Mestinya kehidupan kekristenan kita tidak akan pernah menjemukan kita. Mestinya kehidupan kekristenan kita selalu menggairahkan. Sebab kehidupan Kristen yang benar itu berdinamika, artinya setiap hari pasti ada hal-hal yang baru, setiap hari pasti ada hal-hal yang tidak sama dengan pengalaman yang telah kita jalani sebelumnya. Sebab perjalanan kita mengikut Yesus adalah perjalanan perubahan. Setiap hari mestinya ada perubahan. Ibarat sebuah perjalanan, pasti ada pemandangan baru dan itu mengasyikkan, tidak menjenuhkan, dinamis, berdinamika.
Kalau kita merasa hidup kekristenan kita menjenuhkan, membosankan, menjemukan, maka kita harus introspeksi diri karena pasti ada yang tidak beres. Biasanya orang-orang yang mengalami stuck dalam pertumbuhan iman akan mulai merasa jenuh, bosan dan mengarahkan dirinya pada berbagai fokus kesenangan. Dan hal ini sangat berbahaya, sebab menarik orang dari hadirat Allah dan dari persekutuan dengan Tuhan, memisahkan, menjerumuskan, dan membuangnya ke dalam api kekal.
Lalu bagaimana kita bisa memiliki hidup yang dinamis dalam kekristenan dan tidak mengalami kejenuhan? Itu tergantung diri kita. Sebab Tuhan sudah menyediakan berkat-berkat rohani-Nya setiap hari. Allah yang dinamis, Allah yang menyediakan berkat-berkat kekal-Nya bagi kita setiap hari. Jadi tergantung apakah kita melangkah terus mengadakan perjalanan atau kita hanya mau pasif. Mengapa orang tidak bergairah menjadi orang Kristen? Sebab ia tidak memiliki langkah-langkah konkret untuk memiliki hidup kekristenan yang berdinamika indah.
Sejatinya, kita yang menciptakan, kita yang membuat dinamika hidup kekristenan kita menjadi indah. Kita tidak boleh melakukan hal-hal yang Tuhan tidak kehendaki. Kita buang segala kebiasaan atau rutinitas hidup yang tidak sesuai dengan kehendak Allah dan kita belajar untuk memiliki rutinitas hidup yang benar. Seperti bangun pagi, kita berdoa, membaca Alkitab, kita tidak menonton apa yang tidak perlu kita tonton, kita tidak mendengar apa yang tidak perlu kita dengar, kita mulai selektif dengan orang-orang yang kita bisa ber-fellowship, kita mencegah mulut kita mengucapkan kata-kata yang tidak patut dan tidak perlu, kita membersihkan mata kita dari pandangan yang salah, tentu juga kita terus mengoreksi pikiran kita, hati kita agar tidak dimasuki hal-hal yang najis.
Dan kita bisa membuang semua yang Tuhan tidak kehendaki. Setelah itu pasti Tuhan akan menuntun kita di pengalaman-pengalaman baru yang indah. Tuhan akan membawa kita kepada dinamika hidup kekristenan yang benar. Jadi kita tidak pernah sama. Seperti fisik mengalami pertumbuhan, seperti makhluk hidup mengalami pertumbuhan, tidak pernah sama. Setiap hari pasti ada hal-hal yang baru. Sekarang masalahnya, tidak sedikit orang yang berubah menjadi buruk, dan kalau hal itu berlangsung terus-menerus sampai pada titik tidak balik (point of no return) di mana ia tidak akan pernah menjadi orang Kristen yang benar.
Seseorang bisa merasa tetap sebagai orang Kristen, aktivis gereja, bahkan pendeta, tetapi dia tidak memiliki dinamika hidup anak-anak Allah, ia tidak bertumbuh ke arah kesempurnaan, yaitu dipenuhi Allah dan serupa dengan Yesus. Apakah hidup kita menjadi bergairah atau tidak, tergantung dari kita. Jangan menunggu gairah itu, ciptakan gairah itu. Dari pihak kita, ciptakan gairah untuk mencintai Tuhan, meninggalkan dosa dan kesenangan-kesenangan dunia. Itu harus kita lakukan. Kita mesti melangkah dan bertindak. Dari pihak Tuhan, pasti Ia memenuhi bagian-Nya.
Jangan kita menunggu bagaimana punya gairah untuk berdoa, membaca Alkitab, melayani, hidup suci; jangan tunggu gairah itu. Kita yang harus menciptakan gairah itu, kita bangun, kita kobarkan dari diri kita sendiri. Dan Allah akan memberikan kepada kita tuntunan dan bimbingan-Nya, sehingga gairah itu dimurnikan, dikuduskan, disempurnakan oleh Allah. Dan ini menjadi berita baik bagi kita yang selama ini merasa stagnan, mentok tidak bertumbuh, mulai tidak bergairah, jenuh, bosan, dengan hidup kekristenan kita. Mari kita perhatikan dengan serius suara Tuhan dan nasihat Tuhan ini.
Efesus 5:14, “Bangkitlah kamu yang tidur, maka Allah akan bercahaya atasmu.” Jadi jangan menunggu cahaya itu datang, kita yang harus bangkit terlebih dahulu. Sebab kitalah yang harus mulai membangun kehidupan yang berkenan kepada Tuhan. Banyak orang yang telah terlena dengan kesenangan dunia. Ia tidak pernah mengobarkan, membangkitkan semangat, gairah. Bagi kita yang sudah ke gereja, sudah melayani, sudah aktif, tetap harus terus mengobarkan gairah itu. Ingat, kita yang mengobarkan gairah itu. Jangan menunggu gairah itu datang, tapi bangkitkan gairah itu dan Allah akan menyempurnakan.
Kalau kita merasa hidup kekristenan kita menjenuhkan, membosankan, menjemukan, maka kita harus introspeksi diri karena pasti ada yang tidak beres.