2 Timotius 3:1, “Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar.”
Tentu masa yang sukar di sini ditinjau dari sudut atau perspektif rohani, bukan hanya sukar secara ekonomi, politik atau bidang lainnya. Tentu dalam segala aspek hidup semua bertambah sukar. Tetapi yang dimaksud sukar dalam ayat ini adalah sukar dalam menjalani kehidupan iman yang sesuai dengan kehendak Allah. Ciri pertama dari keadaan ini adalah mencintai diri sendiri. Baru kemudian menjadi hamba uang dan seterusnya. Kita ada dalam suasana dunia yang egois, suasana dunia di mana orang hanya melihat kepentingannya sendiri. Tanpa kita sadari, suasana dunia seperti ini benar-benar meracuni kita.
Namun, banyak orang Kristen yang tidak menyadari bahwa dirinya telah teracuni oleh suasana mencintai diri sendiri ini. Dengan keadaan ini, Roh Allah tidak nyaman tinggal di dalam diri orang Kristen seperti itu. Sebagaimana kalau kita berjalan bersama dengan orang yang perilakunya buruk, yang kita tidak cocok, maka kita tidak akan merasa nyaman. Bahkan kita akan berusaha menjauhi dan menghindari berjalan bersama orang seperti itu. Demikian pula Roh Kudus tidak nyaman tinggal di hati orang-orang yang egois, bengis, tega, dan semena-mena terhadap orang lain. Tuhan tidak disenangkan, tidak dibahagiakan. Ini bukan berarti kita selalu harus memberi uang kepada orang lain, namun belas kasihan kita bisa kita terjemahkan dalam banyak tindakan.
Seharusnya, ada perasaan takut yang mendalam ketika kita merenung bahwa suatu hari nanti ketika bertemu dengan Tuhan Yesus, ternyata Yesus hadir di dalam hidup kita yang diwakili oleh orang-orang yang memang membutuhkan uluran tangan kita. Memang, ada orang-orang yang bersifat benalu, yang unsur hidupnya simbiosis parasitisme, parasit. Dan kita harus membatasi bantuan kita untuk orang-orang seperti ini, karena selain merusak karakter dia, bagian yang mestinya kita berikan kepada orang lain, malah kita berikan kepada parasit itu. Tetapi jangan sampai ketika kita bertemu Tuhan nanti, kita melewati orang-orang yang mestinya mendapat uluran tangan kita. Padahal Tuhan ada di situ. Itu menakutkan, mengerikan sekali.
Namun kita percaya satu hal, dan ini menghibur, bahwa Roh Kudus akan menghindarkan kita dari kesalahan itu. Roh Kudus akan memberi kita kepekaan. Namun di antara kita ada yang sudah lama tidak terlatih. Selalu menggunakan pertimbangan akal yang telah teracuni oleh egoisme. Orang seperti ini merasa sah, aman-aman saja dengan seluruh tindakan hidupnya. Sebenarnya, mereka mengulang perkataan Kain: “Apakah aku penjaga adikku?” Tuhan bisa berkata: “Mestinya, ya.” Tetapi Tuhan begitu lembut dan Dia tidak memaksa orang berbuat sesuatu bagi Tuhan.
Sebab adalah percuma jika suatu tindakan dilakukan dengan terpaksa. Kita harus melakukannya dengan tulus. Dan waktu kita berbuat kebaikan, menolong orang, membebat orang yang terluka hatinya, mendampingi orang yang putus asa, kita seperti ‘memberi makan’ Tuhan. Ingat, tidak selalu harus uang yang kita berikan. Ada semacam kehausan dan kelaparan di hati Tuhan yang tidak bisa diisi hanya dengan nyanyian pujian seperti yang kita lakukan, belum cukup. Pujian dan penyembahan kita menjadi benar-benar dinikmati oleh Allah kalau setiap saat kita hidup dalam kesucian. Hidup kita dalam penghormatan kepada Tuhan secara benar, mencintai Tuhan secara benar; baru pujian penyembahan kita itu bersih, harum. Sebab kalau tidak, percuma, busuk.
Jangan mencoba menipu Tuhan. Maka mengikut Tuhan itu memang harus all out. Dari detik ke detik, menit ke menit. Itu yang nanti akan membimbing, menuntun, membawa kita menjadi orang saleh, orang kudus Tuhan. Dan menjadi riil kehidupan ini, bahwa kita akan bersama-sama dengan Tuhan. Kita bisa melihat surga sebelum kita mati. Bahwa benar ada padang hijau tak bertepi, ada istana Tuhan kita, Yesus Kristus. Dan kita akan mendapatkan takhta-takhta, yaitu kita yang bersama-sama dengan Dia di dalam segala penderitaan.
Kita memang belum sempurna, tetapi kita punya Roh Allah. Kita serius mencintai Tuhan. Kita serius menjadi anggur yang tercurah dan roti yang terpecah yang tidak perlu kita uraikan kepada manusia. Kondisi dunia hari ini seharusnya membuat kita serius hidup suci, serius memikirkan langit baru bumi baru, serius melihat surga sebelum kita masuk, serius menyelamatkan jiwa-jiwa, serius mempersiapkan generasi muda. Kita hanya bisa berlindung kepada Elohim Yahweh. Kita tidak usah membela diri dengan cara apa pun. Tuhan akan membuat kita tidak berdaya, supaya kita bisa membangkitkan Raksasa Elohim Yahweh; Raksasa di atas segala raksasa, Raksasa Kudus. Jangan kehilangan kesempatan. Milikilah keintiman dengan Tuhan.
Kondisi dunia hari ini seharusnya membuat kita serius hidup suci dan semakin memiliki keintiman dengan Tuhan.