Sepanjang kehidupan ini akan ada begitu banyak pilihan yang harus kita ambil. Setiap pilihan membawa kesulitan, rintangan, dan tantangan yang harus kita hadapi. Bahkan ketika kita berhasil melewati satu tahap kehidupan, bukan berarti segalanya akan selesai; akan selalu ada kesulitan-kesulitan baru, rintangan yang baru, dan tantangan yang baru. Namun, jika kita mampu memecahkan setiap persoalan itu dan memilih dengan tepat setiap jalan yang terbentang di hadapan kita, maka kita akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih besar dari apa yang pernah kita impikan.
Hidup sebagai manusia memang menawarkan banyak pilihan, tetapi bukan berarti kita dapat mengambil semuanya sekaligus. Tuhan memberikan kebebasan untuk memilih agar kita dapat menentukan arah hidup sesuai kehendak-Nya. Keputusan yang kita ambil haruslah didasarkan pada prioritas dan tujuan yang berguna bagi diri kita serta masa depan kita. Pilihan hidup yang kita jalani bukanlah pilihan hidup orang lain. Sebab kitalah yang menjalani hidup ini, sementara orang lain hanya dapat menilai dan membandingkan. Apa pun keputusan yang kita ambil, itu adalah hak mutlak kita sebagai individu yang bertanggung jawab di hadapan Tuhan.
Oleh karena itu, setiap pilihan harus diambil dengan ketegasan dan tanggung jawab, agar keputusan itu tidak mudah tergoyahkan oleh penilaian negatif dari orang lain. Harus diakui, ketika kita memutuskan sesuatu yang berbeda dari kebiasaan umum, akan muncul pertentangan yang tidak sedikit. Namun selama keputusan tersebut tidak bertentangan dengan moralitas dan firman Tuhan, jangan gentar untuk tetap melangkah. Kedepankan Tuhan dalam setiap keputusan hidup, dan ingatlah: terhadap segala sesuatu, Tuhan hanya sejauh doa.
Kita perlu melakukan introspeksi—apakah kita menjalani hidup ini dengan iman atau hanya mengandalkan pemikiran kita sendiri. Sering kali kita lupa bahwa kita hanyalah manusia terbatas, tetapi kita justru lebih sering bertindak seolah-olah dapat mengatur segalanya dengan kekuatan sendiri. Kita fokus pada kepuasan diri dan kenyamanan keluarga, lalu melupakan Tuhan sebagai pusat kehidupan. Padahal di setiap keadaan—suka maupun duka—selalu ada pilihan: diam dan tidak berbuat apa-apa, atau bertindak dan memilih melakukan hal yang benar.
Jika kita melihat ke depan, kehidupan dunia tampak semakin sulit. Krisis ekonomi yang berkepanjangan, bencana alam yang datang silih berganti, dan berbagai ketidakpastian membuat banyak orang kehilangan harapan. Seolah tidak ada lagi pilihan selain hidup dalam kesulitan. Namun di tengah segala kekacauan itu, kita sering lupa bahwa kita berasal dari Tuhan Yang Maha Kuasa, satu-satunya tempat bersandar dan sumber pertolongan dalam setiap situasi kehidupan.
Dalam berbuat baik, mungkin ada orang yang memandang negatif—menganggap kita mencari pujian atau mencampuri urusan orang lain. Tetapi semakin kita bertumbuh dalam pengalaman rohani, kita akan semakin sadar bahwa semua perbuatan baik harus dilakukan semata-mata untuk kemuliaan Tuhan. Itulah pilihan hidup orang percaya: memancarkan terang dan kasih Allah. Seperti tertulis dalam Lukas 6:31, “Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka.”
Karena itu, ketika kita dihadapkan pada masalah yang tampak buntu—ketika semua usaha telah dilakukan namun tidak ada perubahan—lihatlah melalui mata iman. Sering kali kita terpaku pada pintu yang tertutup, sehingga gagal melihat pintu lain yang sebenarnya telah dibukakan Tuhan bagi kita. Jika kita memilih untuk berbuah dan menyenangkan hati Tuhan, maka hanya ada satu jalan: tinggallah di dalam Kristus. Sebab di luar Kristus, kita tidak dapat berbuat apa-apa. Kiranya mulai hari ini dan seterusnya, kita tidak lagi salah memilih, melainkan selalu memilih untuk tinggal di dalam Kristus, dituntun oleh Roh Kudus, hidup dalam kemurahan hati, dan senantiasa berbuat adil.