliki pandangan secara sadar atau tidak, bahwa ke surga itu mudah. Cukup percaya Yesus sudah selamat. Ini bahaya! Hal ini membuat seseorang bukan saja gagal menjadi anak-anak Allah, namun bisa juga gagal menjadi anggota masyarakat. Hal ini berpotensi besar menyeret orang Kristen masuk neraka. Di tengah-tengah dunia yang makin fasik, tidak ada perjuangan yang proporsional melawan pengaruh fasiknya dunia. Itu sebanya banyak orang terbawa dalam suasana kefasikan dunia, sehingga Tuhan berkata, “Aku tidak kenal kamu.” 

Hal ini menunjukkan harus adanya intervensi Allah. Tidak bisa dibantah, dibutuhkan intervensi Allah. Tetapi intervensi Allah tidak meniadakan tanggung jawab, respons dan tindakan langkah umat pilihan. Umat pilihan artinya orang yang diberi kesempatan untuk menjadi anak-anak Allah atau diberi kesempatan untuk mengikut Yesus. Mereka harus belajar dari Guru Agung ini agar dapat dikembalikan ke rancangan Allah semula. Tidak semua orang memiliki anugerah itu. Tapi kalau disebut umat pilihan, bukan berarti pasti masuk surga, melainkan orang yang diberi kesempatan mengikut Yesus, dikembalikan ke rancangan Allah semula, supaya berkeberadaan sebagai anak-anak Allah.

Di sini harus ada intervensi Allah. Tetapi respons manusia bukan ditiadakan, karena itu Yesus berkata, “Jual segala milikmu, bagikan kepada orang miskin, datanglah kemari, ikut Aku.” Itulah respons yang harus dilakukan oleh orang kaya tersebut. Soal pendewasaan dan penyempurnaan imannya, itu akan melalui proses. Kalau saja orang kaya itu mau melakukan, ia akan diproses untuk menjadi anak-anak Allah yang sah dan benar-benar berkeberadaan sebagai anak-anak Allah. Ia akan mengalami perubahan kodrat, dari kodrat dosa ke kodrat ilahi. Kalau seandainya pada waktu itu dia menjual segala miliknya dan membagikannya kepada orang miskin, dia akan mulai masuk pada proses belajar. Karena memang kodrat itu tidak langsung berubah. 

Karena begitu fasiknya dunia, bukan hanya jemaat yang tidak berani berkomitmen, melainkan juga pendeta dan para teolog pun banyak yang tidak berani berkomitmen. Komitmen untuk melepaskan segala sesuatu dan meninggalkan dunia, serta komitmen mengikut Yesus agar hidup seperti hidup yang dijalani oleh-Nya. Komitmen itu harus didorong oleh hati yang mengasihi Tuhan. Ini adalah pilihan. Dalam hal ini bukan Allah yang memilihkan atau menentukan untuk kita, tapi Allah yang memberi kita kesempatan sebagai umat pilihan. Dan pilihan itu sangat menentukan keselamatan individu. Untuk itu pilihan itu harus di-update terus dan dibaharui setiap hari, karena keselamatan itu sebuah proses.