Di lembar hari hidup kita, Tuhan ajar kita melukis hati-Nya agar kita memiliki perasaan Tuhan. Dan perasaan itu dapat terekspresikan, nampak, terejawantahkan dengan ucapan, perbuatan kita seperti surat yang terbuka. Tuhan mengirimkan surat cinta kepada dunia, kepada masing-masing individu, melalui dan di dalam hidup kita. Hidup kita menjadi seperti simfoni yang merdu, bukan kaleng yang dipukul memekakkan telinga dan menyakitkan telinga. Hidup kita harus dapat menjadi menyentuh setiap pribadi, bukan membuat luka dan membuat luka makin menganga. Dan hidup kita harus dapat menghadirkan suasana surga.
Suatu hari di hadapan pengadilan Tuhan akan tampak siapa orang yang lembar hidupnya betul-betul terlukiskan perasaan Tuhan yang diterjemahkan, diekspresikan, diwujudkan, dinyatakan dalam ucapan dan perbuatan, seperti surat terbuka. Juga akan nampak siapa yang hidupnya benar-benar merdu seperti simfoni yang menyentuh setiap pribadi, yang membalut luka, meneduhkan jiwa, dan menghadirkan suasana surga. Hari ini antara orang baik dan orang jahat, seperti tidak ada bedanya. Orang jahat mengaku baik, mencela kanan kiri, seakan-akan dia mengatakan, “Aku lebih baik.” Sampai orang jadi bingung, “Ini siapa yang baik?”
Tapi nanti di pengadilan Tuhan, semua akan terbuka. Menjadi doa kita agar kita menjadi seperti pelangi yang indah. Bukan di langit hidup kita sendiri atau langit hidup keluarga kita, tapi di langit hidup sesama kita. Menjadi hujan berkat di ladang hidup sesama kita. Dan kehidupan kita benar-benar bisa menjadi berkat, karena menggarami orang di sekitar kita. Itulah sebabnya kita dikatakan garam karena kita menggarami sesama. Dikatakan terang, karena kita menerangi hidup sesama. Maka kita harus menjadi manusia yang membawa perasaan, pikiran Allah di tengah-tengah dunia yang gelap, di tengah-tengah dunia yang membutuhkan Tuhan, dan kita hadir di sana.
Banyak orang tidak mengerti ini. Bahkan mereka yang Sekolah Tinggi Teologi pun tidak jarang yang tidak mengerti bahwa setiap orang percaya harus menjadi saksi. Bukan hanya khotbah yang bagus, ceramah yang edukatif, atau kecakapannya mengatur organisasi, melainkan kehidupan yang seperti simfoni yang merdu, meneduhkan jiwa, membalut luka, menjadi berkat bagi orang. Ini adalah proyek besar yang akan menghasilkan catatan abadi dan berkat kekal. Kita harus belajar bukan hanya pintar khotbah, bukan hanya bisa mengorganisir kegiatan gereja, melainkan hidup yang di mana pun kita berada memancarkan sifat-sifat Allah.
Hal itu kita bisa minta kepada Tuhan. Roh Kudus akan menolong kita. Tentu tidak dalam satu hari kita menjadi orang baik. Kita mungkin sudah melewati tahun-tahun ketika hidup kita kurang mengubah orang lain, karena kita pun tidak berubah dengan benar. Dan kalau kita melihat hidup kita masa lalu, kita sedih karena kita gagal mengubah orang. Kita bisa membuat orang tetap jadi Kristen, tapi kita gagal mengubah mereka menjadi manusia Allah. Kalau kita bertumbuh dalam kedewasaan rohani otomatis kita memiliki sifat-sifat Allah, karakter Allah. Kita pasti mengasihi jiwa-jiwa, kita akan merasa apa yang Tuhan rasakan, yaitu belas kasihan Tuhan. Kita dapat memandang orang yang terhilang seperti Tuhan memandang, dan Tuhan memberi kita beban dalam hati kita seperti beban di hati Tuhan.
Dan inilah keindahan hidup sebagai orang percaya. Di sinilah kita menjadi orang-orang yang dipercayai Tuhan untuk mengemban pekerjaan-Nya. Dan Tuhan akan memberikan kepada kita beban. Dan kita bisa melakukan pekerjaan Tuhan. Sejatinya, inilah orang-orang yang berbahagia, yang sukses. Bertumbuh dewasa, memiliki pikiran perasaan Allah, memiliki beban seperti beban di hati Tuhan, itu indah sekali, luar biasa. Dan Tuhan memercayakan kepada kita pekerjaan-Nya untuk menyelamatkan jiwa-jiwa. Jika demikian, jangan khawatir sebab Tuhan akan melengkapi kita dengan berkat-berkat; berkat jasmani, berkat rohani.
Ketika kita menjadi hamba, pelayan, karyawan Tuhan untuk pekerjaan-Nya menyelamatkan jiwa-jiwa, maka Tuhan akan pasti melengkapi kita dengan semua fasilitas yang kita butuhkan. Namun, kita harus dewasa rohani dulu. Sebab kalau tidak dewasa rohani, kemudian Tuhan memberi kita berkat-berkat jasmani, kita bisa rusak, tenggelam dalam kesenangan-kesenangan dunia. Kita terhilang. Menjadi pertanyaan untuk setiap kita, “Apakah hidup kita benar-benar telah memancarkan kemuliaan Allah sehingga orang dapat meneladani hidup kita?”
Tuhan mengirimkan surat cinta kepada dunia, kepada masing-masing individu, melalui dan di dalam hidup kita.