Skip to content

Rumah di Bukit Tetes

 

Hello Sobat Truth Junior! Renungan harian ini dapat diakses melalui instagram kami di www.instagram.com/truth.junior
Jangan lupa untuk follow ya!

Renungan hari ini berjudul:
Rumah di Bukit Tetes

“Harta yang indah dan minyak ada di kediaman orang bijak, tetapi orang yang bebal memboroskannya.” – Amsal 21:20

Di sebuah desa kecil bernama Bukit Tetes, ada rumah mungil yang dihuni seorang nenek bijak bernama Nek Santi dan cucunya, Gio. Rumah mereka sederhana, tapi selalu hangat oleh tawa dan doa.

Suatu pagi, Gio mengeluh, “Nek, kenapa kita harus hemat terus? Gio kan cuma mandi lima belas menit. Kenapa dibilang boros?” Nek Santi tersenyum, lalu berkata, “Gio, ayo ikut Nek jalan-jalan ke belakang bukit.” Mereka berjalan hingga tiba di mata air kecil yang mengalir pelan. “Lihat ini, Gio. Air ini seperti hidup; datang setetes demi setetes. Kalau kita sia-siakan, suatu hari bisa habis. Tuhan memberkati kita dengan air, listrik, makanan, dan banyak hal lainnya, bukan untuk dihambur-hamburkan.”

Gio mulai paham, tapi Nek Santi belum selesai. Ia membuka kantong kain kecil dan menunjukkan sebutir beras, selembar kertas listrik, dan botol air minum kosong. “Tiga benda ini kecil, tapi bisa jadi pelajaran besar,” katanya.

“Beras: jangan pernah mengambil lebih dari yang kamu makan. Listrik: matikan lampu saat tidak dipakai. Air: gunakan secukupnya. Semua ini adalah berkat dari Tuhan, bukan hak yang bisa kita pakai sembarangan.” Nek Santi lalu membacakan Amsal 21:20: “Harta yang indah dan minyak ada di rumah orang bijak, tetapi orang bodoh memboroskannya.” “Orang bijak menghargai pemberian Tuhan. Tapi orang yang tidak peduli, justru mengabaikannya,” jelas Nek Santi.

Sejak hari itu, Gio berubah. Ia mulai mematikan lampu sendiri, tidak menyisakan makanan, dan mengingatkan teman-temannya, “Jangan buang-buang air ya, itu berkat dari Tuhan.” Gio tersenyum dan berkata dalam hati, “Aku mau jadi anak yang bijak.”