Skip to content

Barter

 

Dalam 1 Korintus 15:51 tertulis, “Sesungguhnya, aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah, dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi, dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah.” Orang yang tubuhnya diubah adalah mereka yang pada saat Tuhan datang, belum meninggal dunia. Jika tubuh kita diubah dalam sekejap, itu berarti kita akan naik seperti Yesus mengalami kenaikan. Tapi orang yang hidupnya tidak diubah, mereka tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Surga. Kasihan, mereka akan tertinggal di bumi ini. Bumi ini nanti akan menjadi neraka yang namanya gehena atau danau api. Mengerikan sekali; tidak ada obatnya.

Kiranya di pembacaan firman Tuhan ini, dapat menyalakan kembali api gairah di dalam hati kita; gairah untuk menantikan kebangkitan dari antara orang mati atau perubahan dari tubuh fana ini ke tubuh kemuliaan. Dalam 2 Petrus 3 mengingatkan, “Kalau unsur-unsur di udara terbakar dalam nyala api, maka betapa salehnya kamu harus hidup. Ayo, kita sadar kembali sebaik-baiknya agar pengharapan kebangkitan dari antara orang mati menjadi pengharapan yang kokoh di hati kita, yang menggerakkan kita mengisi hari-hari hidup ini. Filipi 3:11, “Supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.” Ya, ini akhirnya; beroleh kebangkitan dari antara orang mati. Ada tujuan yang mau dicapai. Jika kekristenan kita tidak seperti ini, sesat kita. Kita yang harus mengentaskan diri kita dari kubangan yang salah. Seperti seekor anak ayam yang jatuh ke parit yang berair kotor, maka dia harus berusaha naik dari parit itu. Dan kalau itu di luar kemampuan kita, Tuhan pasti akan menolong kita keluar. 

Filipi 3:7-8, “Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia daripada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah supaya aku memperoleh Kristus.” Pengenalan akan Kristus itu luar biasa. Dia memberi pengharapan kebangkitan dari antara orang mati, masa depan yang penuh harapan di langit baru, bumi baru. Dan untuk memiliki Dia, kita harus melepaskan semuanya. Dengan kalimat lain, harus ada barter yang dilakukan untuk memiliki Kristus. Dan dengan memiliki Dia, kita memiliki kebangkitan. Kita memang belum dibangkitkan, tapi kebangkitan itu terasa di depan mata kita, ketika kita melepaskan segala sesuatu. Sebab tidak ada yang kita harapkan lagi dari dunia ini. 

Kebangkitan dari antara orang mati tidak diperoleh oleh semua orang Kristen, hanya mereka yang ada dalam persekutuan dengan Kristus. Bukan persekutuan dengan Adam. Persekutuan dengan Adam membangun pola hidup manusia pada umumnya, manusia wajar, yang fokusnya pemenuhan kebutuhan jasmani. Bagaimana memiliki persekutuan dengan Kristus? Harus ada barter, sebab kita tidak akan dibangkitkan tanpa meninggalkan atau melepaskan segala sesuatu. Kita bersyukur mendengar hal ini; nanti banyak orang akan menyesal, dan tidak mengalami kebangkitan. 

Filipi 3:9, “Dan berada dalam Dia, bukan dengan kebenaranku sendiri karena menaati hukum Taurat…” Jadi, bukan kebenaran berdasarkan melakukan hukum Taurat. Ayat ini dipelintir oleh Iblis sehingga orang merasa tidak perlu lagi berbuat baik. Atau mereka merasa tidak terlalu penting untuk berbuat baik, karena kita diselamatkan oleh anugerah. Sejatinya, kalimat itu benar, tapi pengenaannya harus benar. Kita diselamatkan bukan karena perbuatan baik, tapi karena kurban Kristus di kayu salib. Tapi kalau kita percaya kurban Kristus itu, maka kita harus meninggalkan semuanya dan menganggapnya sampah, lalu ikut Kristus supaya kita menjadi serupa dengan Dia. Ironis, yang diajarkan kepada kita sejak kecil adalah keselamatan bukan karena perbuatan baik, lalu digantung begitu rupa. Itu jahat, sehingga menciptakan manusia-manusia Kristen yang tidak mengikut jalan Tuhan. 

Selanjutnya, “… melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.” Kalau kita percaya kepada Kristus, kita melepaskan segala sesuatu, dan ikut jejak-Nya. Seseorang tidak bisa ikut jejak Tuhan Yesus kalau tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya. Filipi 3:10, “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya.” Kita harus mati terhadap dunia, hidup bagi Allah. Mengenal Yesus, kuasa kebangkitan-Nya bukan hanya ilmu pengetahuan di nalar mengenai kebangkitan, melainkan nyata kuasa kebangkitan-Nya, yaitu pekerjaan Roh Kudus.