Saudaraku,
Suatu hari nanti setiap orang pasti menghadap Tuhan yang memberikan kehidupan ini, dan harus mempertanggungjawabkan segala sesuatu yang dikerjakannya selama hidup di dalam dunia (2Kor. 5:10). Ini adalah fakta yang tidak bisa dihindari. Perjalanan waktu membawa manusia kepada realitas ini. Setiap detik mengisyaratkan bahwa saat itu semakin dekat, bagai arus air yang sangat kuat yang tidak bisa dibendung. Harus diingat terus bahwa panggilan menghadap Tuhan bisa terjadi setiap saat. Hampir tidak pernah Tuhan memberi tahu terlebih dahulu saatnya. Sehingga seseorang tidak tahu kapan gilirannya. Hal ini sudah pasti diketahui oleh setiap orang, tetapi ironinya masih saja tidak bersikap berjaga-jaga.
Hal ini menunjukkan bahwa memang mereka tidak berhasrat berdamai dengan Allah serta berlindung kepada-Nya dari kedahsyatan kekekalan. Biasanya kalau berlindung kepada Tuhan hanya karena masalah duniawi atau pemenuhan kebutuhan jasmani. Oleh karena saat kematian belum tiba-tiba juga, maka banyak orang menganggap remeh realitas tersebut, sampai tidak memiliki kesadaran atau penghayatan bahwa waktu itu pasti akan tiba. Bahkan ketika sudah berumur suntuk pun masih berpikir ia bisa memperpanjangnya. Memang kadang-kadang tindakan medis dan peralatannya bisa memperpanjang usia tetapi tidak bisa membatalkan kematian. Usaha memperpanjang usia kadang juga malah menyiksa. Hidup tidak terasa hidup, sebab penyakit dan penuaan tidak bisa diajak bersahabat.
Tuhan sendiri yang telah mengatakan bahwa masa hidup manusia tujuh puluh tahun dan jika kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan manusia melayang lenyap (Mzm. 90:10). Kata kebanggaan di sini terkesan aneh. Mengapa dikatakan kebanggaan? Dalam teks aslinya adalah rohab (רֹהַב). Yang bisa diterjemahkan kekuatan (strength), keangkuhan dan kesombongan (arrogant and pride, object of pride). Ternyata kata ini bisa mengandung semacam kata sindiran (satire). Seakan-akan pemazmur mau mengatakan, setelah melewati perjalanan panjang, apa yang dapat dibanggakan?
Beberapa konglomerat tinggal di rumah mewah, hari tuanya hanya tergeletak antara hidup dan mati ditemani oleh suster dan alat medis dalam kemiskinan di hadapan Tuhan seperti yang dikemukakan oleh Tuhan Yesus di Lukas 12:19-20. Orang-orang seperti ini sebenarnya telah ditangisi oleh Tuhan dengan ucapan-Nya, Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu (Luk. 19:42). Suatu keadaan yang sangat tragis. Betapa malangnya orang-orang seperti ini.
Teriring salam dan doa,
Dr. Erastus Sabdono
Oleh karena saat kematian belum tiba-tiba juga, maka banyak orang menganggap remeh realitas tersebut, sampai tidak memiliki penghayatan bahwa waktu itu pasti akan tiba.