Dunia kita hari ini adalah dunia yang menyempurnakan kejahatan melalui berbagai sarana. Tetapi keadaan seperti ini juga keadaan dimana orang percaya dikondisikan untuk penyempurnaan kesuciannya. Tetapi ini sedikit sekali. Hampir tidak ada. Bukan pura-pura suci atau kelihatan suci; benar-benar suci. Siapa yang dapat mengetahuinya? Kita tidak bisa meneropong orang lain, dan tidak perlu juga meneropong orang lain. Tetapi suatu hari nanti di pengadilan Tuhan, akan dibuka.
Jadi kalau orang benar-benar telah berjuang di jalan Tuhan—artinya hidup sesuci-sucinya, terlepas dari ikatan dunia—maka ia akan bergairah untuk membahagiakan hati Tuhan. Dan Tuhan akan memberi kepekaan untuk mengerti apa yang bisa membahagiakan hati Tuhan, lalu bisa berpikir seperti Allah berpikir. Ini bukan sesaat, melainkan bisa sepanjang waktu hidupnya. Allah akan memercayakan proyek-proyek pekerjaan-Nya di akhir zaman ini. Orang-orang seperti ini akan disempurnakan kekudusannya dan kesuciannya. Tapi, kelompok ini sedikit sekali, bahkan hampir tidak ada. Jika dibandingkan dengan jumlah orang yang disempurnakan kejahatannya, jumlah orang yang dimurnikan ini sangat sedikit.
Daniel 12:10, “banyak orang akan disucikan dan dimurnikan dan diuji, tetapi orang-orang fasik akan berlaku fasik. Tidak seorangpun dari orang fasik itu akan memahaminya.” Walaupun dia Kristen, aktivis, pendeta, ataupun teolog, ia tidak akan memahaminya karena ia fasik. Jaketnya Kristen, dalamnya fasik. “Fasik” artinya tidak takut Tuhan, tidak peduli kehendak-Nya. Yang penting keinginannya tercapai. Dia takut kalau kurang terhormat atau tidak suka kalau kurang terhormat; tidak suka kalau uangnya sedikit; tidak suka kalau dianggap tidak penting. Tetapi orang-orang bijaksana akan memahaminya. Tentu bijaksana bukan karena kecerdasan intelektual, melainkan bijaksana karena mengerti kehendak Allah.
Kita harus sadar bahwa masa penuaian sekarang terus mengalami penurunan atau sudah memasuki selesainya, dan sedang menuju masa penampian. Ibarat orang menampi beras, diguncang untuk memisahkan antara kulit dan bulir beras; untuk memisahkan antara gandum dan kulitnya. Kita harus bisa merasakan guncangan ini. Walaupun kita ada di lingkungan gereja atau pelayanan, kita bertekad untuk hidup benar dan hidup suci, serta tetap merasakan guncangan itu.
Dunia ini sedang diguncang oleh Allah. Lagipula, Iblis tahu siapa saja orang-orang yang mau menjadi istimewa di mata Allah. Orang-orang ini pasti membahayakan bagi kerajaan gelap, dan oleh karenanya mereka menjadi target. Maka, Petrus memberikan nasihat, “jangan kamu heran, seakan-akan ada sesuatu yang luar biasa yang terjadi atas kamu,” karena imanmu diuji. Iblis itu mendapat semacam hak untuk pengujian ini, dan ini sudah menjadi semacam mekanisme; mekanisme di dalam realita hidup, seperti yang dialami Ayub. Kisah Ayub menunjukkan kepada kita bahwa Iblis itu bisa memiliki hak untuk melakukan pengujian. Pengujian untuk menjatuhkan, dan yang dimaksudkan untuk merusak. Tetapi Allah menjadikan itu sebagai pemurnian.
Seorang dosen atau guru tahu bahwa mahasiswa A pasti lulus. Akan tetapi, tidak bisa tidak, ia harus tetap diuji. Harus ada pengujian dan pembuktian. Iblis memiliki kesempatan itu. Maka Tuhan Yesus mengatakan, “Petrus, Iblis menuntut untuk menampimu.” Itu memang mekanisme kehidupan di alam rohani. Yudas dibujuk Iblis, diseret melakukan kesalahan. Di dalam firman Tuhan dikatakan, “maka berbisiklah Iblis kepada Yudas;” Iblis masuk dalam diri Yudas. Memang dari 12 murid, ada satu yang akan berkhianat, tetapi itu tidak harus Yudas. Bisa Petrus, Yohanes, dan lain-lain. Dan ternyata, memang Yudas.
Orang yang sungguh-sungguh akan dituntut untuk dicobai, dan Tuhan mengizinkannya. 1 Petrus 4:12-14 mengatakan, “Saudaraku yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu. Sebaliknya, bersukacitalah sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Kristus menyatakan kemuliaan-Nya. Berbahagialah kamu jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh Kemuliaan yaitu Roh Allah ada padamu.” Masa penuaian akan selesai, yang ada ialah masa penampian. Iblis menuntut untuk menampi. Jadi, peringatan bagi kita yang hidup di akhir zaman ini adalah kondisi dimana dunia membawa orang makin fasik, menyempurnakan kejahatan orang. Tetapi juga di aspek lain, orang-orang dikuduskan atau disucikan. Kita tidak boleh menunda. Penundaan itu bahaya, karena penampian itu bisa dialami seseorang kapan saja. Kita harus selalu berjaga-jaga, dan bersiap-siap. Kalau tidak, kita bisa jatuh. Iblis tahu bagaimana menjatuhkan kita. Kalau kita tidak berlindung kepada Tuhan, kita pasti jatuh. Manusia memang tidak bisa berbuat apa-apa atas kita. Tetapi, di balik manusia itu, ada kuasa kegelapan. Jadi, kita bukan takut kepada manusia, melainkan harus waspada terhadap kuasa gelap di balik manusia tersebut yang mau menjatuhkan kita.
Manusia tidak bisa berbuat apa-apa atas kita. Tetapi di balik manusia itu, ada kuasa gelap yang mau menjatuhkan kita. Maka, kita harus waspada.