Banyak mahasiswa sekolah Alkitab berdoa: “Tuhan, pakailah aku,” sambil melirik pendeta besar yang punya gedung gereja besar. “Tuhan, pakailah aku,” sambil melirik pendeta yang mobilnya bagus. “Tuhan, pakailah aku,” sambil melihat pendeta yang khotbah di gedung-gedung besar dan dielu-elukan. Dasarnya karena apa? Karena dia mau menjadi orang yang terkemuka. Matius 20:26 berkata, “Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”
Orang yang sudah bertumbuh dewasa, yang sudah mengalahkan kedagingan, mengalahkan egoisme, maka dia masuk tahap berpihak pada Tuhan. Di tingkat ini baru Tuhan lengkapi dia dengan apa pun. Ini tingkat orang yang berpihak pada Tuhan; jangankan uangnya, nyawanya pun dia persembahkan. Namun ironis, jangankan nyawanya, perasaannya pun dia tidak mau persembahkan. Makanya kalau kita diproses dari menit ke menit, dari jam ke jam, terimalah proses itu karena merupakan bagian dari jalan untuk menjadi orang yang dipercayai Tuhan.
Maka, untuk orang Kristen yang belum dewasa, kita bertanya, “Apakah Anda percaya Tuhan? Apakah Anda percaya Yesus menderita untuk keselamatan manusia?” Namun, kalau sudah dewasa pertanyaannya begini, “Apakah Anda bisa dipercayai Tuhan? Apakah Anda sudah menderita untuk Dia?” Tuhan tahu kedalaman hati kita. Kalau kita tidak dewasa, maka jika kita diberkati, kita sombong, menindas orang. Bersyukur kalau kita menghadapi kesulitan daripada tidak punya kesulitan—tubuh sehat, uang banyak berlimpah, keluarga sejahtera—tetapi kita bablas masuk neraka.
Kalau kita memusingkan pekerjaan Tuhan, kita tidak perlu pusing dengan diri sendiri. Allah yang akan menggarap dan mengurus hidup kita. Sekecil apa pun, Tuhan bisa menjadikan kita sebagai alat di dalam tangan Tuhan. Tidak ada yang dibuat sia-sia. Kita tidak akan pernah pensiun sampai jantung kita berhenti berdetak. Selama kita masih punya nafas, kita harus berguna untuk pekerjaan Tuhan. Maka karakter kita harus diperbaiki terus. Tuhan mau menjadikan kita instrumen-Nya, kalau kita memiliki keagungan karakter, keagungan mental seperti Yesus, sehingga bisa dipercayai Tuhan.
Apa pun yang kita miliki harus memberkati pekerjaan Tuhan. Sampai hidup kita menjadi pekerjaan Tuhan. Baru kita menjadi perwira tinggi Kerajaan Allah. Tuhan siapkan porsi kemuliaan itu tiada tara, tetapi juga porsi penderitaan. Namun, porsi penderitaan ini tidak bisa kita pikul kalau tidak dewasa. Menyangkal diri, memikul salib, itu mutlak. Memikul salib adalah penderitaan yang kita pikul demi pekerjaan Tuhan. Maka jangan kita jadi orang miskin di kekekalan. Karena kita tidak membawa persembahan apa pun. Kita tidak berguna untuk pekerjaan Tuhan kalau kita masih sibuk dengan diri sendiri.
Kita harus terus berubah. Jadi langkah pertama, pagi bangun, berdoa. Karena di situ Tuhan akan koreksi, memeriksa kita. Tetapi heran, orang sibuk dengan persoalan-persoalan yang sebenarnya tidak perlu jadi persoalan. Periksa hidup kita, mulut kita, perkataan kita, sikap dan perbuatan kita, itu dulu. Tidak usah muluk-muluk. Setiap kita punya persoalan. Tetapi percayalah, Tuhan pasti tolong! Kalau kita punya hati benar, kedewasaan rohani kita bertambah, Tuhan pasti tolong supaya kita berguna. Jangan ragukan Tuhan. Kita bersyukur karena Tuhan masih berbelas kasihan memberi kita kesempatan bertobat dan berubah. Maka, sekarang kita berusaha untuk menyelesaikan apa yang harus kita selesaikan.
Tuhan tidak mungkin tidak memakai kita kalau hidup kita lurus. Jangan jahat. Ampunilah orang yang bersalah, jangan membalas kejahatan dengan kejahatan. Bermurah hatilah terhadap orang susah. Pikullah beban atas orang-orang yang memang dipercayakan untuk kita pikul bebannya. Allah akan pertemukan kita dengan Lazarus-Lazarus yang berdiri di depan pintu rumah. Ingat, tidak pernah ada orang menjadi miskin karena menopang orang lain. Allah menandai dan Allah merasakan apa yang kita lakukan untuk orang-orang itu. Allah sendiri yang merasakan. Bodoh kalau kita tidak mau melakukannya.
Jangan buat hidup kita ini sia-sia. Ingat, kita masih punya kesempatan. Jangan menengok ke belakang dan berkata, “Seandainya…” Tidak usah. Yang sudah terjadi, biarkan terjadi. Temukan tempat kita untuk melayani Tuhan. Sadarilah bahwa kita ini istimewa. Dia adalah Singa dari Yehuda; Dia, Allah yang perkasa. Bertumbuhlah dewasa. Tuhan akan membuka pintu-pintu yang tertutup, yang tidak pernah bisa dibuka. Kita akan melihat pemenuhan janji Tuhan, kalau kita juga memenuhi apa yang seharusnya kita lakukan.
Kita akan melihat pemenuhan janji Tuhan, kalau kita juga memenuhi apa yang seharusnya kita lakukan.