Skip to content

Mewujudkan Tuhan di dalam Hidup

Saudaraku,

Tidak ada hal yang lebih besar, tidak ada hal yang lebih mulia, dari mewujudkan Allah di dalam hidup ini. Sedikit sekali, bahkan hampir tidak ada, tapi selalu ada walaupun sangat sedikit orang yang bertekad kuat untuk mewujudkan Allah di dalam hidupnya. Standar yang dimiliki orang pada umumnya adalah standar yang sangat jauh, rendah, bahkan belum bisa dikatakan berkualifikasi sebagai ber-Tuhan. Mewujudkan Allah di dalam hidup artinya benar-benar mengalami Tuhan. Bukan secara teori, melainkan di dalam pergumulan nyata dengan Tuhan. 

Tokoh-tokoh iman Perjanjian Lama tidak dipandu oleh buku rohani mana pun bahkan Kitab Suci belum ada, tetapi mereka mengalami Tuhan dan mewujudkan Tuhan secara nyata di dalam hidup mereka. Ini yang membuat kita mestinya berambisi merindukan kehidupan semacam itu, terutama kehidupan Tuhan Yesus, Juruselamat, Penebus dosa kita, yang memiliki pergaulan dengan Bapa. Tiada henti Bapa tinggal di dalam Dia dan Dia tinggal di dalam Bapa. Kesaksian yang dikemukakan oleh Yang Mulia Tuhan Yesus, apa yang dikerjakan Yesus, itu karena melihat Bapa.

Kita mestinya malu—khususnya para teolog—begitu banyak teori, tetapi tidak mengalami Tuhan. Bagaimana hal itu bisa dilihat? Ketika kita memiliki banyak kesenangan, apalagi hanyut dalam kesenangan tertentu, hanyut dalam hobi tertentu, pasti kita tidak mewujudkan Tuhan dalam hidup. Pasti tidak mengalami Tuhan. Orang yang mengalami Tuhan akan memiliki kehidupan yang begitu asyik dengan Tuhan. Tuhan benar-benar menjadi kebahagiaannya. Walaupun tidak memiliki harta, teman hidup, anak, gelar, pangkat, bahkan tidak dihargai oleh manusia lain, tidak masalah, sebab Tuhan adalah kebahagiaannya. Makanya kita harus mengalami Tuhan, bukan hanya berteori tentang Tuhan.

Saudaraku,

Kalau seseorang mewujudkan Tuhan dalam hidupnya, tidak mungkin dia hidup dalam dosa. Memang masih saja bisa salah, tapi dia tidak mungkin hidup di dalam dosa. Makin hari dia makin hidup kudus. Benar, kita masih memiliki nafsu yang merayap di dalam daging kita, masih ada rekaman-rekaman ambisi dan berbagai perasaan negatif di dalam diri kita, tapi kalau kita mengalami Tuhan, serius mewujudkan Tuhan di dalam hidup kita, maka dosa tidak akan bertahan di dalam diri kita. Kita tidak bisa berbuat dosa.

Dan tentu orang-orang yang mewujudkan Allah dalam hidupnya, pasti menjadi orang-orang istimewa Tuhan. Dan orang-orang yang istimewa ini, pasti mendapat perlakuan khusus dari Allah. Selama di dunia pasti terpelihara, walaupun banyak masalah, tantangan, tekanan, Tuhan pasti pelihara 100%. Dan kalau kita meninggal, Tuhan mengutus malaikat-malaikat kudus-Nya untuk menjemput kita pulang ke surga. Tidak ada kehidupan yang lebih indah, lebih agung, lebih mulia, dari orang yang mewujudkan Allah di dalam hidupnya. Ayo, kita mulai sungguh-sungguh mewujudkan Allah di dalam hidup kita.

Karenanya kita harus terus merenungkan dan menghayati kehadiran Allah dalam hidup kita setiap saat, bahwa kita hidup di wilayah Tuhan; di mana Tuhan sebagai Tuan Rumah, Pemilik Kehidupan dan Tuhan mau kita sungguh-sungguh berurusan dengan Dia. Maka kita harus benar-benar nekat dan ekstrem. Kalau tidak, tidak mungkin kita bisa mewujudkan Allah dalam hidup kita. Dunia kita satu-satunya haruslah Tuhan. Kalau kita berkata, “Dipermuliakan nama-Mu,” artinya kita membuat Tuhan paling berharga, paling mulia di dalam hidup ini. Kita pikirkan dan renungkan itu setiap waktu.

Roh Kudus akan menolong kita mewujudkan Allah yang tidak kelihatan di dalam hidup kita masing-masing. Dan inilah cara berkemas-kemas yang benar. Jika suatu saat kita meninggal dunia, maka di hadapan takhta pengadilan Tuhan, kita tahan berdiri karena memang kita sudah biasa bergaul dengan Allah. Dan di mata Allah kita tidak asing di mata-Nya, karena kita bergaul dengan Allah setiap hari, mewujudkan Allah setiap hari.

Teriring salam dan doa,

Pdt. Dr. Erastus Sabdono

Kalau seseorang mewujudkan Tuhan dalam hidupnya, tidak mungkin dia hidup dalam dosa.