Jangan sampai ada kebahagiaan yang melampaui kebahagiaan kita akan Tuhan. Kalau kita menjadi kekasih Tuhan, kita tidak minta tolong apa-apa pun, Tuhan pasti menolong. Tuhan pasti membela kita karena kita adalah anak kesukaan, anak kesayangan Tuhan. Jadi yang pertama, jangan memberontak kepada Tuhan, yaitu dengan hidup suci. Jaga perkataan, perbuatan, seluruh perilaku hidup kita. Yang kedua, jadikan Tuhan sebagai kebahagiaan hidup satu-satunya. Kebahagiaan yang lebih dari segala kebahagiaan, sehingga kita rela kehilangan siapa pun dan apa pun, asal tidak kehilangan Tuhan.
Namun, ini penting untuk kita ketahui bahwa Tuhan bertindak sesuai dengan jadwal-Nya. Jadi, jangan berpikir bahwa kita bisa mengatur Tuhan. Kalau kita sudah berusaha hidup suci dan mencintai Tuhan lebih dari apa pun dan siapa pun, maka Tuhan menggarap kita. Bagaimana menjadikan kita sebagai anak-anak yang berkualitas melalui masalah-masalah hidup yang kita hadapi. Saat ini, pasti ada di antara kita yang punya masalah-masalah berat. Rasanya langit hidup sudah hampir rubuh, bahkan rubuh. Ingat, tidak ada sesuatu yang boleh kita katakan rubuh.
Selama kita masih bersama dengan Tuhan, kita masih eksis, kita masih hidup. Kita percaya bahwa kita dipelihara Tuhan, dengan pemeliharaan-Nya yang sangat sempurna. Jadi, kalau kita ada dalam keadaan terancam dan rasanya hancur, percayalah itu hanya ‘nyaris.’ Tuhan sering mengizinkan kita dalam keadaan seperti itu. Seperti bangsa Israel yang sengaja dibawa Tuhan di pantai laut Kolsom. Mereka berjalan sesuai dengan petunjuk Tuhan. Namun, tentara Firaun masih bisa mengejar, mereka tidak bisa lari ke kanan atau ke kiri karena perbukitan terjal tinggi, kecuali tenggelam ke laut Teberau.
Mengapa Tuhan mengizinkan hal itu? Karena Tuhan mau menunjukkan kemuliaan-Nya. Seperti Tuhan sengaja membawa bangsa Israel ke tempat di mana tidak ada air. Tuhan mau menunjukkan kemuliaan-Nya. Jadi, kalau Tuhan membawa kita ke dalam satu situasi yang kita rasanya akan hancur, itu hanya nyaris. Tuhan pasti akan memedulikan kita. Tidak bisa tidak, Tuhan tidak mungkin tidak membela kita. Tuhan itu bukan saja baik, tetapi sangat baik. Jadi, kalau kita sudah hidup suci, kita mencintai Tuhan dengan benar, jalan saja; kita pasti aman.
Tuhan menjadikan keadaan-keadaan yang sulit itu mendewasakan kita. Namun, ingat, jangan memaksakan waktu dan cara yang kita mau. Bagian kita adalah hidup suci dan menjadikan Tuhan kebahagiaan. Di luar itu, biar Tuhan yang beracara; bukan kita. Dua hal ini akan menggiring kita ke Rumah Bapa dan itu adalah nilai yang tinggi sekali, tak bisa diukur oleh apa pun. Lalu kita mau mencintai Tuhan lebih dari mencintai siapa pun dan apa pun. Kita harus terus kembangkan itu dalam diri kita. Nanti Tuhan akan menjadi lebih nyata dalam hidup kita.
Kalau Tuhan kita rasakan lebih nyata, hati kita semakin kuat. Ketika kita menghadapi persoalan-persoalan berat, ancaman-ancaman yang nyaris membuat kita jatuh, tetapi kita tidak akan jatuh, karena Tuhan genggam tangan kita, Tuhan akan melindungi dan menjagai kita. Percayalah. Satu hal yang indah sekali adalah ketika kita nanti melihat pertolongan Tuhan pada waktunya. Kita akan melihat bukti pertolongan Tuhan, yaitu waktu Tuhan membela kita. Pada saat itu, kita merasa berutang.
Kita merasa berutang kebaikan, sampai merasa berutang kehidupan. Kalau sudah merasa berutang, kita tidak lagi berurusan dengan Tuhan hanya untuk meminta berkat, untuk mengeksploitasi Tuhan atau memanfaatkan Tuhan. Sekarang kebalikannya, kita yang mau dimanfaatkan oleh Tuhan. Tadinya kita selalu hanya mengharapkan pembelaan dari Tuhan, tetapi sekarang yang kita lakukan, kita membela Tuhan. Dari menuntut pembelaan Tuhan, sekarang kita memberi pembelaan untuk Tuhan.
Sejatinya, Tuhan tidak butuh tenaga kita. Namun, dalam anugerah-Nya, Tuhan berkenan memberikan kepada kita kesempatan untuk melayani dan membela Tuhan. Ini yang luar biasa. Kesempatan seperti ini adalah kesempatan yang tidak pernah akan terulang selama-lamanya, jika kita tidak memanfaatkannya. Jadi, setelah kita hidup suci, kita menjadikan Tuhan kebahagiaan kita, kita menjadi kekasih Tuhan, pasti Tuhan membela. Setelah Tuhan membela, kita merasa berutang. Berutang kebaikan dan pembelaan Tuhan. Kalau kita sudah berutang pembelaan Tuhan, maka kita sekarang akan ganti membela Tuhan.
Cara membela Tuhan adalah dengan menjadi berkat bagi orang di sekitar kita, yang kepada mereka, kita memancarkan kemuliaan Allah. Hal ini menjadi kebahagiaan hati Tuhan, kalau diri-Nya dipancarkan di dalam dan melalui hidup kita. Dengan cara demikian, kita melayani Tuhan, yaitu melayani perasaan-Nya. Tuhan mau menjangkau, menjamah orang-orang di sekitar kita melalui kita, di dalam hidup kita. Ingat, ini adalah kesempatan yang berharga. Jika kita melakukannya, maka kita menjadi orang yang layak disambut dalam kemuliaan bersama dengan Tuhan Yesus nanti.
Cara membela Tuhan adalah dengan menjadi berkat bagi orang di sekitar kita.