Skip to content

Belajar Diam Saat Dunia Terlalu Berisik

  • Z-votion

 

Z VOTION – 10 November 2025
Hello Gen Z people! Renungan harian ini dapat diakses melalui Instagram kami di www.instagram kami di www.instagram.com/z_votion.id. Jangan lupa untuk follow ya!

Renungan hari ini berjudul:
Belajar Diam Saat Dunia Terlalu Berisik

“Lalu firman-Nya: ‘Keluarlah dan berdirilah di atas gunung itu di hadapan Tuhan!’ Maka Tuhan lalu! Angin besar dan kuat, yang membelah gunung-gunung dan memecahkan bukit-bukit batu, mendahului Tuhan. Tetapi tidak ada Tuhan dalam angin itu. Dan sesudah angin itu datanglah gempa, tetapi tidak ada Tuhan dalam gempa itu. Dan sesudah gempa itu datanglah api, tetapi tidak ada Tuhan dalam api itu. Dan sesudah api itu datanglah bunyi angin sepoi-sepoi basa.”
— 1 Raja-Raja 19:11–12

Kita hidup di dunia yang penuh dengan keberisikan. Bukan hanya karena suara jalanan, musik, atau notifikasi ponsel, tetapi juga karena pikiran kita sendiri. Terlalu banyak hal yang bersuara di dalam: kecemasan, ambisi, rasa takut, dan perbandingan dengan orang lain.

Nabi Elia juga pernah berada di titik itu. Setelah mengalahkan nabi-nabi Baal, ia justru merasa hancur, lelah, dan ketakutan. Ia melarikan diri ke padang gurun dan bersembunyi di dalam gua, merasa hidupnya sia-sia. Tuhan lalu menyuruhnya keluar dan berdiri di atas gunung. Datanglah angin besar, gempa bumi, dan api—tetapi Tuhan tidak ada di dalam semuanya itu. Setelah itu datanglah suara angin sepoi-sepoi basa, dan di sanalah Elia menemukan kehadiran Tuhan.

Kadang, Tuhan tidak hadir dalam hiruk-pikuk pencapaian, keramaian dunia, atau kebisingan media sosial. Ia hadir dalam keheningan—saat kita berani berhenti sejenak, menutup layar, dan membuka hati. Di sana, dalam diam, Tuhan berbicara dengan suara yang lembut namun menembus jiwa.

Bagi generasi yang hidup dalam pusaran notifikasi, mungkin ini saatnya untuk menekan tombol “diam”. Sebab di balik keheningan, ada suara lembut Tuhan yang berkata: “Aku di sini.”

What To Do:
1. Matikan sejenak notifikasi.
Setiap hari, ambil waktu 10–15 menit tanpa ponsel. Gunakan waktu itu hanya untuk berdoa, membaca firman, atau sekadar diam.
2. Ciptakan “ruang sunyi” setiap hari.
Bisa di kamar, taman, atau tempat tenang lain. Ruang ini jadi titik diam untuk “mengosongkan hati” dari kebisingan pikiran.

📖Bible Marathon: Amsal 9