Saudaraku,
Harus Saudara tahu bahwa atmosfer hidup yang ada di sekitar kita itu tergantung kita. Apakah kita membuka lorong hidup kita untuk Tuhan, agar dialiri atmosfer surgawi, atau kita membuka lorong hidup kita untuk atmosfer dunia? Saya mengajak Saudara untuk memilih membuka lorong hidup kita untuk Kerajaan Surga saja, dan itu indah sekali. Kita tidak bisa diliputi atmosfer dunia, lalu setelah meninggal kita masuk surga, tidak bisa. Atmosfer yang melingkupi hidup kita sekarang, itulah yang menjadi atmosfer kekekalan kita. Jelas, kalau atmosfer dunia yang melingkupi seseorang, maka orang itu akan masuk ke dalam api kekal bersama dengan kuasa kegelapan, karena firman Tuhan mengatakan, “Dunia ini, dengan segala keinginannya, bukan berasal dari Allah.”
Kita harus berani melabeli, apa pun yang tidak rohani adalah setan. Kita mungkin dianggap ekstrem, namun tidak ada pilihan. Maka jangan menangkap atmosfer dari dunia. Walaupun kita hidup di tengah-tengah dunia, kita harus menutup pintu untuk semua pengaruh dari dunia yang masuk melalui telinga dan mata kita, yang salurannya begitu banyak; lewat televisi, lewat gadget, lewat pergaulan, dan lain sebagainya. Roh Kudus akan menjagai kita, memberikan peringatan. Kalau kita serius untuk sungguh-sungguh membuka lorong Kerajaan Surga mengairi kita, maka kita harus seekstrem-ekstremnya. Ibarat handphone, kita on terus dengan Tuhan, ada koneksi dengan Kerajaan Surga setiap saat. Kita memisahkan diri dari dunia, tidak ada percakapan yang tidak kudus lagi, tidak ada lagi tontonan yangsia-sia yang mengisi pikiran kita.
Selalu kita baca Alkitab, sehingga kita akan bisa mendengar Roh Kudus bicara. Bukan tidak boleh dengar berita, namun ada batasnya. Ingat, kita punya proyek koper, berkemas-kemas. Bukan mau sombong, namun kita tidak mau main-main lagi karena ini soal kekekalan. Jangan main-main, sebab racun yang masuk ke dalam pikiran kita, sedikit demi sedikit merusak kita. Biar orang kata apa tentang kita, kita sudah terlanjur memilih jalan ini. Kalau kita sungguh-sungguh memburu hari ini, maka kita akan melihat hari esok, Allah hadir dalam hidup kita. Sekarang belum nyata karena kita belum membuktikan kesetiaan kita, dan hidup kita juga belum bersih-bersih benar.
Mari kita tinggalkan dunia dengan segala kesenangannya. Kalau kita tidak matikan, maka kita tidak bisa terbang, tidak bisa sampai di hadirat Allah. Dan Allah dalam integritas-Nya yang sempurna berkata, “Kuduslah kamu, sebab Aku Kudus.” artinya, kudus itu kekudusan Allah. Tidak bisa 90% kudus, 95% pun tidak cukup, 99% pun tidak cukup. karena kamu tidak dapat mengabdi kepada dua Tuhan. Kalau kita menghormati Tuhan, kita mau melakukan apa pun yang Tuhan kehendaki. Kalau kita sungguh-sungguh menghormati Tuhan, kita mau hidup bersih, kudus, dan konsisten. Dan tidak ada cara lain untuk itu kecuali mati.
Kalau kita tidak mati, kita akan jadi sampah, tidak berguna, karena setan yang akan menghidupkan semua gerak kita. Setan hidup di dalam diri kita. Kita akan meratap dengan ratapan yang tidak pernah kita bisa bayangkan hari ini, dan itu mengerikan sekali. Kita mau membuka lorong Kerajaan Surga dalam hidup kita. Kita harus tinggalkan dunia. Rupanya selama ini kita terlalu kompromi dengan dunia sehingga kekristenan menjadi murahan. Sejatinya, Kristen yang benar itu menakutkan, karena akan merenggut hidup kita. Kalau Kristen tidak menakutkan, berarti ada yang salah.
Teriring salam dan doa,
Dr. Erastus Sabdono
Atmosfer yang melingkupi hidup kita sekarang, itulah yang menjadi atmosfer kekekalan kita.