Saudaraku,
Apa pun yang bernilai di mata manusia dalam hidup ini, tidak ada nilainya jika tanpa Tuhan. Kalimat ini tentu bukan kalimat yang asing Saudara dengar, tentu kalimat ini kalimat yang sudah cukup biasa kita dengar. Tetapi, apakah kita benar-benar menghayati bahwa satu-satunya nilai hidup itu hanya Tuhan? Tidak ada nilai atas apa pun—termasuk diri kita—tanpa Tuhan. Ingat perkataan Yang Mulia, Tuhan kita, Yesus Kristus, “Tidak ada yang baik selain Allah.” Jadi, kalau kita belum sungguh-sungguh menemukan Allah, jangan berhenti.
Penyesatan yang terjadi atas banyak orang Kristen dari abad ke abad adalah merasa sudah menemukan Tuhan ketika beragama Kristen, ketika ke gereja. Dan itu diilhami oleh para teolog dan pendeta yang merasa sudah menemukan Tuhan karena bisa berbicara tentang Tuhan atau memiliki pengetahuan tentang Tuhan. Dan tanpa disadari, Tuhan menjadi komoditas untuk para pendeta, para pemimpin rohani Kristen, sampai banyak pemimpin Kristen buta buta total. Dimana, semakin tua, semakin tidak mengenal Allah; semakin tua, Allah hanya menjadi fantasi, wacana semata. Sedangkan nilai yang dianggap sebagai “sesuatu” adalah doktrin teologi gereja, jumlah jemaat, megahnya gedung gereja, dan banyak lagi.
Kesalahan yang telah mengakar di dalam jiwa dan daging kita, tidak mudah dicabut. Harus ada proses yang menyakitkan. Kita akan mengalami kejutan-kejutan seperti sengat listrik. Dari 10 watt, naik menjadi 100 watt, sampai 200 watt, tapi itu membuka mata kita. Ternyata nilai kehidupan hanya satu, Tuhan. Lalu masalahnya, bagaimana kita menemukan Dia? Kita tidak bisa menemukan Dia tanpa memiliki karakter-Nya. Jadi, satu hal yang pasti, yaitu orang yang menemukan Tuhan pasti berkarakter Tuhan. Dan ini adalah satu hal yang mutlak.Mau sehebat apa pun doktrin dan prestasi dalam pelayanan, kalau Saudara tidak berkarakter Tuhan, Saudara belum menemukan Tuhan.
Kita bisa dipenuhi oleh pikiran dan perasaan-Nya lewat rhema, firman yang kita dengar, dan melalui pertemuan dengan Tuhan (doa) dimana Tuhan mengimpartasikan spirit-Nya di dalam hidup kita. Betapa indahnya memiliki karakter Tuhan. Maka sekarang tugas kita adalah bagaimana memperagakan karakter Bapa di dalam hidup kita. Untuk itu kita menyadari bahwa kita masih harus berjuang masuk jalan sesak, karena banyak orang berusaha, tapi tidak bisa masuk. Inilah yang kita harus perjuangkan dan untuk itu pertaruhan kita adalah segenap hidup. Kita tidak bisa hidup wajar lagi. Maka kita bisa mengerti mengapa Tuhan Yesus di Lukas 14:33 berkata, “kalau kamu tidak melepaskan dirimu dari segala milikmu kamu tak dapat jadi murid-Ku.”
Namun sejujurnya, kadang muncul keraguan dalam hati kita. Apakah harus seekstrem ini? Apalagi kalau kita melihat orang lain hidup dalam banyak kemudahan tanpa mencari Tuhan. Sebaliknya, masalah kita juga tidak kunjung selesai walau kita sudah mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh. Dan menembus keraguan ini tidak mudah. Untuk menembus keraguan, kita harus berlutut, Saudara. Ketika kaki berlutut, hati menjadi kuat.
Coba kita melihat kisah Daud. Di kota Ziklag, istri, anak-anak, dan harta milik Daud dirampas oleh orang Amalek. Daud, sebagai pelarian, diikuti oleh orang-orang setianya. Mereka mau membela raja Filistin dan berperang melawan Israel sendiri. Tapi raja-raja Filistin meragukan Yusuf yang diperkirakan akan berpihak kepada bangsa Israel! Maka mereka kembali lagi ke Ziklag. Sesampainya di sana, mereka dapati kalau istri, anak-anak, dan seluruh harta mereka habis. Mereka menangis sampai tidak bisa menangis lagi karena begitu kerasnya. Mereka menangis dengan pedih hati. Orang-orang mau melempari Daud dengan batu.
Namun, di tengah kondisi yang begitu menjepitnya, Daud menguatkan percayanya kepada Allah. Hidup kita singkat, Saudara. Kiranya sebelum kita menghadap Tuhan, kita sudah membuat hidup kita jadi berarti. Namun ingat! Tuhanlah satu-satunya yang punya nilai. Jadi sebelum kita berlalu, apa pun yang Dia perintahkan, kita lakukan. Seberat apa pun. Ini pekerjaan-Nya, bukan reputasi kita, Tuhan pasti bela.
Teriring salam dan doa,
Dr. Erastus Sabdono
Apa pun yang bernilai di mata manusia dalam hidup ini,
tidak ada nilainya jika tanpa Tuhan.