Tuhan itu hidup, Tuhan itu nyata. Perlakukanlah Dia sebagai Pribadi yang hidup. Kita harus sediakan waktu untuk bertemu dengan Tuhan setiap hari. Di tengah kesibukan hidup kita, kita pasti memiliki waktu. Orang sering berkata ada me time; “Itu waktuku untuk rileks.” Me time kita yang benar itu di hadapan Allah. Me time kita bukan untuk nonton film drama, film horor, film thriller. Me time kita itu di hadapan Tuhan. Me time orang percaya yang benar itu di hadapan Tuhan. Kalau tidak di hadapan Tuhan, maka itu bukan me time.
Apalagi kalau kita ke tempat yang salah, itu satan time, dark time. Kita mau ada di hadirat Tuhan. Kita mau menjadi kekasih Tuhan, mau menjadi umat pilihan Tuhan. Kita harus punya me time bersama Allah di hadirat Tuhan. Dan me time kita saat kita ada di hadirat Allah, akan menstimulasi, merangsang, menarik kehidupan di hadapan Allah setiap saat. Selanjutnya, selain kita ke gereja on site, berdoa, juga mengisi waktu kita dengan mendengarkan khotbah. Khotbah-khotbah yang tentu mengubah.
Banyak pembicara yang dapat didengar di Youtube. Tetapi kita harus selektif. Mintalah petunjuk Tuhan, kepada siapa kita memercayakan pemeliharaan rohani kita. Tentu ke Tuhan, tetapi Tuhan memakai manusia. Kita harus selektif, teliti akan siapa yang kita dengar. Dengarkan khotbah, dengarkan lagu rohani yang baik, yang membangun iman. Jangan dengarkan lagu-lagu yang membuat kita jadi mellow, ingat pacar lama, ingat gebetan waktu masih hidup dalam dosa. Itu akan membangkitkan chemistry dosa di dalam diri kita.
Jadi, isi pikiran kita dengan firman, lagu-lagu rohani, bukan dengan “sampah.” Lalu, bergaullah dengan orang yang takut akan Allah. Miliki komunitas orang-orang yang mencari Tuhan, bukan orang-orang yang tidak mencari Tuhan, yang obrolannya macam-macam. Politik, horor, mengenai para artis, mengenai hobi ini, hobi itu; barang ini, barang itu. Semua itu mengotori pikiran kita dan menjadi sampah busuk yang membuat busuk pikiran dan hati kita. Jangan bergaul dengan mereka. Bergaullah dengan orang-orang yang takut akan Allah. Orang yang takut akan Tuhan, yang akan membuat kita tergarami takut akan Tuhan. Tidak semua orang Kristen takut akan Tuhan. Bahkan, tidak semua aktivis atau pendeta takut akan Tuhan.
Jangan kita pikir karena dia aktivis, pelayan jemaat, atau bahkan pendeta, kita bergaul biar mendapatkan input; masukan yang baik, insight-insight rohani yang membangun, ternyata tidak. Memang asyik kalau sudah kumpul, yang dibicarakan itu kesalahan hamba Tuhan atau kesalahan pendeta. Apalagi kalau pendeta besar. Kalau pendeta dengan umat 10 orang, 15 orang, mungkin asyik juga. Tetapi kalau pendeta yang jumlah jemaatnya banyak, pendeta yang besar, kita seakan-akan bisa menjadi ikut besar, dan itu tipu daya Iblis.
Bergaullah dengan orang yang takut akan Allah. Walaupun dia bukan seorang pendeta, bukan seorang aktivis, orang biasa; jemaat awam, bukan orang kaya, tetapi ketulusannya, kemurnian hatinya bisa menulari kita. Kalau kumpul dengan orang-orang hebat karena hartanya banyak, kenalannya pejabat, boleh. Tetapi tidak semua mereka baik-baik. Kalau pengusaha biasa menipu orang, biasa kolusi dengan pejabat, itu artinya bengkok. Memang orang-orang seperti itu biasanya pintar menyembunyikan perasaan, menyembunyikan identitas, diplomasinya tingkat tinggi biasanya. Tetapi, spiritnya itu buruk. Kita mendapat impartasi spirit yang buruk.
Senang bergaul dengan pejabat-pejabat, itu bagus. Ada pejabat-pejabat yang baik, yang tulus, yang cinta rakyat, mengabdi kepada bangsa negara dengan baik. Tetapi, tidak sedikit juga yang hatinya jahat. Yang memeras orang, yang menyangkal, mengingkari sumpah jabatannya. Jangan karena dia seorang pejabat tinggi, kita merasa nyaman bergaul dengan mereka. Roh kita rusak, nanti. Bergaullah dengan orang-orang yang membagi karakter ilahi. Kiranya kita juga memiliki karakter ilahi untuk bisa menulari orang-orang lain.
Seluruh hidup kita harus diisi dengan usaha terus-menerus untuk hidup tidak bercacat, tidak bercela, hidup kudus. Hal inilah yang membuat kita menjadi kekasih Tuhan, artinya bisa berjalan dengan Tuhan. Kalau kita serupa dengan Yesus, kita baru bisa berjalan dengan Allah. Allah berkata: “Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.” Sering kita ini sembarangan mengucapkan kalimat, sembarangan bertindak. Bagaimana kita bisa berjalan dengan Allah, kalau kita masih sembarangan? Orang-orang yang berjalan dengan Allah itu, orang yang harus kudus. Kekudusan adalah kapital; ini modal hidup kita. Allah pasti akan membela orang-orang yang sungguh-sungguh berjalan dengan Dia, menjadi kekasih-kekasih-Nya. Kita tidak berseru minta tolong pun, Tuhan pasti menolong kita. Kita tidak berseru minta tolong pun, Tuhan pasti pedulikan kita.
Allah pasti akan membela orang-orang yang sungguh-sungguh berjalan dengan Dia, menjadi kekasih-kekasih-Nya.