Skip to content

Selalu Menyenangkan Allah

Sebenarnya, menjadi anak-anak Allah itu luar biasa, karena kita bisa hidup di hadirat Allah setiap saat. Betapa indahnya kehidupan di hadirat Allah setiap saat. Dan itu bisa terjadi, bisa dialami, kalau kita menjaga diri. Sayangnya, banyak orang tidak menjaga dirinya dengan baik. Bagaimana kita menjaga diri kita dengan baik, supaya tidak melakukan sesuatu yang mendukakan Allah? Jangan melihat apa yang tidak patut dilihat. Misalnya, berita-berita yang menyita pikiran kita, tontonan atau film-film yang tidak membawa kita kepada pikiran yang bersih. Termasuk film-film yang baik menurut kacamata umum, tetapi tidak menguduskan pikiran kita, tidak perlu mengotori pikiran kita. Tentu tidak semua film itu tidak boleh ditonton. Ada film yang baik, terserah Roh Kudus memimpin kita. 

Jangan memasukkan dalam pikiran kita sesuatu yang buruk atau busuk, karena akan berbuah kebusukan. Berbuah kebusukan di pikiran, ucapan, atau perbuatan. Kalau kita berkata, “Jagaku Tuhan, dalam kebenaran,” berarti kita yang harus menjaga diri. Caranya, jangan memasukkan di dalam pikiran, hati kita sesuatu yang buruk. Roh Kudus pasti memimpin kita untuk itu. Sebaliknya, kita harus memasukkan sesuatu yang baik di pikiran kita. Firman Tuhan, mendengarkan khotbah; khotbah yang membangun iman. Memiliki waktu untuk duduk diam di kaki Tuhan, berdoa bersama. Itu masukan yang positif. Kita di-charge; disuplai kekuatan dari Tuhan untuk bisa melakukan apa yang kudus. Berpikir yang kudus, merenungkan yang kudus, mengucapkan kata-kata yang baik, dan berperilaku baik. 

Kita tidak bisa menjadi “polisi” yang baik bagi diri sendiri, kalau kita tidak meng-input kebenaran di dalam pikiran kita, kalau membuka diri terhadap masukan-masukan yang salah artinya tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Oleh sebab itu, dengan kebenaran ini, hendaknya kita mau berubah. Jangan melawan Tuhan, artinya jangan semena-mena terhadap perasaan Tuhan. Kita mungkin berkata, “Saya tidak melawan Tuhan,” tetapi kalau kita tidak hidup seturut dengan kehendak Tuhan, kita tidak menjaga perasaan, pikiran, perbuatan, dan ucapan maka kita sembarangan, artinya kita melawan Tuhan. Jadi, pelayanan yang sesungguhnya itu menjaga perasaan Tuhan. Segala sesuatu yang kita lakukan, dari perkara sekecil apa pun sampai perkara-perkara besar, harus bisa menyenangkan hati Allah. 

Kita pasti bisa melakukannya, kalau kita mendapat input; masukan yang baik, bukan masukan yang jahat. Dengan masukan-masukan yang baik dari Roh Kudus, yaitu pemberitaan firman dan doa persekutuan dengan Tuhan, maka kita menjadi “polisi” yang baik bagi diri kita sendiri. Kita yang akan berkata “tidak, jangan” untuk hal-hal yang tidak berkenan di hadapan Tuhan, dan kita mendorong diri kita untuk melakukan apa yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Di sini, rohani kita menjadi dewasa. Kalau kita melayani perasaan Bapa, kita akan menjadi terhormat; dihormati, menerima hormat dari Tuhan bukan hormat dari manusia. Mendapat pujian bukan dari manusia, tetapi dari Tuhan. 

Kalau kita melayani perasaan Allah, menjaga perasaan Allah, menjaga pikiran, hati, mulut, ucapan, perbuatan, maka kita tidak perlu berteriak-teriak minta tolong Tuhan, Tuhan akan tolong kita. Tuhan memandang kita layak dilindungi, dihormati dan dijagai. Bahkan dihormati di depan malaikat-malaikat. Kelihatannya sederhana, tetapi ini sangat prinsip. Jadi mari kita sungguh-sungguh menghormati Tuhan dengan menjaga perasaan Tuhan; tidak melakukan sesuatu yang melukai Dia dari yang kita pikirkan, ucapkan, lakukan. Mari kita berubah. Mari memiliki komitmen untuk melayani perasaan Allah. 

Bagi jemaat yang tidak memiliki jabatan dalam gereja, kalau kita betul-betul melayani perasaan Allah, perasaan Bapa, kita terhormat. Kita terhormat, kita tidak kalah dari pendeta besar di mata manusia. Tidak kalah dengan aktivis, majelis yang terhormat di mata manusia. Kita terhormat di mata Tuhan. Walaupun di mata manusia kita bukan siapa-siapa, tidak terpandang, tidak dihargai, tidak punya jabatan. Mungkin kedudukan kita rendah. Pekerjaan kita juga mungkin dipandang orang rendah. Tetapi kalau kita melayani perasaan Tuhan, kita terhormat di mata Tuhan. Betapa indahnya kehidupan seorang yang terhormat di mata Allah. 

Orang yang sudah terhormat di mata manusia, bisa tertipu oleh diri sendiri. Merasa sudah berharga dan terhormat, padahal kehormatan kita bukan karena dihormati manusia. Kehormatan kita haruslah karena kita terhormat di mata Allah. Dan yang terhormat di mata Allah adalah mereka yang melayani Allah. Firman Tuhan mengatakan, “Yang melayani Tuhan, melayani Allah, dihormati oleh Allah.”

Segala sesuatu yang kita lakukan, dari perkara sekecil apa pun sampai perkara-perkara besar, harus bisa menyenangkan hati Allah.