Skip to content

Pertobatan yang Berkualitas

Saudaraku,

Hal yang sudah sering terjadi, kalau seseorang belum dalam satu keadaan yang terjepit, maka ia belum mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh. Banyak orang ketika dilanda masalah yang berat di luar kemampuannya mengatasi, maka barulah mulai datang ke gereja. Pada hakikatnya orang-orang seperti itu ke gereja mencari Tuhan hanya supaya memperoleh jalan keluar dari persoalan yang dihadapi, bukan karena mencari Tuhan. Ada orang-orang terpidana mati karena kasus-kasus tertentu, sebelum menghadapi eksekusi mereka mulai bersungguh-sungguh beribadah mencari Tuhan.  Bagi orang Kristen, ada yang mulai rajin kebaktian dan menyanyikan lagu-lagu rohani. Perubahan mereka yang drastis tersebut sering selalu dianggap sebagai pertobatan yang benar dan murni. 

Apakah pertobatan yang dilakukan orang-orang yang dalam kondisi terdesak seperti itu adalah pertobatan yang benar? Tergantung motivasi pertobatannya. Sejatinya, fenomena di atas ini ada dalam kehidupan sebagian masyarakat Kristen sehari-hari. Tidak sedikit orang Kristen yang bertobatannya hanya karena didorong oleh kebutuhan fana atau sementara dunia, yaitu menghadapi masalah-masalah dunia yang berat di luar kemampuannya atau karena kebutuhan jasmani mendesak yang tidak sanggup ia penuhi. Setelah memperoleh jalan keluar dari persoalan-persoalan hidup tersebut, maka ia tidak lagi bertumbuh dalam kedewasaan rohani. Merasa sudah bertobat dan tidak lagi membangun pertobatan yang dewasa atau berkualitas tinggiu. 

Harus dipahami bahwa pertobatan yang diserukan oleh Tuhan Yesus bukan sekadar perubahan moral, dari moral orang kafir menjadi moral orang beragama. Dan mestinya pertobatan terjadi bukan hanya satu kali. Pertobatan adalah perubahan pola berpikir (metanoia). Pada waktu Tuhan Yesus menyerukan pertobatan, bangsa Israel sudah menjadi orang-orang beragama yang santun, bahkan telah diluruskan pula oleh Yohanes Pembaptis. 

Sejak manusia jatuh dalam dosa dan kehilangan kemuliaan Allah, manusia tidak berkeadaan mampu membangun hubungan harmoni atau ideal dengan Allah. Seruan pertobatan yang disampaikan oleh Tuhan Yesus adalah seruan agar manusia dapat menemukan relasinya dengan Allah sebagai kekasih-Nya. Sebagai kekasih dalam hubungan antara Bapa dan anak dan hubungan sepasang mempelai. Dengan kalimat lain, Tuhan menghendaki adanya hubungan yang istimewa secara riil dengan Allah. Dalam hal ini manusia hendak ditempatkan di tempat sesuai dengan rancangan Allah semula.

Pada umumnya pertobatan yang didorong oleh kebutuhan jasmani tidak melahirkan atau menciptakan hubungan istimewa antara dirinya dengan Tuhan secara pribadi. Pertobatan yang sejati didorong oleh kebutuhan yang kuat, yaitu Tuhan sendiri sebagai kebutuhan satu-satunya. Pertobatan yang hanya perubahan perilaku tidak membuat seseorang dimiliki Tuhan dan memiliki Tuhan sebagai pasangan kekasih. Pertobatan yang sejati akan melahirkan atau membuahkan kehidupan hubungan yang istimewa dengan Tuhan. 

Pertobatan yang dewasa atau berkualitas tinggi adalah pertobatan yang didorong oleh suatu kebutuhan yang sangat kuat dalam dirinya, bahwa ada rongga kosong dalam jiwanya yang tidak dapat diisi oleh siapapun dan apa pun kecuali Allah Anak. Terkait dengan hal ini, harus dijelaskan bahwa pertobatan bukan sekadar terjadi satu kali seperti sebuah titik, tetapi seperti garis panjang yang harus berlangsung setiap hari. Pertobatan adalah perubahan pola berpikir. Memang pertobatan bisa dimulai dari kerinduan untuk memiliki moral yang baik, tidak mendukakan Tuhan dengan perbuatan yang salah, tetapi dalam perkembangannya, ketika seseorang semakin hidup benar, pertobatannya berorientasi pada kesediaan meninggalkan percintaan dunia dan mengasihi Bapa dan Tuhan Yesus Kristus. 

Seiring dengan kesediaan meninggalkan percintaan dunia ini, maka seseorang semakin menjadi sempurna di dalam moralnya. Itulah sebabnya dikatakan bahwa pertobatan yang benar akan membawa seseorang dalam relasinya yang istimewa atau eksklusif dengan Tuhan. Dalam hal ini pertobatan berjenjang, dari yang bekualitas semakin berkualitas; dari untuk menyelesikan masalah jasmani, moral sampai kebutuhan batin yaitu Tuhan sendiri. Pertobatan yang dewasa atau berkualitas adalah langkah berbalik dari mencintai dunia berubah menjadi mencintai Tuhan sepenuhnya. Mencintai Tuhan dengan tulus tanpa ada maksud-maksud tertentu di balik cintanya kepada Tuhan. Cinta yang tulus didorong oleh cinta itu sendiri. Bila hal ini terbangun, maka seseorang memperoleh kepuasan di dalam jiwanya. 

Pertobatan yang mengarah menjadi kekasih Tuhan membuat seseorang bukan saja melakukan hukum, melainkan juga melakukan segala sesuatu yang diinginkan Tuhan. Di sini seseorang barulah menemukan kekasih jiwa abadi. Pertobatan yang benar membawa seseorang tidak lagi dapat digirangkan atau dibahagiakan oleh kekayaan dunia dengan segala keindahannya, tetapi disukacitakan oleh Tuhan. Orang percaya yang mengalami pertobatan yang dewasa memiliki kerinduan yang kuat untuk bertemu dengan Tuhan. Pertobatannya membawanya menjadi mempelai Tuhan. Umat pilihan yang disebut sebagai mempelai Tuhan Yesus memang dirancang untuk menjadi kekasih Tuhan. Tidak banyak orang yang dipanggil sebagai umat pilihan untuk berkeadaan seperti ini, yaitu memiliki relasi yang istimewa dengan Tuhan. Inilah sebenarnya yang dimaksud dengan iman. Iman yang dimaksud ini adalah iman yang mengacu kepada iman Abraham (Rm 4:2). 

Bagaimana dengan pertobatan kita?

Teriring salam dan doa,

Dr. Erastus Sabdono

Pertobatan yang berkualitas tinggi adalah pertobatan

yang didorong oleh suatu kebutuhan yang sangat kuat dalam dirinya,

bahwa ada rongga kosong dalam jiwanya yang tidak dapat diisi

oleh siapa pun dan apa pun kecuali Allah Anak.