Skip to content

Tetap di Dekat-Mu

Saudaraku,

Persoalan hidup dapat seperti sebuah belenggu atau ikatan yang membuat hidup tidak nyaman. Tetapi kita harus mengerti dan menerima bahwa tidak semua masalah dapat diselesaikan secara cepat. Ada masalah-masalah yang memang Tuhan izinkan terjadi dimana jalan keluar atau penyelesaiannya datang di waktu ke depan yang cukup lama. Seperti misalnya Abraham, ia mendapat janji akan memiliki banyak keturunan. Tetapi Abraham menunggu kenyataan janji itu hampir selama seperempat abad. Lama sekali. Juga negeri yang Tuhan janjikan, sampai menutup mata, Abraham tidak menemukan negeri itu.

Tetapi firman Tuhan mengatakan di Ibrani 11, dari jauh Abraham melihat dan melambai-lambai. Artinya, dia melihat dengan mata iman bahwa memang negeri itu ada; di langit baru bumi baru. Jadi, ini bukan hal yang sepele. Ini masalah penting dan serius yang harus dipahami dan diterima. Bahwa pergumulan dan persoalan-persoalan kita, tidak harus selesai dalam waktu singkat. Tidak diizinkan Tuhan selesai dalam waktu pendek, tetapi bisa panjang dan seakan-akan berlarut-larut. Di balik keadaan ini, Tuhan sebenarnya mengajar kita untuk membuktikan kasih setia Tuhan bahwa memang pada akhirnya Tuhan akan menolong.

Di dalam Ratapan 3 tertulis, tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-habis rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi. Besar kesetiaan-Mu.” Selalu baru tiap pagi, artinya setiap hari ada berkat baru yang Tuhan sediakan. Nah, kalau masalah yang kita hadapi ternyata tidak segera kunjung selesai, berkat baru apa yang kita terima? Saudara, Tuhan memproses kita, Tuhan mendewasakan kita melalui pergumulan, persoalan, kesulitan, masalah-masalah hidup. Ketika masalah-masalah hidup kita belum selesai, sebenarnya dari masalah itu muncul berkatberkat rohani. Persoalannya mungkin sama, tapi berkat rohaninya beraneka ragam. Misalnya masalah ekonomi yang berlarut-larut. Masalahnya sama, tidak kunjung selesai, tidak terurai, tidak ada solusi, tidak ada jalan keluar. Tetapi dari masalah itu, lahir kebenaran-kebenaran. Dimunculkan oleh Tuhan, dilahirkan, ditelurkan pelajaran-pelajaran rohani yang berharga di dalam kehidupan.

Maka, di sini perlunya seseorang berjalan dengan Tuhan, bergaul dengan Tuhan. Selalu dekat Tuhan. Dengan dekat Tuhan, kita mendapat nasihat Tuhan. Seperti yang dikatakan dalam Mazmur 73:21, ketika hatiku merasa pahit dan buah pinggangku menusuk-nusuk rasanya, aku dungu dan tidak mengerti, seperti hewan aku di dekat-Mu.” Ini keadaan dimana seseorang ada masalah besar; masalah yang menyakitkan, dan dia tidak tahu apa maksud Tuhan di balik ini. Ayat 23, “…tetapi aku tetap di dekat-Mu, Engkau memegang tangan kananku. Dengan nasihat-Mu, Engkau menuntun aku dan kemudian Engkau mengangkat aku ke dalam kemuliaan.”

Jadi di tengah-tengah pergumulan dan persoalan hidup yang tidak kunjung selesai, tetaplah dekat dengan Tuhan dan tetaplah berdoa. Di situlah Tuhan akan memberi nasihat. Dan pasti nanti kita mendapatkan penyelesaiannya. Kita harus memercayainya. Berhenti menyalahkan keadaan, berhenti menyalahkan manusia walaupun dia penyebabnya. Percuma kita mempersalahkan dan menghakimi. Kembalikan ke Tuhan. Apalagi jangan sampai kita marah terhadap Tuhan. Janganlah kecewa. Tetaplah tenang, mendekat pada Tuhan, dan minta Tuhan memimpin. Pasti ada berkat yang mengalir lewat keadaan sulit itu; “Selalu baru setiap pagi, besar kesetiaan-Mu.”

Kita harus dewasa. Kita percaya Tuhan memberikan kita berkat-berkat yang tak terukur, tak ternilai melalui kejadian tersebut. Yuk, kita bersyukur dalam segala keadaan, seperti yang firman Tuhan katakan, Mengucap syukurlah dalam segala sesuatu,” karena memang segala sesuatu yang diizinkan Tuhan terjadi dalam hidup kita, ada berkat di dalamnya. Jadi kalau kita tidak mendekat kepada Tuhan, kita tidak akan mendengar nasihat Tuhan, dan tidak menemukan berkat rohani di dalamnya.

Dengan masalah yang kita hadapi tersebut, kita diajar untuk tidak memiliki kebahagiaan dari dunia. Dunia penuh dengan masalah, banyak sumber kecemasan, sumber kekhawatiran, sumber stres. Jadi kalau kita bertumpu pada dunia ini, kita tidak akan pernah menikmati damai sejahtera. Damai sejahtera kita tidak bertumpu pada dunia, tetapi Tuhanlah yang menjadi kebahagiaan kita. Di Ratapan 3:24 firman Tuhan mengatakan, Tuhan adalah bagianku, kata jiwaku. Oleh sebab itu, aku berharap kepadaNya. Tuhan adalah baik bagi orang yang berharap kepadaNya, bagi jiwa yang mencari Dia.”

Jadi keadaan sulit itu menyelamatkan kita. Kalau orang selalu nyaman, tidak pernah punya masalah atau kalau ada masalah, cepat selesai, maka biasanya orang-orang seperti ini tidak mencintai Tuhan. Tidak terjadi proses penyempurnaan, proses persiapan untuk menjadi anak-anak Allah. Kasihan. Kehidupannya memang tidak jahat di mata manusia—memang dia beradab, santun di mata manusia—tetapi sesungguhnya dia tidak berkualifikasi, tidak berkualitas sebagai anak-anak Allah. Jangan sampai kita merasa diberkati dengan keadaan kita yang nyaman, tidak mengalami kesulitan, punya banyak haluang, kedudukan, kehormatantetapi kita tidak pernah menjadikan Tuhan sebagai kebahagiaan kita.

Nantikan pertolongan Tuhan. Hadapi persoalan hidup. Bertanggung jawab atas setiap persoalan hidup yang kita alami, dan tidak meminta segera dapat jalan keluar, tetapi belajar menemukan kebenaran, hikmah melalui persoalan itu, dan kita bertumbuh menjadi dewasa. Ini yang Tuhan kehendaki atau Tuhan inginkan, Saudaraku. Sampai kita kemudian menjadikan Tuhan kebahagiaan kita sampai kita bisa berkata, kalaupun masalah ini belum selesai, tidak apa-apa, Tuhan. Aku tetap bersyukur, karena aku tahu dari persoalan ini muncul berkat-berkat rohani yang aku terima. Terima kasih, Tuhan.”

Teriring salam dan doa,

Dr. Erastus Sabdono

Di tengah-tengah pergumulan dan persoalan hidup yang tidak kunjung selesai,

tetaplah dekat dengan Tuhan dan tetaplah berdoa.