1 Korintus 16:22
“Siapa yang tidak mengasihi Tuhan, terkutuklah ia. Maranata!”
Ayat ini singkat namun mengerikan, sebab ada kutukan di situ. Dan orang yang terkutuk adalah orang yang tidak mengasihi Tuhan. Terkutuk sebenarnya artinya terhukum yang dalam konteks ini adalah terpisah dari hadirat Allah. Jadi ayat ini memang tidak ditujukan untuk orang non-Kristen; ini hanya ditujukan untuk orang Kristen. Terkutuk dalam Bahasa Yunaninya adalah anathema (ἀνάθεμα), kalau dalam terjemahan lain digunakan bahasa Inggris: let him be accursed. Ironis, kita melihat tidak banyak orang yang sungguh-sungguh mengasihi Tuhan Yesus. Pertanyaan untuk kita pribadi, apakah kita mengasihi Tuhan Yesus Kristus? Seberapa dalam kasih kita kepada Tuhan Yesus Kristus? Dan kalau kita jujur meneliti kasih kita kepada Tuhan Yesus, belum tentu kasih kita kepada Tuhan Yesus adalah kasih yang proporsional seperti yang Dia kehendaki.
Tetapi firman Tuhan mengatakan demikian. Kita harus berani menerima firman Tuhan apa adanya dan menegakkan firman itu di dalam hidup kita; tanpa mengurangi. Kalau firman Tuhan mengatakan, “Kuduslah kamu sebab Aku kudus,” berarti harus memiliki kekudusan seperti Bapa, kita amin saja, jangan membantah (1 Ptr. 1:16). Kalau firman Tuhan diucapkan oleh Yesus sendiri di Matius 5:48, “Kamu harus sempurna seperti Bapa,” jangan kita utak-atik ayat ini hanya demi membela ketidaksediaan kita menjadi sempurna, dengan berbagai dalih dan alasan bahwa tidak mungkin bisa sempurna di bumi ini. Padahal, ayat ini jelas tidak menunjuk kehidupan di belakang atau di balik kubur kita; namun di bumi sekarang ini.
Konteksnya, kalau kita lihat ayat-ayat sebelumnya, itu adalah ajaran Tuhan Yesus kepada orang-orang yang mengikut Dia dalam ‘Khotbah di Bukit’ yang dikenal sebagai golden rule; hukum emas. Seperti, “Apa artinya engkau berbuat baik kepada orang yang juga berbuat baik kepadamu, kasihi musuhmu, jika kamu ditampar pipi kananmu, berikan pipi kirimu.” Itu semua dinamika hidup yang berlangsung di bumi ini. “Kamu harus seperti Bapa di surga yang memberi matahari kepada orang yang baik dan orang yang jahat; orang yang benar, orang yang tidak benar, lalu hendaknya kamu sempurna seperti Bapa.” Tidak mungkin ayat ini ditujukan untuk hidup kita dalam dinamika hidup di balik kubur. Pasti dinamika hidup kita sementara kita di bumi.
Melalui perjalanan hidup, kita mulai menyadari betapa tragisnya hidup ini dan singkat. Tidak ada yang dapat kita harapkan di bumi ini yang dapat membahagiakan kita. Sementara kita terus bergaul dengan Tuhan dan menikmati kehadiran-Nya, menghayati betapa mengerikannya keterpisahan dari Allah, tapi juga bisa menghayati betapa indahnya kebersamaan dengan Allah di kekekalan, maka ayat-ayat seperti ini kita mau telan tanpa membantah. Kita mengatakan “amin” tanpa kecurigaan. Termasuk juga firman ini: “Jika seseorang tidak mencintai Tuhan Yesus, terkutuklah dia”. Kita harus terima tanpa membantah, artinya kita harus mengasihi Tuhan Yesus. Maka di dalam Injil Matius 22:37-40, itu ada dua hukum, yang pertama, “Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hati, jiwa, akal budi, dan kekuatan.” Dan kalimat berikutnya, “Hukum yang sama dengan itu.” Perhatikan, “yang sama dengan itu,” padahal tidak sama kalimatnya.
Sama, maksudnya kita harus memenuhinya juga. Dan jika kita memenuhi, berarti kita mengasihi Tuhan, itu maksudnya. Bagi umat pilihan yang mengenal Allah, harus mengasihi Allah dengan segenap. Tetapi bagaimana dengan mereka yang tidak mengenal Allah? Mereka harus mengasihi sesama. Itulah sebabnya di dalam Matius 25, ada ada orang-orang yang diperkenan oleh Sang Raja; Raja Kekekalan, dan itu pasti menunjuk Tuhan Yesus. “Ketika Aku lapar, engkau berikan Aku makan. Ketika Aku haus, engkau berikan Aku minum. Ketika Aku bertelanjang, engkau berikan Aku pakaian.” Lalu orang-orang itu berkata, “Kapan kami melihat Tuhan lapar, haus, bertelanjang?” Tuhan berkata, “Apa yang kau lakukan untuk saudaramu yang paling hina atau saudaramu yang membutuhkan pertolongan, yang tertindas, itu perbuatanmu kepada-Ku.” Jadi jangan heran, nanti di kekekalan ada orang-orang yang bukan umat pilihan seperti kita yang tidak pernah mendengar Injil, atau mungkin salah mendengar Injil dan memang bukan umat pilihan, karena mereka berbuat baik.
Sebab seperti yang dikatakan dalam Roma 2:12-16, ada Taurat yang tertulis di hati, dan seseorang dibenarkan oleh perbuatan melakukan hukum itu. Tapi pembenarannya tidak sama dengan kita. Mereka bisa masuk menjadi anggota masyarakat di langit baru bumi baru. Termasuk umat Perjanjian Lama yang setia, yang melakukan Taurat dengan benar. Gagal, ada darah domba solusinya. Termasuk 7.000 orang yang tidak ikut menyembah Baal pada zaman raja Ahab ketika Elia hidup, tentu kesetiaan mereka tidak sia-sia. Dan banyak lagi tokoh Alkitab dan umat yang layak menjadi anggota masyarakat nanti.