Skip to content

Hidup Bertanggung Jawab

Saudaraku,

Seseorang yang menjadi Kristen tidak membuat agama Kristennya secara otomatis menjadikan dirinya selamat; artinya dikembalikan ke rancangan semula.  Hendaknya kita tidak berpikir bahwa kalau seseorang ke gereja dan mengaku percaya, kemudian secara ajaib atau secara mistis bisa menjadi sempurna. Bahkan ketika seseorang berdoa, “ubahkan aku Tuhan,” ia tidak secara otomatis menjadi berubah secara signifikan. Perubahan hanya bisa terjadi ketika seseorang berjuang untuk mengerti firman Tuhan dan berusaha untuk berubah melalui proses kehidupan setiap hari.

Terkait dengan hal ini, kita harus memahami pengertian kasih karunia. Kasih karunia selama ini dipahami sebagai pemberian dari Allah yang tidak berdasarkan kebaikan manusia atau kelayakan manusia yang menerima pemberian tersebut. Pada dasarnya kasih karunia sama artinya dengan anugerah. Dalam bahasa Ibrani, kita menemukan kata “khen” untuk ini dan “kharis” dalam bahasa Yunani. Kasih karunia tidak mengurangi tanggung jawab manusia. Dalam seluruh bagian Alkitab tidak pernah manusia bisa hidup tanpa tanggung jawab, kewajiban, panggilan atau apa pun namanya sebagai makhluk yang agung yang memiliki kehendak yang dikendalikan oleh dirinya sendiri.

Tanggung jawab dan kewajiban adalah kata yang paling tidak disukai kalau orang berbicara mengenai kasih karunia. Sebab seakan-akan kata ini menghilangkan nilai kasih karunia. Padahal tidak. Kasih karunia menjadi kasih karunia kalau manusia bertanggung jawab atas kasih karunia tersebut. Kalau orang percaya bisa hidup tanpa tanggung jawab, maka Paulus tidak akan berkata bahwa ia harus berusaha untuk berkenan kepada Allah (2Kor. 5:9-10). Paulus mengemukakan bahwa semua orang harus mempertanggungjawabkan hidupnya di hadapan Tuhan. Harus dipahami bahwa tidak ada pertangungan jawab tanpa konsekuensi.

Kalau seseorang tidak bertanggung jawab atas hidupnya, maka ia harus menuai akibat perbuatannya. Ajaran mengenai kasih karunia yang membuat manusia kehilangan tanggung jawab adalah ajaran yang keliru. Kesalahan ini mengakibatkan karya keselamatan Allah dalam Tuhan Yesus Kristus tidak terwujud dalam kehidupan orang percaya. Itu disebut juga sebagai cheap grace (anugerah murahan). Kasih karunia yang disertai tanggung jawab adalah costly grace (anugerah yang mahal).  Ketika Tuhan Yesus berkata, “berjuanglah melalui jalan sempit,” sejatinya itu adalah panggilan untuk hidup bertanggung jawab.

Saudaraku,

Dalam Wahyu 2:5, Tuhan mengancam jemaat Efesus akan mengambil “kaki dian” dari mereka, kalau mereka tidak bertobat. Kaki dian adalah salah satu perkakas dalam ruang suci di bait Allah. Kaki dian tidak boleh padam. Ia harus menyala terus sepanjang waktu. Kaki dian menunjukkan kehadiran Tuhan dalam kehidupan umat-Nya. Kalau Tuhan mengangkat kaki dian berarti Tuhan mengangkat kehadiran-Nya dalam kehidupan umat-Nya. Hal mana pernah terjadi dalam kisah yang ditulis dalam Kejadian 6, yaitu ketika anak-anak Allah (keturunan orang benar) hidup sesuka hatinya sendiri sehingga Roh Allah undur dari mereka.

Juga di Keluaran 32, Tuhan mengancam meninggalkan bangsa Israel karena bangsa itu tegar tengkuk atau keras kepala; mereka tidak hidup dalam penurutan terhadap kehendak Allah. Hal ini menunjukkan bahwa jemaat Efesus—yang dalam Efesus 1:4 ditentukan dan dipilih Tuhan—berkemungkinan untuk ditolak oleh Allah kalau tidak bertobat. Dengan hal ini maka harus dikoreksi pengertian memilih dan menetukan dalam Efesus 5 tersebut. Kita tidak boleh gegabah mengartikan secara nalar manusia yang tidak dewasa dan pengertian yang terbelenggu oleh doktrin tertentu dalam memahami kata memilih dan menentukan dalam teks tersebut.

Roh Allah memeteraikan orang percaya (Ef. 1:13), agar orang percaya menanggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru (Ef. 4:17-23). Meterai bukanlah harga mati, artinya manusia yang dimeteraikan Roh Kudus bukan berarti tidak akan dapat kehilangan meterainya. Dengan diberi meterai, seseorang termasuk memiliki karunia sulung roh atau buah sulung Roh. Dengan menerima meterai Roh Kudus, seseorang harus hidup lebih berhati-hati agar tidak mendukakan Roh Kudus (Ef. 4:13). Kalau seseorang sudah menerima meterai Roh Kudus, maka ia harus belajar untuk hidup seperti Tuhan Yesus pernah hidup.

Nasihat ini dimaksudkan agar kita tidak hidup lagi seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah (Ef. 4:17) dan memberi kesempatan kepada Iblis (Ef. 4:27). Sebab sejatinya, orang yang telah menerima meterai Roh Kudus masih bisa memberi kesempatan kepada Iblis. Dalam kitab Wahyu dikatakan bahwa jemaat Efesus ini telah jatuh begitu dalam sehingga harus bertobat (Why. 2:1-7). Mereka belum tentu menang, itulah sebabnya Tuhan Yesus secara tidak langsung menghendaki atau menganjurkan mereka untuk menang (Why. 2:7).

 

Teriring salam dan doa,

Pdt. Dr. Erastus Sabdono

 

 

Ketika Tuhan Yesus berkata, “berjuanglah melalui jalan sempit,”

sejatinya itu adalah panggilan untuk hidup bertanggung jawab.