Skip to content

Pola Permainan Iblis

Ada satu hal yang harus selalu kita ingat bahwa Allah menginginkan agar kita tetap setia sampai akhir. Sebab hanya orang yang setia sampai akhir, yang diperkenan masuk surga. Inilah yang membuat Rasul Paulus dalam 2 Korintus 11:3-4 menulis, “Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya. Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain daripada yang telah kamu terima atau Injil yang lain daripada yang telah kamu terima.”

Pertanyaan yang harus kita ajukan kepada diri kita sendiri adalah apakah di mata Tuhan kita sudah dinilai setia atau belum? Kalau iya, seberapa kita telah setia kepada Tuhan? Apakah kesetiaan kita kepada Tuhan hari ini adalah kesetiaan yang benar yang diakui Tuhan? Hati-hati, jangan sampai ketika kita menutup mata dan menghadap Tuhan, Tuhan berkata, “Kamu tidak setia kepada-Ku.” Karena ternyata kita belum memiliki kesetiaan sesuai dengan yang Allah inginkan atau tidak sesuai dengan yang Allah kehendaki. Sangat mengerikan! Mari kita minta hikmat Tuhan, minta pencerahan dari Tuhan, apakah kesetiaan yang kita miliki hari ini adalah kesetiaan yang benar. 

Dalam ayat di atas, bisa dibayangkan waktu Adam dan Hawa sudah makan buah itu lalu mata mereka terbuka, mereka menyadari ketelanjangan mereka, kemudian baru timbul penyesalan. Sebegitu dahsyatnya akibat kesalahan yang telah dilakukan oleh Adam dan Hawa. Mereka pasti menyesal, tetapi penyesalan mereka tidak mengubah keadaan. Semua sudah hancur, tidak bisa diperbaiki. Seperti kristal yang pecah. Maka mestinya jangan sampai hal ini terjadi di dalam hidup kita. Jadi bukan tanpa alasan kalau Paulus berkata, “Aku takut kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya.” Ini patut betul-betul dipersoalkan. 

Sebab, tanpa disadari, kita diarahkan untuk memetik buah yang terlarang dan terjadilah itu. Banyak dosa yang dilakukan oleh seseorang tanpa direncanakan. Ketika dosa itu sudah dilakukan, baru ia menyesal,  tapi sudah terjadi. Maka, di sini sebenarnya dibutuhkan kesetiaan dan ketekunan untuk datang di hadapan Tuhan; untuk berdoa, berinteraksi menyembah Allah. Mestinya, harus kita lakukan dengan tekun dan setia. Sebab perjumpaan dengan Tuhan di dalam doa membuat kepekaan kita bertambah. Ketika setan mengarahkan kita kepada langkah-langkah yang keliru, yang bisa menuju kepada pemberontakan kepada Allah atau ketidaksetiaan kepada Allah, kita bisa mendeteksi sejak dini. 

Belum sampai jatuh, baru kita mengarah ke hal itu, kita sudah tahu. Jadi kalau sampai kita melihat orang jatuh, itu pasti ada tahap demi tahapnya. Pada waktu tahap menuju kejatuhan, mestinya kita peka terhadap keadaan itu bahwa kita sedang menurun. Masalahnya, banyak orang tidak menyadari pada waktu dia sudah dalam keadaan menurun ini, atau mereka menganggap ringan. Memang mereka tidak bermaksud mau mengkhianati Tuhan, apalagi masuk neraka, tetapi langkah-langkahnya menunjukkan langkah-langkah ketidaksetiaan. Inilah yang harus sungguh-sungguh kita perhatikan. Kalau tiap pagi kita berdoa, kita punya waktu bersekutu dengan Tuhan, maka kita akan tahu ketika ada arah yang salah, yang sedang membawa kita kepada pemberontakan atau ketidaksetiaan. 

Kita harus sadar bahwa yang kita hadapi adalah ular yang telah berpengalaman miliar tahun. Ia pasti lebih cerdas dari manusia, melampaui pikiran manusia. Kalau tidak dihadapi dengan pertolongan Roh Kudus, kita pasti jatuh. Makanya kita berdoa memohon perlindungan Tuhan. Yang pertama, dari kuasa gelap. Yang kedua, dari manusia lama kita. Yang ketiga, dari pengaruh dunia jahat sekitar kita. Keempat, dari bencana, malapetaka. Yang kelima, dari orang-orang yang bermaksud jahat terhadap kita. Hanya Tuhan yang dapat menolong kita, melalui Roh Kudus. Jikalau kita tidak dipimpin oleh Roh Kudus, setan akan bisa menjatuhkan kita. Tapi kalau kita dipimpin Roh Kudus, Roh Kudus akan mengarahkan kita. Sehingga pada waktu kita sedang menuju kepada kejatuhan, Roh Kudus akan ingatkan kita, “Hati-hati.” 

Tetapi kalau seseorang tidak berdoa dengan benar, tidak punya waktu bersekutu secara pribadi dengan Allah, tidak mau belajar firman dengan benar, ia pasti bablas. Dan banyak orang Kristen begitu. Ditipu oleh kuasa gelap dengan berbagai kesibukan dan kesenangan, banyak tawaran yang Iblis sediakan. Sejatinya kita bisa berkata, “Tidak, aku hanya memilih Tuhan dan Kerajaan Tuhan saja.” Kalau kita tidak tegas berkata “tidak,” maka kita akan dibawa masuk ke dalam pola permainannya. Jadi sekarang kita bersyukur kita masih sadar agar kita tidak terjebak dalam tipu muslihat Iblis. 

Kalau kita tidak tegas berkata “tidak” kepada tawaran Iblis,maka kita akan dibawa masuk ke dalam pola permainannya.