Kita mengerti betapa malang keadaan yang dialami orang yang teraniaya, yang difitnah, yang diperlakukan tidak adil, dari kacamata dunia. Namun, jika kita melihat dari kacamata kekekalan, keadaan itu sangat kondusif untuk bisa membuat mereka menjadi patah hati dengan dunia. Dan kalau sudah begitu, baru mereka mulai memikirkan kehidupan kekal. Namun, kalau keadaan serba baik, semua serba lancar, mereka bisa saja tidak akan memikirkan kekekalan. Padahal kita diciptakan bukan untuk kehidupan sementara, melainkan untuk kehidupan kekal.
Maka, kita harus serius mengarahkan diri kepada Tuhan. Supaya kita mengambil hikmah dari keadaan hidup ini, guna memikirkan perkara-perkara yang di atas, bukan yang di bumi. Dan ini akan membuat kita—yang mengalami penderitaan—untuk serius memikirkan kekekalan. Allah itu baik. Dia ingin keadaan kita baik-baik, tetapi tentu harus baik dari sudut pandang Tuhan, bukan dari pandangan kita. Itulah sebabnya kita harus mendengar suara Tuhan yang murni supaya kita menjadi cerdas; cerdas secara rohani. Biarpun kita tidak berpendidikan tinggi, tetapi kalau kita mencari Tuhan setiap hari, maka kita akan memiliki divine thought; pikiran ilahi.
Jadi, jangan kita terkubur dalam penderitaan, lalu kita menjadi menjadi orang yang memanjakan perasaan. Sehingga kita menjadi gampang tersinggung, lebih mudah menyalahkan orang lain. Memang, kita bisa menderita karena orang lain, tetapi kita tidak perlu menuntut pembalasan. Kita serahkan pembalasan ke dalam tangan Tuhan. Jangan berpikir agar mereka celaka. Itu urusan mereka dengan Tuhan secara pribadi. Urusan kita adalah dengan Tuhan yaitu bagaimana memiliki hati yang bersih tanpa dendam, tanpa kebencian, memiliki kemurnian pikiran dan perasaan Kristus.
Semua penderitaan dan masalah kita akan berakhir. Percayalah, tidak mungkin Tuhan tidak menolong kita. Tuhan yang hidup, Tuhan yang berkuasa, Tuhan yang pasti memberikan jalan keluar. Tuhan yang tidak akan pernah meninggalkan dan tidak akan mengecewakan kita. Kalau kita jujur mengingat masa lalu, kita bisa melihat bagaimana Tuhan melewatkan kita dari kesulitan-kesulitan. Itu bukan hanya dahsyat, melainkan dahsyat sekali! Bagaimana Tuhan memberikan jalan keluar dari pergumulan-pergumulan yang sulit, yang kita sendiri berpikir bahwa kita akan hancur. Namun, kita melihat bagaimana kasih Tuhan itu menolong dari keadaan yang betul-betul terpuruk, lalu Tuhan mengangkat kita.
Jadi kalau hari ini kita ada sebagaimana ada, kita tahu ini semua karena kemurahan Tuhan yang tiada tara. Tidak ada sesuatu dalam diri kita yang dapat kita banggakan, tidak ada. Tidak ada sesuatu yang membuat kita bisa menepuk dada dan berkata, “Aku hebat. Semua karena aku.” Tidak, tidak ada. Ingat, hanya Tuhan yang menolong kita dari segala persoalan hidup. Oleh sebab itu, mari sekarang kita mengarahkan hidup kita untuk berlindung kepada Tuhan. Jangan membiarkan diri kita tenggelam dalam penderitaan, tetapi kita harus berlindung kepada Tuhan. Minta hikmat dan ma’rifat kepada Tuhan untuk apa yang harus kita lakukan dan untuk mengerti apa maksud Tuhan di balik semua masalah tersebut.
Banyak orang nanti akan menyesal, ketika melewati jalan panjang hari hidupnya, karena jalan yang telah dilaluinya adalah jalan hidup tanpa tujuan. Tujuan hidup kita harus Tuhan; Tuhan saja. Kita bersyukur memiliki Tuhan yang hidup, Allah yang hidup. Dia akan melindungi dan menyertai kita. Allah yang baik, dan Dia ingin keadaan kita baik-baik. Jadi kalau sekarang kita merasa keadaan kita tidak baik-baik, itu salah, karena itu adalah keadaan baik yang Tuhan izinkan demi kekekalan kita. Kiranya Tuhan membuka mata pengertian kita untuk memahami apa yang terbaik, apa yang terutama, yang Allah berikan kepada kita.
Jangan membiarkan diri kita tenggelam dalam penderitaan. Percayalah, semua penderitaan dan masalah kita akan berakhir.