Selain Tuhan, tidak ada hal lain yang lebih dahsyat dari kekekalan. Kekekalan menunjuk sebuah masa yang tidak berdurasi. Dunia yang akan datang nanti adalah sebuah negeri yang berdurasi kekal. Satu hal yang menarik adalah ternyata suku-suku bangsa di dunia memiliki keyakinan bahwa di balik kehidupan di dunia ini, masih ada kesadaran atau kehidupan selanjutnya. Ini sebuah konsep universal. Walau konsep-konsep mereka agak kacau, bahkan kacau sama sekali, namun demikian dari tradisi-tradisi mereka tampak keyakinan adanya kehidupan di balik kematian. Rupanya manusia memiliki nurani yang bisa menyadari dan menghayati realitas kekekalan ini walau mereka tidak mengenal kebenaran Alkitab. Dalam hal ini, pada dasarnya atau prinsipnya, manusia adalah makhluk kekal (Ing. immortal).
Kekekalan ini dahsyat, dan mestinya menggetarkan kita sampai bisa menggiring kita kepada perasaan krisis. Orang yang memercayai fakta kekekalan pasti berusaha untuk berdamai dengan Tuhan guna persiapan untuk kehidupan kekalnya. Banyak orang Kristen yang sebenarnya belum sepenuhnya meyakini adanya kekekalan. Realitas kekekalan inilah yang seharusnya membuat manusia menjadi gentar menghadapi hidup ini. Kegentaran yang mendorong manusia berlindung kepada Tuhan. Berlindung bukan karena masalah-masalah fana dunia. Kegentaran tersebut berangkat dari kesadaran bahwa pertaruhan hidup ini sangat mahal. Kalau orang main judi dengan taruhan kecil, maka perjudian tersebut tidak berisiko. Tetapi kalau taruhannya tinggi, maka permainan tersebut menjadi sangat berisiko. Hidup ini memuat pertaruhan yang sangat tinggi yaitu—kekekalan—surga kekal atau neraka kekal. Hal ini sungguh-sungguh menggetarkan. Tuhan mengajar orang percaya untuk memiliki kegentaran terhadap kenyataan ini, kenyataan adanya kebinasaan. Supaya sejak hidup di bumi, orang percaya sudah mempersiapkan diri menghadapi kekekalan sedini mungkin.
Dengan keberadaannya sebagai makhluk kekal, manusia harus bertanggung jawab atas pilihan dan keputusan-keputusannya. Kehidupan ini benar-benar sebuah keadaan yang berisiko tinggi, sebab manusia diperhadapkan kepada surga kekal atau neraka kekal. Dengan kesadaran terhadap fakta ini, seseorang lebih berhati-hati dalam mengarungi lautan kehidupan ini. Dengan memahami hal ini, seseorang cenderung tidak menjadi ceroboh. Nasib kekal manusia adalah pilihan dan tanggung jawab setiap individu. Setiap orang harus menetapkan apakah dirinya akan bersama dengan Tuhan dalam kekekalan, atau terbuang dari hadirat-Nya selama-lamanya di kegelapan abadi. Bagaimanapun, setiap orang harus memilih dan menentukan nasib kekalnya. Orang yang mengabaikan fakta ini adalah orang-orang bodoh yang tidak berakal. Sesungguhnya, sejak hidup di dunia ini sudah tampak gejala-gejala seseorang akan beroleh kemuliaan kekal atau kehinaan kekal. Dari keputusan, pilihan, dan tindakan hidup seseorang, tampak apakah ia menuju Kerajaan Terang atau kerajaan gelap yang kekal. Dengan demikian, harus diterima bahwa hidup ini tidak bertepi. Kehidupan yang tidak bertepi adalah realitas yang sangat dahsyat dan benar-benar menggetarkan.
Kalau kita melihat berkat kekekalan, apa pun yang kita persembahkan untuk Tuhan hari ini, tidak ada artinya. Anugerah keselamatan luar biasa besarnya. Dia mengampuni dan menghapus kesalahan kita. Dia menyediakan Roh Kudus dan mau bekerja dalam segala hal mendatangkan kebaikan bagi kita. Kita rela memberi diri untuk diproses itu, karena kita makhluk kekal. Sangat mengerikan kalau kita sampai tidak mendapatkan bagian dalam kekekalan. Satu-satunya sumber yang harus kita percayai adalah Alkitab. Persepsi manusia yang tidak mengenal kebenaran, jangan kita percayai, jangan kita ikuti. Rata-rata, manusia di sekitar kita itu tidak menghayati kekekalan. Mereka bicara surga dan neraka, betul. Pendeta juga bisa bicara surga dan neraka, tapi perilakunya tidak menunjukkan bahwa dia percaya ada kekekalan.
Hidup ini memang penuh misteri. Bukan hanya yang tidak kelihatan, yang kelihatan pun penuh rahasia dan misteri yang mengagumkan yang harus dikupas, diinovasi. Tidak usah yang tidak kelihatan, yang kelihatan saja penuh misteri. Kekekalan adalah misteri kehidupan yang harus dipercayai, sebab Tuhan mengatakan demikian. Makanya kalau kita bisa menghayati kekekalan ini, kita bisa menjadi gentar menghadapi hidup. Gentarnya bukan karena sekarang sulit cari nafkah, ada wabah atau bencana. Gentarnya adalah karena kita menyongsong kekekalan. Kita sedang menapaki kekekalan. Apakah ada di api kekal, atau dalam kemuliaan kekal?
Nasib kekal manusia adalah pilihan dan tanggung jawab setiap individu.