Bagaimanapun pada akhirnya kita akan jatuh di salah satu pihak; kita harus memilih di pihak mana, di kutub mana kita berada. Di dalam Injil Matius 12:43-45, firman Tuhan mengatakan, “Apabila roh jahat keluar dari manusia, iapun mengembara ke tempat-tempat yang tandus mencari perhentian. Tetapi ia tidak mendapatnya. Lalu ia berkata: Aku akan kembali ke rumah yang telah kutinggalkan itu. Maka pergilah ia dan mendapati rumah itu kosong, bersih tersapu dan rapih teratur. Lalu ia keluar dan mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat dari padanya dan mereka masuk dan berdiam di situ. Maka akhirnya keadaan orang itu lebih buruk dari pada keadaannya semula. Demikian juga akan berlaku atas angkatan yang jahat ini.”
Kesimpulan dari ayat di atas dengan jelas adalah roh jahat membutuhkan tempat tinggal; tempat untuk berdiam. Pertanyaannya, rumah hidup kita ini didiami roh jahat atau Roh Allah? Jangan kita pikir kalau seseorang berbicara tentang Tuhan, berarti Roh Tuhan yang ada pada orang itu. Belum tentu. Ingat, pencobaan yang dialami Yesus seperti di Lukas 4, Iblis juga menggunakan ayat firman Tuhan, ia juga bisa berteologi. Kita juga bisa menyaksikan orang-orang bengis, orang-orang jahat, orang-orang yang tidak jujur memakai nama Tuhan untuk mengangkat diri, untuk beraktualisasi diri. Kalau seorang teolog, seorang pelayan Tuhan, seperti Yudas yang dekat dengan Yesus bisa kerasukan Iblis, maka setiap kita juga berpotensi kerasukan Iblis.
Gejala seseorang kerasukan Iblis tidak harus dengan mendelik-mendelik, berteriak-teriak histeris, membuka baju bertelanjang, atau dengan tindakan dan sikap ekstrem. Seorang yang memakai dasi, jas, tampil sebagai orang terhormat, belum tentu tidak kerasukan roh jahat. Roh jahat itu cerdas sekali. Pengalamannya bisa miliar dan triliun tahun. Ia benar-benar nekat, buktinya ia berani melawan Allah semesta alam. Betapa cerdasnya, dari pengalaman yang dia jalani, dari pengetahuan teologi yang dimilikinya. Jadi, kalau ada orang pintar berbicara tentang Tuhan, itu tidak jaminan roh jahat jauh dari dia.
Tuhan tidak menyuntik kita dengan suntikan imun bebas dari kuasa gelap. Selalu ada potensi kerasukan kuasa gelap, kecuali kita berjaga-jaga. Karenanya firman Tuhan berkata: “Lihat, ingat, waspada, berjagalah. Iblis, musuhmu, seperti singa yang mengaum. Kamu bisa diterkam, karena kamu tidak dibuat imun. Kamu yang harus berjaga-jaga.” Ini sama dengan tubuh kita yang tidak imun terhadap suatu jenis penyakit atau tidak imun terhadap satu virus. Maka, yang kita lakukan adalah mencegah virus itu masuk dengan cara menjauhi virus itu. Apabila kita mendekat, mati kita. Jadi ingat, pendeta tidak imun terhadap roh jahat. Teolog tidak imun terhadap roh jahat.
Jadi, siapa pun terbuka dimasuki kuasa gelap. Itulah sebabnya kita harus bergaul dengan Tuhan, harus bertemu dengan Tuhan. Supaya kita bisa membedakan pendeta yang benar dan yang tidak benar. Kita bisa mengetahui ajaran yang sesat dan yang tidak sesat. Kalau kita percaya Roh Kudus itu ada, benar memang ada, kalau kita percaya Allah hidup dan berjanji menyertai kita, maka Allah pasti berbicara, pasti menuntun. Karena Yang Mulia Tuhan kita, Yesus Kristus mengatakan bahwa Roh Penghiburan, Roh Pendamping (parakletos); Roh Penghibur akan menuntun kita kepada seluruh kebenaran. Sehebat-hebatnya seorang teolog memberikan mentoring, tetap tidak ada artinya dibanding Roh Kudus. Jadi, mutlak setiap hari kita harus bertemu dengan Tuhan. Kita jangan mengultuskan pendeta atau hamba Tuhan mana pun.
Kita harus ketemu Tuhan, supaya bisa menemukan atmosfer yang murni. Ada Roh Allah atau tidak; ada roh jahat atau Roh Allah dalam diri kita, harus kita periksa. Hal itu harus serius kita lakukan. Dalam orientasi pergumulan, mungkin masih Tuhan beri kesempatan, sampai permanen. Kalau orang yang membiarkan dirinya ada di tempat kotor, lama-lama dia permanen. Roh jahat permanen di situ. Karena roh jahat ini butuh tempat. Jadi, jangan kita merasa bebas dari roh jahat karena pernah bertobat. Lahir baru bukan seketika mendadak, melainkan harus lewat proses.
Roh jahat ini keluar mencari tempat, dia tidak mendapatnya. Karena memang bukan tempatnya. Dia harus ke tempat semula. Dia harus balik dan menarik lagi, dia bisa diberi bantuan 7 roh lain yang lebih jahat. Maka, jangan heran kalau ada orang Kristen yang katanya dulu pernah bertobat, bahkan melayani Tuhan, sekarang bisa lebih jahat. Kita tidak bisa mengerti, mengapa dia jadi sebengis itu. Maka, kita harus selalu dalam keadaan siaga, dan untuk itu kita harus selalu terkoneksi dengan Sang Pencipta.
Siapa pun terbuka dimasuki kuasa gelap.
Itulah sebabnya kita harus bergaul dan bertemu dengan Tuhan.