Skip to content

Persoalan sebagai Anugerah

Dalam hidup ini tidak ada orang yang tidak pernah punya masalah. Setiap orang pasti akan menghadapi masalah. Ada tiga hal yang pasti dialami manusia, yang pertama: masalah, yang kedua: sakit, lalu yang ketiga: proses penuaan, menjadi mati atau meninggal dunia. Kita tidak bisa menghindarinya. Demikianlah fakta kehidupan yang kita bersama alami dalam hidup ini. Jadi, jangan kita berpikir bisa hidup tanpa masalah; jangan berpikir bahwa kita bisa menjalani hidup tanpa persoalan-persoalan yang rumit. Kita harus menyiapkan diri kita untuk menerima keadaan yang bermasalah. Kita harus siap menghadapi situasi yang sukar di dalam hidup ini. 

Dalam hidup ini, kita juga akan menghadapi masalah-masalah yang besar, masalah-masalah yang rumit, yang Tuhan izinkan itu berlangsung dalam kurun waktu yang lama; tidak dalam waktu yang pendek, dan rasanya kita tidak sanggup menyelesaikannya. Setiap kita akan menghadapi persoalan seperti ini; persoalan berat yang kita tidak sanggup menyelesaikannya. Kita sudah putus asa, rasanya. Masalah itu bisa tidak selesai dalam waktu yang singkat, tetapi akan selesai dalam waktu yang panjang dan Tuhan membiarkan atau mengizinkan hal itu terjadi kepada kita. Pertanyaannya, mengapa Tuhan mengizinkan hal itu terjadi? 

Ada masalah berat, yang kita tidak sanggup menanggulanginya, dan tidak selesai dalam waktu yang singkat, harus melalui perjalanan yang panjang. Bukan tidak mungkin, saat ini kita juga sedang menghadapi masalah berat atau masalah sukar yang kita tidak tahu bagaimana jalan keluarnya. Hal ini bisa merupakan masalah yang panjang dan Tuhan mengizinkan hal itu terjadi dalam hidup kita. Dalam hidup ini, ada orang-orang yang diistimewakan Tuhan; orang-orang yang dikhususkan Tuhan untuk mengalami hal-hal seperti ini. Ketika kita menghadapi masalah rumit, sulit, berat, yang kita tidak mampu menyelesaikannya dan itu harus dijalani, dialami, dihadapi dalam waktu yang panjang, Tuhan mengajarkan kepada kita untuk bergantung kepada Tuhan. 

Kalau tidak mengalami keadaan seperti itu, sering orang menjadi sombong. Setiap masalah yang dialami, dihadapi, dia dapat menyelesaikannya dengan mudah. Apalagi kalau dia punya uang, punya relasi pejabat. Lalu dengan uang serta relasi pejabat itu, dia bisa menyelesaikan, menanggulangi masalah-masalah yang ada. Lalu apa yang terjadi? Dia menjadi sombong. Hal ini berbahaya. Mengapa? Karena firman Tuhan mengatakan, “Allah menentang orang sombong, Allah melawan orang sombong. Tetapi, Ia memberikan anugerah kepada orang yang rendah hati.” Jadi jangan sampai kita menjadi sombong, lalu Allah melawan kita. Kesombongan itu bukan hanya di mulut. 

Jangan merasa kita tidak sombong karena mulut kita tidak mengucapkan kalimat-kalimat yang bernada atau berisi kesombongan. Jangan merasa rendah hati kalau mulut kita tidak mengucapkan kata-kata yang menunjukkan kesombongan. Jangan merasa rendah hati kalau kita tidak menunjukkan sikap, perbuatan yang meninggikan diri. Ternyata, dalam hati juga bisa ada kesombongan, ketika merasa bisa hidup tanpa Tuhan. Ini hal yang berbahaya. Persoalan berat yang tidak bisa kita atasi, sebenarnya dapat memicu dan membuka mata rohani kita untuk menyadari bahwa kita tidak berdaya. Ada orang-orang yang sukar bertobat karena merasa dirinya punya potensi; mampu menghadapi segala keadaan. Maka tidak heran, Tuhan pun seperti tidak dibutuhkan. Hal ini mengerikan sekali. 

Kita tidak harus mengalami persoalan berat dan sukar, baru kita menyadari bahwa kita membutuhkan Tuhan. Kalau ada orang yang diberi Tuhan karunia; kesempatan untuk mengalami persoalan-persoalan berat yang dia sendiri tidak mampu mengatasinya, itu anugerah. Itu berkat, supaya dia disadarkan bahwa hanya Tuhan yang dapat menolongnya dalam setiap persoalan.

Tetapi, kita tidak harus mengalami keadaan-keadaan yang sulit, yang sukar, baru menyadari bahwa kita tidak bisa berbuat apa-apa tanpa Tuhan. Sekarang ini, kita mulai berkata, “Tuhan, aku tak dapat jalan sendiri.” Hal ini yang kita harus lakukan dulu. Kita tidak harus mengalami keadaan parah, rumit, sulit, baru kita berkata, “Tuhan, aku tak dapat berjalan sendiri.” Mestinya sejak sekarang, saat di mana kita tidak memiliki masalah-masalah besar, masalah-masalah yang rumit, kita sudah berkata, “Lindungi aku, Bapa. Ku tak dapat jalan sendiri. Pegang tanganku.” 

Orang-orang yang rendah hati akan mendapat kasih karunia di mata Tuhan. Jadi kalau orang sombong, mereka tidak akan diberkati Tuhan. Allah menentang orang-orang congkak dan memberikan berkat, anugerah kepada orang-orang yang rendah hati. Kalau sekarang kita sedang dalam persoalan berat, dalam pergumulan berat, kita pandang Tuhan saja. Percayalah, kita bisa menghadapinya, kita bisa bertahan. Ketika kita bertahan, maka Tuhan akan memberikan nasihat-nasihat-Nya. 

Kalau ada orang yang diberi Tuhan kesempatan untuk mengalami persoalan-persoalan berat yang dia sendiri tidak mampu mengatasinya, itu anugerah dan berkat supaya dia disadarkan.