Skip to content

Prime Time

 

Berurusan dengan Tuhan adalah prime time kita. Jangan kita merasa cukup dengan datang ke gereja. Sebab Tuhan itu segalanya dalam hidup kita. Hal ini tidak membuat kita jadi aneh dan tidak bertanggung jawab hidup. Orang yang bergaul dengan Tuhan dan mengalami Tuhan pasti cerdas, rajin, dan hidup bertanggung jawab, sehingga hidupnya agung, luhur, mulia. Di dunia ini banyak orang agung, luhur, mulia, bertanggung jawab tapi belum tentu memiliki Tuhan. Tapi kalau seseorang memiliki Tuhan, pasti memiliki semua ini. 

Jadi, kalau kita melihat orang Kristen malas, tidak bertanggung jawab, pasti dia bukan Kristen yang benar. Kristen yang benar, yang bergaul dengan Allah, pasti hidupnya agung, luhur, mulia. Justru dari situ nampak keagungan kita sebagai anak-anak Allah. Perjumpaan dengan Allah membuat karakter agung Allah diturunkan. Kehidupan Yesus yang agung ini juga dapat kita miliki. Maka berjuanglah. Jangan nanti ketika kita di ujung maut, baru kita mencari Tuhan, tidak bisa! Kita tidak akan bertemu Tuhan. Jangan anggap bahwa Tuhan itu gampangan atau murahan! Selagi masih memiliki kesempatan, cari dan temukan Tuhan. 

Sadari, kita hidup tidak lebih 100 tahun. Jadi selama kita hidup di bumi, kita mau belajar menjadi anak-anak Allah, melalui peristiwa-peristiwa hidup yang terjadi Tuhan bicara, karena tubuh kita dijadikan bait Roh Kudus. Roh Kudus diam di dalam diri kita. Kita mau berurusan dengan Tuhan melalui Roh-Nya yang ada di dalam diri kita. Jika itu terjadi di dalam hidup kita, maka hidup kita memuliakan Tuhan. Memuliakan Tuhan artinya menganggap Tuhan itu mulia, berharga, dan menyenangkan hati Dia dari setiap sikap dan perbuatan kita. Yaitu jika kita menuruti firman atau suara Roh Kudus yang diberikan kepada kita.

Dan hidup kita disita seluruhnya untuk itu. Bagaimana segala sesuatu yang kita lakukan selalu benar di mata Tuhan. Benar, bahwa kita punya keinginan sendiri, tapi kalau kita menghargai Tuhan, maka kita lebih mengikuti kehendak Tuhan daripada kehendak diri kita sendiri. Di situ akan ada proses yang tidak mudah. Kita memiliki dua manusia, manusia lama dan manusia baru. Kita berlatih terus untuk mengikuti apa yang Allah kehendaki dalam hidup kita, supaya manusia baru kita tumbuh, dan manusia lama kita bisa makin dimatikan. 

Terkesan kita ini tidak lagi memiliki hidup untuk diri kita. Benar, memang benar. Hidup kita seluruhnya dipersembahkan kepada Tuhan untuk kemuliaan-Nya, dan itu keadaan atau jalan yang paling aman dalam hidup kita. Sebab, kalau kita membuka peluang untuk mencari kesenangan bagi diri kita sendiri, di singkatnya umur hidup kita ini, itu berbahaya, karena kesenangan-kesenangan yang tidak menyenangkan Tuhan itu menjadi pangkalan kuasa gelap. Namun harus dimengerti, kita tetap manusia yang makan enak, kumpul dengan keluarga, wisata, menikmati seni dan lainnya. Tuhan juga akan memberikan kegembiraan seperti itu, di mana dalam kegembiraan tersebut, kita tetap menikmati bersama Tuhan. Pasti kegembiraan-kegembiraan yang tidak melanggar etika kesucian Tuhan.

Pada waktu kita sudah menutup mata, di mana tidak ada dosa, tidak ada kuasa kegelapan, baru kita memiliki hidup kita sendiri. Maka, di dalam Lukas 16:12 dikatakan, “Dan jikalau kamu tidak setia dalam harta orang lain, siapakah yang akan menyerahkan hartamu sendiri kepadamu?” Harta orang lain adalah apa pun yang bisa kita miliki sekarang ini. Sedangkan harta kita sendiri itu nanti di langit baru, bumi baru, di Kerajaan Surga. Jadi, harta kita hari ini, semua kemampuan dan kebisaan kita adalah harta orang lain, artinya harta-Nya Tuhan, yang kita gunakan untuk kemuliaan Tuhan.

Hidup kita ini harus disita Tuhan sekarang, supaya kita memiliki hidup di kekekalan. Dan memang, mengikut Tuhan itu berat sekali. Karena kita harus menyerap pikiran perasaan Tuhan, sampai kesenangan-kesenangan kita pun benar-benar kudus, tidak sama dengan kesenangan dunia. Kita tetap bisa menikmati hidup, tapi hal-hal yang tidak perlu kita lakukan atau tidak boleh kita lakukan, kita tidak lakukan. Di situ kita dikuduskan. Ini semua persiapan untuk kehidupan yang akan datang. Kita mau pulang ke surga saja. 

Tapi sekarang kita harus berani memenuhi syarat untuk bisa masuk Kerajaan Surga. Beri waktu untuk bertemu Tuhan, rajin mendengarkan firman. Tidak terikat dengan dunia. Dengarlah suara Tuhan di setiap peristiwa, maka dengan sendirinya, Tuhan akan memimpin kita. Ingat, menit demi menit kita ini berharga sekali untuk proses pendewasaan kita.