Skip to content

Sediakan Waktu Bertemu

Banyak orang Kristen tersandera dalam kebodohan, hanya percaya Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat dan itu pun hanya status saja, tetapi tidak berurusan dengan Dia. Percaya Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, itu tidak signifikan. Walaupun tentu berarti, sebab kita menjadi umat pilihan Allah. Namun, kalau kita tidak berurusan, tidak berinteraksi secara riil dengan Dia, tidak ada artinya. Akhirnya Tuhan Yesus akan berkata kepada kita, “Enyah kamu, karena kamu tidak melakukan kehendak Bapa!”

Banyak orang Kristen yang Kristen fantasi, tidak pernah berinteraksi dengan Tuhan. Mungkin kepada Tuhan pun setengah yakin. Tidak heran kalau mereka tidak merasa beruntung (merasakan sesuatu yang berharga), karena memandang agama hanya berkontribusi guna pemenuhan kebutuhan jasmani. Firman Tuhan mengatakan, “Manusia hidup bukan hanya dari roti, tetapi dari setiap rhema,” dan Tuhan Yesus yang bisa membuat kita memiliki rhema. Kalau kita memiliki rhema, baru kita memiliki roti kehidupan. 

Masalahnya, kita tidak memenuhi kuota yang harus dipenuhi guna bersentuhan (berinteraksi) dengan Tuhan; tidak berani tanpa batas. Kita menganggap bukan keberuntungan menjadi orang percaya. Sebaliknya, kita terfokus kepada banyak hal sia-sia. Kita harus bertobat, karena jika cara hidup kita masih salah, maka kita akan binasa dan sangat menyesal. Kalau kita mengenal seseorang dan orang itu bisa memberi pertolongan yang berarti, kita tahu betapa beruntungnya berinteraksi, bergaul dekat dengan orang tersebut, maka kita akan mendekat kepadanya. Apa pun kita lakukan, yang penting, bagaimana bisa dekat dengannya. 

Mengapa kita tidak melakukan itu untuk Tuhan? Sejujurnya, karena kita memandang Yesus kurang bernilai. Orang bisa memberi upeti dan perhatian untuk pejabat, tetapi tidak menghargai Tuhan sepantasnya. Kita diberi waktu panjang untuk banyak hal, tetapi sepuluh menit pun tidak pernah berjumpa dengan Tuhan. Tuhan sayang kita. Dia datang ke dunia mengurbankan diri-Nya, supaya kita memiliki keberuntungan. “Dia yang kaya menjadi miskin, supaya kamu yang miskin bisa menjadi kaya di dalam Dia.” Kita harus serius menjumpai Tuhan tiap hari. Kalau masih tenang-tenang saja, kita tidak akan dikenal. Kita boleh menyanyi, ke gereja, kasih persembahan, mau seberapapun besarnya, kita tetap ditolak kalau tidak melakukan kehendak Bapa (Mat. 7:21-23). 

Kalau kita tidak melakukan kehendak Bapa, kita akan terbuang, menjadi sampah abadi. Sulitnya hidup itu hanya bagaimana hidup suci. Soal ekonomi, kesehatan, pekerjaan, keluarga, nanti bisa dilewati. Tentu harus dengan tanggung jawab dan kerja keras. Kalau kita hidup suci, kita menjadi kekasih Tuhan, Dia Maha Kuasa. Siapa yang bisa lawan kita kalau kita di pihak Tuhan dan  Tuhan di pihak kita? Tidak mungkin Tuhan tidak ada. Langit dengan berjuta planet yang begitu teratur, yang setiap planet memiliki magnet tertentu sehingga tidak bertabrakan, tidak mungkin tidak didesain oleh satu Pribadi yang cerdas. 

Metabolisme tubuh kita yang sempurna, diciptakan oleh the invisible hand; tangan yang tidak kelihatan, dan punya tatanan. Tuhan hanya ingin kita berkeadaan baik-baik. Tuhan tidak cari keuntungan. Tetapi, kita tidak bisa berkeadaan baik-baik kalau kita tidak baik, tidak dengar-dengaran, tidak taat. Kita bahkan tidak perlu minta pembelaan Tuhan, Tuhan pasti membela dan menjagai kita. Tetapi, kita tidak akan bisa berjalan dengan Tuhan kalau “bau busuk;” mulut kita bau, otak kita bau, kelakuan kita bau. Tuhan mau kita harum. Kita beruntung menjadi umat pilihan. Dan firman diberikan oleh Tuhan Yesus, Injil dan Roh Kudus menuntun kita mengerti Firman itu. 

Kalau kita mengerti betapa beruntungnya menjadi umat pilihan, kita pasti sediakan waktu untuk bertemu dengan Tuhan, karena kita membutuhkan Dia. Kalau kita tidak memiliki jam bertemu dengan Tuhan, ada yang salah dalam hidup kita. Kita tidak memandang Dia yang terutama di dalam hidup kita. Padahal tanpa Dia, kita binasa masuk neraka. Dia mesti kita pandang lebih bernilai dari apa pun yang kita miliki. Lebih bernilai dari harta kita, nyawa kita, bahkan lebih bernilai dari nafas kita sendiri. Tuhan tahu ketika kita sungguh-sungguh membutuhkan Dia, dan Tuhan tidak akan mengecewakan kita. Tidak mungkin Tuhan membuang kita dan membuat kita berjalan sendiri. 

Banyak ancaman di depan kita dalam menghadapi dunia yang tidak bisa kita prediksi. Tetapi Allah yang hidup, Allah yang berkuasa, menjaga dan melindungi kita. Kalau kita merasa bahwa Dia penting, kita akan mencari Tuhan. Kita akan mau mendengar suara-Nya. Kita tidak akan melukai hati Tuhan. Kita tidak akan berbuat dosa atau hidup di dalam dosa. Berhentilah berbuat dosa, berhenti membenci, jangan ada niat balas dendam. Ampuni, maafkan orang yang bersalah kepada kita. Pikirkan perkara-perkara yang di atas, bukan yang di bumi. Kalau kita benar-benar menganggap penting Tuhan, dan kita merasa beruntung menjadi umat pilihan, maka fokus hidup kita akan tertuju kepada Tuhan. Sebelum hari ini berlalu, kita mau bertobat. Jangan hidup di dalam dosa. Jangan melukai orang dengan perkataan kita. 

Kalau kita mengerti betapa beruntungnya menjadi umat pilihan, kita pasti sediakan waktu untuk bertemu dengan Tuhan, karena kita membutuhkan Dia.