Skip to content

Menjual Diri

Saudaraku,

Menjadi kodrat manusia pada umumnya untuk mencari harkat dan martabat yang dibangun di atas penghormatan dan penilaian manusia. Hal ini sama artinya bahwa pada umumnya setiap orang memasang tarif dan menjual dirinya terhadap dunia ini. Menjual diri maksudnya berusaha agar dirinya mendapat penghormatan atau penilaian yang sesuai dengan apa yang diingininya, biasanya seiring dengan atribut-atribut lahiriah yang dimiliki (pangkat, gelar, penampilan, kekayaan dan lain-lain). Segala sesuatu yang diusahakan adalah usaha untuk menaikkan nilai diri di mata manusia, bukan di mata Alah.

Tetapi pada umumnya orang tidak menyadari hal tersebut, mereka menganggapnya wajar. Tentu dengan demikian berarti mereka tidak berusaha untuk mencari penghormatan dan penilaian dari Allah. Sebab kalau seseorang sudah mencari penghormatan dan penilaian dari manusia, maka ia pasti tidak akan mencari kehormatan dari Allah. Berkenaan dengan hal ini Tuhan Yesus berkata, “Bagaimanakah kamu dapat percaya, kamu yang menerima hormat seorang dari yang lain dan yang tidak mencari hormat yang datang dari Allah yang Esa?” (Yoh. 5:44). Dari pernyataan ini, Tuhan menunjukkan bahwa seorang anak Tuhan harus berusaha mencari hormat yang datang dari Allah, bukan dari manusia. Hal itu merupakan ekspresi dari percayanya kepada Tuhan.

Jadi, kalau orang masih mencari hormat dari manusia berarti ia belumlah menjadi orang percaya yang benar. Tuhan Yesus sebagai teladan hidup kita menyatakan bahwa Diri-Nya tidak mencari hormat dari manusia (Yoh. 5:41). Ia mengosongkan diri menjadi manusia yang dalam segala hal disamakan dengan manusia biasa. Bahkan Ia mati di kayu salib dengan sangat terhina (Flp. 2:5-7). Dengan cara inilah Ia memuliakan Allah Bapa di surga. Dan karena Ia memuliakan Allah Bapa, maka Ia pun juga dimuliakan (Yoh. 8:54).

Menjadi orang percaya berarti menjadi pribadi yang akan dimuliakan bersama-sama dengan Tuhan Yesus. Dengan demikian standar hidup yang harus dimiliki oleh orang percaya adalah standar hidup yang dikenakan oleh Tuhan Yesus. Sungguh sangat menyedihkan, kalau perjalanan hidup yang dijalani banyak orang hanya untuk mencari kehormatan bagi dirinya sendiri dari dunia. Kemiskinan cara berpikir dan gaya hidup ini juga berjangkit dalam kehidupan para pelayan jemaat; pendeta-pendeta yang berebut kursi pimpinan dalam lingkungan sinode gereja. Sehingga di gereja terdapat praktik-praktik seperti kegiatan politik sekuler. Semua itu disebabkan karena ambisi mau menjadi orang terhormat di antara pendeta lain. Kalau pemimpin gereja terjebak dalam kubangan tersebut, lalu bagaimana dengan jemaat?

Teriring salam dan doa,

Dr. Erastus Sabdono

Menjual diri maksudnya berusaha agar dirinya mendapat penghormatan

atau penilaian yang sesuai dengan apa yang diingininya