Skip to content

Percaya, Bertindak dan Mengalami

Saudaraku,

Kita harus berani berprinsip dan melangkah. Kita percaya, lalu bertindak, maka kita akan mengalami atau melihat bukti. Dalam berurusan dengan Tuhan, kita tidak bisa melihat bukti dulu baru percaya dan bertindak. Berulang-ulang saya mengatakan bahwa Dia layak dipercayai, walaupun keadaan tidak mendukung percaya kita tapi kita tetap percaya kepada Tuhan. Walaupun tidak ada tanda-tanda kehadiran-Nya, tidak ada tanda-tanda Tuhan mengulurkan tangan, bahkan kadang-kadang membiarkan kita seperti terseok-seok dibiarkan sulit, tidak ada jalan keluar dan seakan-akan Tuhan tidak peduli bahkan meninggalkan kita, namun kita harus tetap percaya. Percaya kita kepada Tuhan bukan hanya memercayai kuasa-Nya, atau kasih-Nya dan juga bukan hanya memercayai pertolongan yang akan Tuhan berikan kepada kita, melainkan kita memercayai apa yang Dia kehendaki untuk kita lakukan.

Sebab yang terbaik, yang terindah dan yang paling mulia dalam hidup ini adalah mengerti apa yang Dia kehendaki dan melakukannya. Bahkan mestinya kita bisa mengabaikan seakan-akan kita tidak memiliki persoalan, kebutuhan, atau masalah, kecuali kita mau mengerti kehendak Tuhan dan melakukan apa yang Dia kehendaki. Mungkin tidak banyak orang tahu ketika pemazmur berkata, “sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya,” merupakan pengakuannya setelah di ayat-ayat sebelumnya ia mengungkapkan kepedihan dan penderitaan yang dialami pemazmur. Dalam penderitaan, kebingungan dan frustasi, pemazmur menemukan bahwa duduk diam di kaki Tuhan, adalah hal terbaik sampai akhirnya dia bisa berkata, “siapa gerangan ada padaku, di surga selain Engkau, selain Engkau tidak ada yang kuinginkan.”

Saudaraku,

Saya mengajak kita untuk bergerak ke tingkatan yang lebih tinggi. Mungkin kita masih menunggu kapan Tuhan mengangkat kita naik ke level yang lebih tinggi; kapan kita bisa masuk ke kawasan yang lebih tinggi. Berbulan, bertahun rasanya Tuhan tidak menjawab, karena ternyata untuk bergerak naik ke level yang lebih tinggi, kita yang yang harus menggerakkan diri kita sendiri. Allah pasti menyediakan fasilitasnya, tapi kita sendiri yang harus melangkah untuk naik ke level yang lebih tinggi. Maka kita harus bisa mengesampingkan apa pun, lalu melangkah untuk mengerti apa yang Dia inginkan guna kita lakukan dan rencana-Nya guna kita penuhi. Jika kita serius melakukan hal itu, berarti kita mengangkat diri kita pada level lebih tinggi. Tidak banya orang yang berani. Tuhan sangat baik, Tuhan ingin keadaan kita baik-baik, Tuhan mau bawa kita ke dalam kemuliaan-Nya.

Kita percaya dan kita bertindak untuk itu. Tuhan pasti akan membawa kita kepada kesucian hidup. Apa yang Tuhan inginkan dalam hidup kita tidak muluk-muluk. Hal itu dimulai dari kehidupan kita dari menit ke menit yang benar-benar kita jaga, agar tidak ada dosa sekecil apa pun yang kita lakukan. Dari setiap perkataan, pikiran, perasaan dan tindakan, kita jaga. Termasuk juga respons atau reaksi kita terhadap setiap keadaan yang terjadi dan berlangsung dalam hidup di sekitar kita. Jadi, dalam setiap keputusan dan pilihan kita, selalu mempertimbangkan perasaan Allah. Dari menit ke menit, sampai kemudian kita bisa membuktikan bahwa kesucian seperti yang Allah kehendaki, bisa kita capai.

Itulah sebabnya firman Tuhan mengatakan, “baik kau makan atau minum, atau melakukan sesuatu yang lain lakukan semua untuk kemuliaan Allah.” Jadi, tidak ada tindakan yang kita lakukan dari kita sendiri, tapi semua harus mengalir dari Roh kudus. Kalau kita percaya, kita bertindak. Barulah kemudian, “hidupku bukan aku lagi, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.” Kita menjadi surat yang terbuka, menjadi firman yang diperagakan, barulah kita bisa menjadi anak-anak Allah yang memancarkan kemuliaan Allah. Jangan takut, jangan curiga apa bisa ini kita lakukan, tapi bertindaklah!

Sejatinya, banyak orang percaya yang terbelenggu dalam keraguan; keraguan sama dengan ketidakpercayaan. Kita percaya Tuhan tidak akan memberikan kita perintah yang tidak bisa kita lakukan, semua yang Tuhan perintahkan pasti bisa kita lakukan. Betapa indahnya kehidupan seseorang yang dari menit ke menit melakukan kehendak Allah. Nanti kita bisa menjadi mulut-Nya Tuhan, tangan-Nya Tuhan, mata-Nya Tuhan untuk menyentuh orang di sekitar kita. Capailah kesucian setinggi-tingginya, kekudusan setinggi-tingginya. Lepaskan diri kita dari segala ikatan dunia, bertindaklah. Baru kita bisa mengalami—bukan fantasi yang dirumuskan dengan kata-kata—bahwa hidup suci itu bisa kita lakukan. Sebab ketika kita nanti menghadap takhta pengadilan, Bapa tidak akan bertanya kita dari gereja mana, doktrin kita apa, jabatan kita di gereja apa, tetapi Bapa ingin menemukan pribadi Anak-Nya tergelar dalam hidup kita, itu saja.

Teriring salam dan doa,

Pdt. Dr. Erastus Sabdono

Lepaskan diri kita dari segala ikatan dunia, bertindaklah, maka kita bisa mengalami bahwa hidup suci itu bisa kita lakukan.