Skip to content

Wilayah Kekuasaan Tuhan

Jangan meragukan Tuhan. Kalau kita benar-benar percaya Allah itu ada, hargai Dia. Kalau kita yakin Allah itu ada, maka kita harus merasa membutuhkan Dia. Membutuhkan Dia bukan karena sesuatu, tetapi karena Dia sendiri. Sebab Dialah kehidupan kita. Allah menciptakan manusia dalam keadaan tidak bisa terpisah dari Dia. Terpisah dari Allah, itu kebinasaan. Maka kita harus keluar dari wilayah kekuasaan dunia dan masuk ke dalam wilayah kekuasaan ilahi. Kalau kita masuk wilayah hukum atau wilayah kekuasaan atau jurisdiction dunia, kita tunduk kepada dunia. Kita tunduk kepada kesenangan dunia. Kita dibeli oleh dunia. Namun, kalau kita masuk wilayah kekuasaan Tuhan, kita dibeli oleh Tuhan. Maka, kalau kita masih memiliki kesenangan dunia lalu di dalamnya juga memiliki kesenangan dosa, itu wilayah kekuasaan dunia. 

Bagaimana caranya? Jangan menyenangi, menyukai apa yang disediakan dunia, tetapi menyukai apa yang Allah sediakan. Apa yang disediakan Allah? Diri-Nya. Diteguk, dihirup, diminum, dinikmati. Kalau kita mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh, kita akan “digigit” oleh Tuhan, sehingga kita menjadi seperti Tuhan. Orang belum sampai “digigit” Tuhan, masih “digigit” dunia. Dia pikir bisa “digigit” dua-duanya. Tidak bisa. Kita belum sempurna, tetapi kita berjuang terus agar tidak diikat oleh kesenangan apa pun. Sebab kalau kita masih memiliki kesenangan dari dunia dan berharap dunia membahagiakan berarti kita membawa diri pada jurisdiction dunia.

Punya uang banyak pun, tidak merasa punya uang. Punya barang bagus pun, tidak merasa punya barang bagus. Sebab, tidak ada barang yang kita miliki tanpa berguna untuk pekerjaan Tuhan. Jadi kalau kita punya barang pun, harus berguna untuk pekerjaan Tuhan. Kalau hanya supaya kita merasa lengkap, utuh, bahagia, kita tidak bisa memiliki Kerajaan Surga. Apa pun yang kita miliki harus untuk kepentingan Tuhan. Memang akan terasa sangat sulit bagi orang-orang muda, tetapi kalau kalian bisa melakukan ini, maka kalian menjadi manusia unggul yang tidak akan dipermalukan Tuhan. Kalau kita dalam keadaan susah hari ini, itu karena kita sudah melakukan banyak kesalahan dan kita harus menuai apa yang kita tabur di hari kemarin. 

Kalau kita berada di wilayah hukum dunia, kita terikat di situ, kesenangan-kesenangan kita di situ. Kita harus tunduk pada dunia. kita dibeli oleh setan, dan dibawa ke neraka. Namun, kalau kita masuk jurisdiction Tuhan, kesenangan kita adalah Tuhan sendiri. Tidak ada orang yang berada di dalam wilayah kekuasaan Tuhan yang tidak berguna bagi pekerjaan Tuhan. Tidak mungkin. Sebab dia bukan hidup untuk dirinya sendiri, melainkan dia hidup untuk Tuhan dan sesamanya. 

Masalah terbesar dalam hidup ini adalah ketika seseorang terpisah dari hadirat Allah. Tidak ada masalah yang lebih besar dari ini. Kalau seseorang hidup di hadirat Tuhan, Tuhan tidak mungkin permalukan. Tuhan yang berkata dalam Matius 6:26-27, “Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?” Jadi kalau Tuhan menambahkan umur, berarti Tuhan akan mencukupi kebutuhan kita. 

Kalau kita tidak terpisah dari hadirat Allah—Sang Sumber Kehidupan yang menciptakan langit dan bumi—maka kita tidak perlu takut. Untuk makanan dan pakaian, ada. Jangan kita melihat dari perspektif yang lain, karena prinsip kita adalah: “Asal ada makanan, pakaian, cukup.” Maka, ada satu rumus harus kita terapkan dalam kehidupan ini: “lawan semua masalah dengan kesucian.” Kita semua punya masalah. Mari kita memercayai Allah kita yang hidup. Kita percaya bisa memetakan hidup kita ke depan. Kalau kita hidup suci, hidup benar, maka Dia memelihara, menjaga kita dan kita tidak akan dipermalukan. 

Maka, yang paling kita takuti hari ini adalah berbuat salah. Sekecil apa pun salah itu, sehalus apa pun, jangan lakukan. Jangan harap kebahagiaan dari dunia ini. Kita harus sampai pada tingkat membutuhkan Tuhan, di mana cinta kita membara sampai tanpa batas. Bapa menyayangi kita dengan memberikan Anak-Nya tanpa batas, maka kita pun membalas Dia dengan mengasihi-Nya tanpa batas. Apa yang bisa kita berikan kepada Tuhan, yang itu memuaskan dan menyenangkan hati-Nya? Sejatinya Tuhan tidak butuh apa-apa. Walaupun semua margasatwa dan semua pohon di hutan Libanon, tidak cukup untuk kurban bakaran. Namun, ada satu yang membuat Tuhan puas: hati kita yang tanpa batas mencintai Dia.

Tidak ada orang yang berada di dalam wilayah kekuasaan Tuhan yang tidak berguna bagi pekerjaan Tuhan.