Skip to content

Nafas Hidup

Saudaraku sekalian yang kekasih,

Kalau hidup rohani kita sehat, kita akan menyadari bahwa Tuhanlah nafas hidup kita. Ini sama seperti kalau manusia mati, dia merasa tidak membutuhkan nafas, dan memang tidak bisa lagi sadar bahwa dia membutuhkan oksigen. Orang-orang Kristen yang mati rohani, yang hatinya terpikat oleh dunia, terbelenggu oleh percintaan dunia, apalagi yang hidup dalam kenikmatan dosa, tidak akan mengerti maksud pernyataan ini bahwa Allah adalah oksigen nafas hidup kita. Hal itu akan disadari penuh nanti pada waktu ia meninggal dunia. Kita harus memandang Allah sebagai satu-satunya kebutuhan kita seperti oksigen, seperti nafas kita. Kita akan selalu membutuhkan oksigen. Orang-orang yang terpapar COVID mengerti apa artinya oksigen, terutama mereka yang mengalami COVID tingkat berat dan menengah. Betapa dibutuhkannya oksigen itu. 

Orang yang menghayati bahwa Allah adalah oksigen hidupnya, akan selalu bergantung dan berlindung kepada-Nya. Seperti kita tidak bernafas beberapa menit, apalagi beberapa jam, kitab isa mati. Jadi bukan hanya pada waktu kita ada masalah, atau ada pergumulan berat baru kita datang mencari Tuhan. Itu orang-orang licik, biasanya. Setelah tidak punya persoalan berat, mereka tidak mencari Tuhan lagi. Persoalan hidup itu semuanya bisa membahayakan jika tanpa pimpinan Tuhan. Bukan hanya pada waktu kita miskin, pada waktu kita kaya bisa lebih berbahaya bagi keadaan kekal. Bukan hanya pada waktu kita dihina, di-bully, diinjak-injak bahaya keadaan kita; tetapi pada waktu kita dipuji, dihormati, dijunjung, diangkat tinggi, dianggap bermartabat; itu juga bahaya. 

Jadi bukan hanya dalam keadaan tidak nyaman kita ada dalam bahaya; justru dalam keadaan nyaman itu pun bahaya. Bukan hanya ketika Saudara menghadapi orang-orang jahat yang lebih kuat dari Saudara—kuat kedudukannya, kuat relasinya, pokoknya kuat segalanya, Saudara pasti remuk hancur melawan dia—maka Saudara berharap berlindung kepada Tuhan. Bukan hanya pada waktu kita menghadapi orang-orang kuat yang menjahati kita; tetapi orang-orang lemah yang bisa kita injak mati; itu malah lebih bahaya. Kita menghadapi orang-orang jahat lebih kuat dari kita, kita tidak melawan, kita diam, mengalah; tetapi ketika kita menghadapi orang lemah kita bisa injak, kita injak dia dan itu membuat kita berdosa dan terhilang dari hadirat Tuhan. 

Oleh sebab itu, kita harus tahu bahwa musuh itu bahaya ancaman di depan kita, apa pun itu membahayakan kalau kita tidak bersama Tuhan. Apa kadar pencobaan itu satu atau seribu atau sepuluh ribu atau cuma nol koma satu, tetap bahaya tanpa Tuhan. Karena Iblis bisa menggunakan semua sarana untuk membinasakan kita. Maka kita minta Tuhan melindungi kita dari:

Pertama, kuasa gelap

Kedua, kodrat dosa dalam diri kita. Kuasa gelap pasti lebih kuat, tapi kodrat dosa yang ini licik banget, waktu kita banyak duit, waktu kita kaya, kita mau memuaskan hasrat-hasrat kita, waktu menghadapi orang lemah wah kita bisa menginjak dia. 

Ketiga, pengaruh dunia; dari hal yang tidak kita sadari bisa merusak kita. 

Keempat, segala malapetaka, petaka kecil petaka besar tetap membahayakan. 

Kelima, orang yang berniat jahat pada kita.

Tuhan adalah nafas hidup kita, Dia oksigen kita. Kita harus selalu mencari Dia. Kita tidak dapat hidup sendiri, tidak berani. Karenanya, jangan tinggalkan jam-jam doa kita dan Firman-Nya. 

Tuhan Yesus memberkati

Erastus Sabdono

Orang yang menghayati bahwa Allah adalah oksigen hidupnya, akan selalu bergantung dan berlindung kepada-Nya.