Skip to content

Sembarang Orang

Allah berurusan hanya dengan orang yang sungguh-sungguh mau berurusan dengan Dia. Allah tidak akan berurusan dengan orang yang tidak mau berurusan dengan diri-Nya. Siapa orang-orang yang berurusan dengan Allah? Pertama, orang yang hidupnya kudus. Kedua, orang yang menyediakan diri untuk memiliki tempat di hadapan Allah, mengabdi, melayani-Nya, hidup di dalam rencana Allah. Setiap kita memuat, mengandung, memikul rencana Allah. Banyak orang merasa hidupnya sudah hancur. Hancur pernikahannya, hancur usahanya, sehingga ia merasa tidak memiliki tempat di hadapan Allah, dan bukan orang istimewanya Tuhan. Padahal, kita itu orang-orang istimewa Tuhan yang oleh karenanya Bapa mengutus Putra-Nya, Tuhan Yesus Kristus. 

Allah mengasihi kita. Kita berharga, kita berarti di mata-Nya. Oleh sebab itu, jika kita berharga dan berarti di mata Allah, maka kita harus masuk di dalam ladang pekerjaan Tuhan. Mungkin tidak harus jadi aktivis jemaat, tetapi di mana pun kita menjadi berkat bagi orang lain. Kita menggiring orang kepada keselamatan yang sejati di dalam Yesus Kristus. Setiap kita pasti punya tempat. Bisa saja kita dipakai untuk menyelamatkan orangtua, menantu, anak, dan cucu-cucu kita. Maka, sebelum kita “tidur” di kuburan, kita harus terus bekerja. Jangan berhenti bekerja sampai nafas kita berhenti, jantung berhenti berdetak, nadi berhenti berdenyut, baru kita tidak lagi bekerja untuk Tuhan. 

Selama kita masih memiliki jantung yang berdetak, nadi yang berdenyut, kita harus berusaha mencari tempat untuk bisa berbakti dan mengabdi kepada Tuhan. Orang yang memberi diri, berbakti kepada Tuhan untuk memenuhi rencana-Nya adalah orang yang sungguh-sungguh dan benar-benar memberi diri berada di ladang Tuhan. Mereka akan mendengar suara Tuhan. Tuhan tidak akan berbicara kepada sembarang orang. Orang yang hidup hanya untuk kesenangan diri sendiri, mungkin diberi kesempatan Tuhan untuk berubah dan bertobat. Tetapi kalau sampai tidak bertobat, maka tidak ada ampun. Kenyataannya ada orang-orang yang tidak bisa diperbaiki lagi, sebab sudah terlalu rusak. 

Orang yang demikian tidak akan bisa melihat kemuliaan Allah, apalagi mendengar suara Tuhan. Mereka tidak hidup di dalam rencana Allah, tetapi hidup untuk dirinya sendiri. Jangan sampai kita seperti itu. Mari kita hayati kehadiran Tuhan. Kemudian, kita hidup di dalam kesucian Allah. Jangan terikat dengan percintaan dunia. Hendaknya kita juga hidup dalam rencana keselamatan Allah atas dunia atau melakukan pekerjaan Tuhan. Di mana pun kita berada, pasti ada tempat bagi kita untuk mengabdi dan melayani Tuhan. 

Jangan sampai kita terkecoh atau tertipu oleh Iblis dengan perkataan: “kamu saja tidak bisa mengurus dirimu sendiri. Kamu sendiri lihat, kamu tidak bisa mengurus dirimu sendiri, apalagi menjadi berkat bagi orang lain.” Memang, ada orang yang sibuk dengan dirinya sendiri dan tidak pernah sibuk dengan Tuhan. Tetapi ada orang-orang yang menyediakan diri untuk sibuk dengan Tuhan. Ada juga orang yang tidak terlalu mau sibuk dan yang memberikan porsi yang terbatas untuk pelayanan. Padahal yang benar, bagi kita yang telah dibeli dengan harga yang lunas dibayar, hidup kita hanya untuk Tuhan, untuk kepentingan-Nya; bukan untuk kepentingan diri sendiri. 

Orang-orang yang hidup di dalam rencana Allah, yang mengambil bagian dalam pekerjaan Tuhan, mereka adalah orang-orang yang peka mendengar suara Tuhan. Memang ada orang-orang Kristen baru yang bisa mendengar suara Tuhan, dan kelihatannya Tuhan mengistimewakan orang itu untuk bisa mendengar suara-Nya. Orang yang hidup hanya untuk pelayanan Tuhan, pasti orang-orang itu mendengar suara Tuhan. Tetapi, ada juga orang-orang yang sibuk dengan dirinya sendiri. Tuhan tidak perlu bicara kepada orang-orang seperti ini. 

Ada orang yang sibuk dengan dirinya sendiri, maka Allah tidak mau bicara kepada mereka. Untuk apa Tuhan bicara? Kalau dia orang Kristen baru, mungkin Tuhan masih mau berbicara. Tetapi kalau sudah menjadi orang Kristen 10-15-20 tahun masih kekanak-kanakan, masih sibuk dengan dirinya sendiri, fokusnya masih harta dunia, kesenangan dunia, kehormatan; tidak bisa. Dia tidak layak mendengar suara Tuhan. Tuhan hanya akan berbicara kepada orang yang sibuk dengan-Nya; orang yang menyediakan diri hidup di dalam rencana Allah, yang menyediakan diri hidup untuk pelayanan pekerjaan Tuhan. Jadi, sebenarnya bukan Tuhan pelit berbicara. Justru Tuhan mau selalu berkata-kata kepada umat-Nya setiap saat. Bukan hanya pada waktu-waktu tertentu Tuhan bicara, dan waktu yang lain Tuhan tidak berbicara. Roh Kudus telah dimeteraikan di dalam diri kita, maka Roh Kudus tidak akan berhenti berbicara. Dia yang akan membimbing kita sampai kita menutup mata. 

Tuhan tidak akan berbicara kepada sembarang orang.